spot_img
Categories:

Puisi-puisi R. Qusyairi

- Advertisement -

Mewaktu

Aku ada di atas
Dekat dengan langit
Tengadah menjerit

Wajahku mematung pias
Angin menampar
Sengit hati terdampar

Mataku kaku ditatap
Memerah dada terhempas
Ceracau batin lekas

Engkau yang jauh mendekat
Aku peluh luruh tak tetap
Wajah takdir sedang bersitatap

Pojok ruang, Juni 2021

Merdeka

Katamu merdeka itu
Mengerikan dan hilangkan daya
Pijar lembut
Tiada dengan sendirinya

Katamu merdeka itu
Berkacak pinggang
Membungkam opini orang
Tengkurap mengubur kedunguan

Katamu merdeka itu
Berkelindan
Di wajah perempuan-perempuan
Wanita tak kebagian

Aku perempuan
Lantas bagaimana?
Menolak lupa
Atau biarkan jadi kelebat saja

Tak jadi soal
Merdeka atau pun tidak
Rasa tetap rasa
Tak suka tetap berakhir luka

Pojok ruang, Juni 2021

Kaku Kaki Kita

Alihkan mata
Jangan membaca
Judul kita

Resapi ampas
Buang suara
Nikmati aroma

Kaki kita kaku
Beradu hentakan sepatu
Bumi membisu

Rupanya Tuhan mengintip
Pantulannya bercerita
Jadi riak di kaki sungai

Entah apa yang menawan
Sebatas kaki kaku
Mungkin karena milik kita

Pojok ruang, Juni 2021

Maniak

Arahmu yang ingin
Menyerupai arah angin
Serdadu kau lipat
Ingin melihatnya dekat

Jarakmu sejauh senja dan fajar
Serumit cerita Layla-Qois
Majnun berputar-putar
Sukar menangkap titik terang

Padahal Tuhan dekat
Egomu menahan untuk terpikat
Berkata sudah memang tak mudah
Seolah sulur memintal kaki-kaki nakal

Segeralah mandi ke hulu
Mintakan kesegaran
Jadikan tunduk rasa dan akal
Maka rengkuh jadi kepastian

Pojok ruang, Juni 2021

Cerita untuk Ayah

Sebelum pergi
Anakmu menyimpan cerita
Tentang sosok yang datang
Lalu pergi kemudian

Ayah jauh
Ada banyak peluh terjatuh
Asinnya aku jilati
Rasanya persis seperti air mata

Orang itu tidak ayah kenal
Adanya timbul tenggelam
Kadang membahagiakan
Tak jarang pula menghujam

Sebelum nyawa meregang
Anakmu mengikat janji
Entah picik atau suci
Rasa ini menunggal

Menyertai jejak kepergian
Karena anakmu ingin tenang
Dengarkan sayup-sayup
Bait doa yang basah kuyup

Yah, rasa menelantarkan anakmu ke rimba
Merambat mengakar ke ulu hati
Dan harusnya cerita ini
Didengar sebelum kematian ayah menghampiri

Pojok ruang, Juni 2021

Seloroh

Tahi lalat dekat mata
Gurat alis saat tertawa
Persis terlukis rupa kita

Merah padam ketus ucapan
Pantang mundur jatuhkan lawan
Tercetak watak wajah serupa

Seolah tidak senyatanya iya
Menahan gelak agar tak kalah telak
Membuncah lelocon setelah turun cerita

Dasar kita!
Kata mereka

Pojok ruang, Juni 2021

Di Matamu

Aku bersisian dengan masa lalu
Meringkuk tak pasti
Serupa katak bertapa
Di ambang harapan bersayap
Atau sebaliknya

Aku diguncang banyak organ
Seolah memaksa keluar perlahan
Bersama kotoran-kotoran
Yang kental

Sering kali aku kedinginan
Malam hari masa lalumu mencengkram
Juga saat kerontang
Teriknya bayangan itu membakar

Aku bersumpah atas nama cinta
Kasat tapi nyata adanya
Berikrar tak memilki pun tak apa
Tumbuh-tumbang bukan perkara

*Nyantri di Annuqayah Latee 1. Mahasiswi INSTIKA. Anggota Cafe Latte 52. Penikmat kajian pinggiran.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...