spot_img
Categories:

Tiga Organisasi Pra Terbentuknya NU Harus Dikembangkan Nahdliyin Masa Kini

- Advertisement -

Batang-Batang, NU Online Sumenep

Acara Istigasah dan pertemuan koperasi Ranting NU desa Banuaju timur terkesan istimewa pekan ini. Pasalnya kegiatan pada Hari Jumat, (22/01/2021) tersebut dihadiri Ketua Rais Syuriah MWCNU Kecamatan Batang-Batang. Acara tersebut bertempatkan di rumah salah satu anggota di desa Banuaju Timur.

Pada acara tersebut, Kiai Moh. Ishaq selaku Rais Syuriyah MWCNU Batang-Batang memberi tausiyah ke-NUan di hadapan para jamaah. Beliau menjelaskan bahwa NU berdiri di Indonesia setidaknya melalui tiga fase pra organisasi.

Yang pertama; Nahdlatul Wathan. Organisasi ini berdiri pada sekitar tahun 1916 dimana Indonesia masih dalam pangkuan Hindia Belanda. Berdirinya Nahdlatul Wathan merupakan perwujudan kecintaan muassis Nahdlatul Ulama terhadap negara Indonesia.

Beliau menceritakan bahwa perilaku mencintai negara sejatinya sejalan dengan perilaku Nabi Muhammad SAW ketika itu nabi yang sangat mencintai Madinah. Maka, tidak heran jika spirit kecintaan tersebut tertular pada generasi Nahdliyin saat ini.

“Kanjeng Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya saat cinta terhadap Madinah, beliau ketika bepergian pasti pulang dengan keadaan targesa-gesa. Hal tersebut dilakukan hanya untuk memastikan bahwa Madinah dalam keadaan baik-baik saja. Maka kecintaan tersebut yang mendorong Muassis Nahdlatul Ulama untuk cinta terhadap NKRI. Tidak heran jika generasi nahdliyin sering mengatakan bahwa NKRI harga mati,” tuturnya.

Yang kedua; Taswirul Afkar. Organisasi ini berdiri pada tahun 1918. Beliau lanjut menceritakan, kala itu ulama- ulama dan pondok pesantren tanah air mulai diserang oleh wahabi, untuk mengimbangi ideologi-ideologi wahabi tersebut, terbentuklah organisasi taswirul afkar sebagai simbol perlawanan ulama.

“Waktu itu wahabi sangat gencar melakukan serangan terhadap pesantren dan ulama. Maka ulama-ulama kita membentuk Taswirul afkar,” lanjutnya.

Yang ketiga; Nahdlatul Tujjar, organisasi ini berdiri sekitar tahun 1920. Proses berdirinya organisasi ini dilatar belakangi adanya kekhawatiran terhadap ekonomi negara. Ada semacam gerakan oleh ulama dan pedagang-pedagang Muslim kala itu atas kekhawatirannya terhadap ekonomi yang dikuasai kapitalis dan para penjajah.

“Masa itu ekonomi Indonesia dikuasai kapitalis dan para penjajah. Maka, ulama dan pedagang muslim memulai gerakan. Saat ini, perlu kiranya kita tetap menjaga kemandirian ekonomi warga nahdliyin. Salah satu tindakan nyata dari kita dengan giatnya koperasi Nahdlatul Ulama mulai dari pusat hingga ranting,” tutur beliau.

“Dari tiga berdiri organisasi pra NU tersebut pada akhirnya meng-ilhami perjuangan dan berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Nahdlatul Wathan sebagai bentuk kecintaan terhadap negara, Nahdlatul Tujjar sebagai benteng kemandirian ekonomi warga nahdliyin, sedangkan Taswirul Afkar sebagai penjaga ideolagi umat Islam dari kikisan ideologi wahabi,” tegasnya.

Abdul Warits

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...