spot_img

Ketua PCNU Sumenep: Program Kerjasama NU Harus dengan Cara NU

- Advertisement -

Kota, NU Online Sumenep

Ketua PCNU Sumenep KH. Pandji Taufiq dalam forum Ta’aruf dengan Lembaga di lingkungan PCNU Sumenep pada Ahad (15/1) di Kantor PCNU menuturkan bahwa selain lembaga ada yang namanya Banom (Badan Otonom) yang masih merupkan rumpun NU hanya PD-PRT berbeda.

Menurut beliau NU bukan organisasi recehan pinggir jalan. NU punya aaturan main kelembagaan yang sudah jelas digariskan oleh Muktamar NU, meski memang disadari masih ada badan khusus yang perlu diperjelas seperti Kemaritiman, Aswaja Centre, JRA yang garisnya perlu mendapat legitimasi Muktamar.

Lembaga, kata beliau adalah perangkat departementasinya NU sebagai kaki tangannya NU dalam melaksanakan kebijakan organisasi.

“Lembaga harus seragam, arah, gerak dan langkahnya dengan otak besarnya Nahdlatul Ulama”, ujar alumni Annuqayah ini.

Dalam mengabdi pada organisasi beliau mengingatkan bahwa penguruslah yang harus ikut NU bukan sebaliknya.

“Bukan NU ikut Panji, tapi Panji ikut NU. Karena tracknya NU sudah jelas. Kalau ada pengurus NU tak jelas bukan karena NU-nya yang tidak jelas tapi oragnya yang tidak jelas”, tambahnya lagi.

Ketua yang sudah menjabat tiga kali periode ini mengibaratkan mengabdi di NU seperti mengabdi di Pondok Pesantren. Pengasuhnya bernama Syuriyah, Kepala Pondoknya bernama Tanfidziyah. Kepala pondok harus menjadi pelaksana kebijakan umum pengasuh pesantren.

Beliau bercerita tentang kronologi perjalanan penyusunan pengurus mulai team formatur menghasilkan harian Syuriyah Tanfidziyah. Dilanjutkan penyusunan kepengurusan lembaga dalam beberapa pertemuan. Lembaga harus senafas dengan arah gerak Tanfidziyah.

“Kita sudah punya hasil Konfercab yang telah diputuskan setelah melalui lokakarya renstra. Hasil itulah yang akan menjadi ladang amal kita selama lima tahun ke depan,” tambahnya.

Dalam hitungan beliau, jumlah semua pengurus lebih dua ratus orang. Jumlah yang banyak untuk menggerakkan organisasi.

“Lembaga ini pelaksana, pengendalinya jajaran ruasa’. Setiap desah nafas lembaga harus bersama dengan Pengurus Cabang NU Sumenep,” pintanya penuh harap.

Beliau juga menambahkan, bahwa lembaga dalam membangun kerjasama dengan pihak luar yang terpenting memerhatikan cara NU, bukan hanya soal programnya.

“Ekstrimnya, meski dengan syetan sekalipun tapi caranya tetap cara NU, lakukan kerjasama. Meski dengan malaikat tapi caranya menggunakan cara syetan, jangan lakukan”, dawuhnya tegas.

Dengan cara NU maksud beliau adalah sesuai dengan garis AD, ART dan POA serta akhlaq NU yang diwariskan oleh sesepuh dan muasssis Nahdlatul Ulama.

“Kalau ada program, tapi menggunakan cara orang lain yang tak sejalan dengan NU lebih baik tidak dilakukan”, pungkasnya mengagumkan.

Kontributor: Ach Subairi Karim

Editor: Firdausi

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas
Pemimpin Redaksi NU Online Sumenep
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...