Kota, NU Online Sumenep
Satu hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Desember 2022, seluruh kaum hawa terutama Nahdliyat memperingati Hari Ibu. Selain menghelat acara, memberi hadiah, mendapat hadiah dari anak, juga banyak kalangan perempuan memberikan ucapan dan pesan moril pada khalayak.
Kendati sederhana, ucapan yang tersebar di berbagai media sosial memiliki makna yang dalam. Sehingga pembaca bisa menyadari bahwa peran ibu sangat vital di keluarga.
Seperti halnya dilakukan oleh Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) NU Sumenep yang ikut serta mengucapkan Selamat Hari Ibu. Pihaknya mengucapkan sebagai bentuk ekspresi rasa kasih sayang pada ibu-ibu di seluruh pelosok pedesaan.
Jika ditelaah ucapan tersebut, menandakan bahwa perempuan tak selalu diidentikkan di kasur, di sumur, dan di dapur. Tentunya pesan ini memberikan nasihat pada kaum laki-laki tentang perjuangan perempuan, khususnya ibu yang menentukan nasib anak bangsa ke depan.
Bagi anak yang lokasinya berjauhan dengan ibunya. Jangan segan-segan menelfon ibu. Bagaimanapun ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sebaliknya, jika ibunya sudah tiada, maka ziarahilah dan doakanlah agar ibunya tenang di alam sana.
Berikut ucapan Fordaf NU Sumenep yang beredar di media sosial.
1. Nyi Hj Dina Kamilia, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Sumenep sekaligus penasihat Fordaf NU Sumenep. “Ibu adalah jimat dunia akhirat. Ratu yang tak bermahkota, tapi bertelapak surga.”
2. Ning Vivi Nafidzatin Nadhor, pemateri Fordaf NU Sumenep. “Perempuan perlu mematangkan diri, memiliki pendidikan tinggi bukan untuk menyayangi laki-laki, tapi agar bisa mendidik anak dengan kesiapan emosional, spiritual dan intelektual. Sebab perempuan akan menjadi baby sitternya Allah, yang dititipkan anak meski tidak semua perempuan melahirkan anak. Namun semua perempuan bisa menjadi ibu dari anak yang dikandungnya atau menjadi ibu dari anak didiknya.”
3. dr. Nyai Hj Virzannida Busyro, pemateri Fordaf NU Sumenep. “Di balik tampaknya keberhasilan para anak dan suami. Ada seorang wanita di belakangnya yang rela tidak tampak dan berjuang mati-matian. Seorang ibu yang usaha dan tirakatnya dimuliakan dimuliakan penghuni langit.”
4. Ning Wildia Nushaifi, pemateri Fordaf NU Sumenep. Ada syiir dari Hafidz Ibrahim tentang ibu
الأُم مَدْرَسَةٌ، إِذَا أْعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الْأَعْرَاقِ
Artinya: Ibu adalah madrasah. Jika kamu menyiapkannya, berarti kamu menyiapkan lahirnya sebuah masyarakat yang baik Budi pekertinya.