Oleh: Muhtadi ZL
Judul Buku: Kitab Firasat
Penulis: Imam Fakhruddin ar-Razi
Penerbit: Turos Putaka
Tahun Terbit: II, Oktober 2019
Tebal Buku: 208 Hal.
ISBN: 978-623-7327-07-3
Manusia merupakan makhluk yang penuh dengan misteri. Hal ini tidak terlepas dari peran vital akal yang mengakomodir jalannya sitem kehidupan setiap individu. Tidak ayal, bilamana manusia selalu menjadi sebuah rujukan utama untuk mencari hal-hal baru demi menyingkap misteri yang terdapat di dalamnya.
Kemisteriusan tersebut —yang membuat manusia berbeda dari makhluk lain— lahir dari suatu kondisi yang tidak bisa (terkadang bisa) disangka-duga. Hal yang paling menonjol ialah sikap atau karakternya. Mengapa watak seseorang? Sebab karakter yang terdapat di dalam tubuh atau yang tidak berwujud tetapi mampu mengendalikan manusia secara utuh. Inilah yang membuat manusia memiliki keunikan tersendiri, sesuatu yang sangat sulit untuk diketahui dengan kasat mata, namun nyata dan mampu mencengangkan dunia.
Tidak heran bila zaman dulu, era sebelum Nabi Muhammad SAW dan setelahnya, hingga sekarang banyak yang mempelajari ilmu fisiognomi, atau firasat. Ilmu tersebut dikalangan ulama Arab sangat populer, terlebih suku Arab pedalaman—suku Arab Badui—yang sangat terkenal dalam menafsiri suatu fenomena dengan cara membaca angin dan bintang-bintang. Tidak heran bila ilmu ini dulu sangat familiar dikalangan bangsa Arab, karena digunakan sebagai petunjuk ketika sedang melakukan migrasi ke suatu daerah yang jauh.
Untuk kalangan sekarang, ilmu yang sangat bermanfaat ini tidak teramat populer atau digandrungi, sebab untuk mencari sesuatu tidaklah sulit, karena semua informasi atau pengetahuan hanya ada di genggaman; hanphone. Dari hal itulah ilmu firasat tidak begitu digunakan, karena secara akal, untuk menggunakan ilmu tersebut perlu belajar yang intens dan tekun serta melakukan eksperimen berkali-kali untuk menemukan hipotesa yang objektif lagi kongkret.
Sebab itulah, barangkali Imam Fakhruddin ar-Razi menulis sebuah buku “kitab turats” firasat guna memberikan pemahaman kepada seluruh umat manusia untuk lebih berhati-hati dalam mencari teman. Sebab karakter atau watak setiap orang tidak bisa ditebak. Dari polemik tersebut, pelopor fisiognomi dunia, tersebut mengajak para pembaca (manusia sekarang) untuk tidak melupakan ilmu pengetahuan, walaupun ilmu tersebut sudah dilampaui oleh teknologi yang tidak terbendung.
Dari buku “Kitab Firasat” ulama yang penuh dengan julukan dan gelar tersebut, ingin kembali menyadarkan kita melalui bukunya. Sehingga sangat dimungkinkan untuk menemukan sebuah hakikat dari pengetahuan, adalah belajar dan selalu mencoba ialah usaha atau kunci untuk menuju bisa.
Makanya, pemikir Sophocles mengatakan akan keautentikkan makhluk yang bernama manusia tersebut “Dunia ini penuh dengan hal yang menakjubkan. Namun, yang paling menakjubkan adalah manusia! “. Dari hal ini, kita bisa memahami bahwa manusia memang sengaja diciptakan untuk selalu menjadi bahan objek. Tidak heran bila dari buku ini yang secara ekplisit lebih kepada Firasat Khalqiyya, ilmu firasat yang lebih menekankan kepada sesuatu yang tampak, seperti bentuk mata, hidung, bibir, telinga dst. Ilmu ini, Firasat Khalqiyyah, penting sekali untuk dipelajari mengingat kejahatan kian merebak dan kerusakan moral di daratan ataupun di lautan makin merajalela. (hal.15)
Hal ini tidak terlepas dari kesulitan untuk mempelajari ilmu firasat yang lahir dari dalam mencari petunjuk untuk menyimpulkan watak seseorang. Sehingga dari ketelitian dan kehati-hatian beliau, ilmu yang esensinya sulit untuk dipelajari ini, hanya beliau kemukakan dengan salah-satu metode yang semua manusia bisa saja menerapkannya. Guna melindungi diri dan menjaga dari selimut masalah yang kian merebak tanpa arah. Meskipun buku ini ringkas dan tipis, tetapi buku ini secara rinci menjelaskan kunci-kunci untuk menyimpulkan kepribadian orang. Sehingga semakin dalam kita memahami dan mengimplementasikan isi buku ini, akan banyak manfaat yang akan dipetik untuk menggapai hidup yang sejahtera dan bermartabat.
* Muhtadi ZL, Penulis kelahiran, Gedangan, Sukogidri, Ledekombo, Jember. Sekarang sedang mendalami ilmu di PP. Annuqayah daerah Lubangsa.