Manding, NU Online Sumenep
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH. A. Pandji Taufiq menyampaikan, bahwa langkah dan gerakan yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep, khususnya di tingkat Ranting, sudah on the track atau sesuai jalur.
Penegasan tersebut disampaikan Kiai Pandji saat Konsolidasi Organisasi dan Bahtsul Masail PCNU Sumenep, Ahad (12/09/2021). Kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Al-Bajigur, Tenonan, Manding, Sumenep.
Kiai Pandji menyebutkan, bahwa kepengurusan PCNU Sumenep yang setahun belakangan telah berjalan hendaknya dijadikan ajang muhasabah. Salah satunya dengan melakukan intropeksi terkait program strategis yang telah diamanatkan saat konferensi. Amanat yang paling aktual ialah pemberdayaan ranting NU yang mayoritas berbasis di tingkat desa.
“Karena sejatinya kekuatan NU adalah di tingkat ranting atau desa, bukan MWCNU, PCNU, PWNU atau bahkan PBNU,” ujarnya.
Disebut demikian, menurut Kiai Pandji, karena ranting merupakan tingkat kepengurusan yang paling bersinggungan langsung dengan unsur masyarakat di akar rumput.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk ini menyatakan bahwa PCNU Sumenep telah mengadakan aneka ragam kegiatan di bulan Asyura, termasuk santunan anak yatim dan dhuafa. Dan santunan tersebut saat ini sudah mulai mentradisi di ranting-ranting NU.
“Mari teruskan kegiatan pemberdayaan ke ranting-ranting NU di Sumenep, sehingga nantinya tidak ada lagi anak yatim dan dhuafa yang lepas dari perhatian NU,” tambahnya.
Tidak hanya fokus pada santunan, bahkan ada pula salah satu ranting NU yang melakukan perbaikan jalan desa. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud kehadiran NU bagi kebutuhan masyarakat.
Bahkan, di momentum Asyura sebagian MWCNU dan ranting juga telah melakukan khatmil qur’an yang dilaksanakan di masjid-masjid dan mushala secara merata. Di bulan Safar, tradisi memperbanyak shadaqah bubur safar yang warna warni juga terus dilakukan.
“Saya kira, kegiatan yang beragam tersebut sudah berjalan sesuai on the track. Karena kehadiran NU atau jamiyah memang kebutuhan jamaah atau masyarakat, Mari berjamaah dan berjamiyah,” ajak Kiai Pandji.
Disebutkan pula, bahwa pengurus NU yang hebat itu bukan karena jabatan struktur NU-nya. Akan tetapi ia hebat, karena banyak karya dan pengorbanannya kepada organisasi.
“Hebat itu bukan karena jabatannya, akan tetapi lebih kepada pengabdian dan perjuangannya kepada organisasi atau jamiyah,” tuturnya.
Kiai Pandji juga mengatakan, pasca penurunan level kasus Covid-19 di Kabupaten Sumenep, dirinya menyebutkan kegiatan-kegiatan NU Sumenep mulai dilaksanakan kembali, seperti rapat dan lainnya. Tentu, dengan tetap menjaga syariat protokol kesehatan, pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak.
“Bahkan, kalau santri itu bukan hanya rajin cuci tangan, tapi juga dalam kesehariannya tidak batal wudhu,” ujarnya.
Editor: A Habiburrahman