spot_img
Categories:

Di Mu’tamad 2022, Santri Annuqayah Deklarasikan Gerakan Eko Pesantren

- Advertisement -

Guluk-Guluk, NU Online Sumenep

Pagelaran Mu’tamad 2022 di Jakarta yang terlaksana pada Jum’at-Ahad (21-23/10/2022) telah diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementrian Agama Republik Indonesia.

Kegiatan itu diikuti oleh sejumlah santri, maha santri, alumni pesantren dan penggiat kajian pesantren di seluruh Indonesia yang lolos dalam seleksi Call for Paper, dan salah satunya adalah Faizatin selaku Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri Guluk-Guluk, Sumenep.

Tidak hanya menjadi panelis, ia juga berhasil menjadi nominator best presenting. Meski diakuinya, bahwa kegiatan ini ia ikuti lumayan mendadak dengan sedikit persiapan.

Faizatin bersyukur telah dipercaya menjadi nominasi best presenting di panel 5, yaitu tentang pesantren dan lingkungan hidup. Disebutkan, Mu’tamad ini ada 7 panel dengan sub tema yang berbeda-beda. Masing-masing panel ada 10-15 penelis. Jadi, total keseluruhan sekitar80-an.

“Dari masing-masing panel ini, diambil 1 orang untuk jadi best presenting, 1 orang untuk favorit presenting dan 1 orang untuk jadi best paper. Alhamdulillah di panel 5, kami terpilih di best presenting ini. Dari para panelis kami banyak belajar. Mereka benar-benar luar biasa. Ada dari Yogyakarta, Tasikmalaya, Makassar, Palu, Jember, dan ada dari Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) juga,” terangnya kepada NU Online Sumenep, Kamis (10/11/2022) di kantor pesantren setempat.

Diketahui, Call for Paper Simposium Mu’tamad ini terbagi menjadi 7 sub tema, salah satunya adalah Pesantren dan Lingkungan Hidup. Inilah sub tema yang diambil olehnya untuk kemudian disusun dalam riset.

“Dari 7 sub tema yang ada, kami mengambil Pesantren dan Lingkungan. Sengaja kami catut untuk memperkenalkan dan mengeksplorasikan langkah-langkah eko pesantren yang dilakukan di Annuqayah sebagai lembaga Keislaman yang berkomitmen pada hablum minal alam,” ujarnya.

Selain itu, dirinya mendeklarasikan bahwa yang dilakukan Annuqayah di bidang lingkungan adalah upaya mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan oleh para pendiri untuk melestarikan lingkungan. Hingga tercatat dalam sejarah bahwa Annuqayah berhasil memperoleh penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1981.

Baginya, warisan tersebut perlu mendapat perhatian luar biasa, khususnya para santri dari lintas generasi, untuk turut serta menjaga prasasti dari para pendiri. Dengan cara melanjutkan dan mempertahankannya, tentunya disesuaikan dengan konteks Annuqayah pada saat ini.

“Sampling dari gerakan ini, kami ambil di SMA 3 Annuqayah melalui Pemulung Sampah Gaul (PSG) dan di Lubangsa melalui Ekologi Lubangsa Putri (EL). Kami pikir waktu itu, meski karya ini tidak lolos, setidaknya perjuangan ini dibaca dan diketahui oleh tim selektor atau tim akademik di Jakarta. Alhamdulillah bi barokati Annuqayah, dari hampir 700 paper, kami masuk,” jelas Faizatin.

Diceritakan, kegiatan yang dilangsungkan selama tiga hari (21-23/11/2022) di Sunlake Hotel itu tidak hanya mengundang panelis yang sudah ditetapkan melalui seleksi Call for Paper, panitia juga mendatangkan para panelis khusus untuk sesi spesial panel seperti KH Rumadi Ahmad. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia yaitu H M Asrorun Ni’am. Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia yakni KH Abdul Moqsith Ghazali. Pakar hubungan antar agama, dan masih banyak yang lainnya.

Di forum tersebut, lanjutnya, Faizatin tidak hanya sharing dengan panelis yang lain, tapi bisa mendapatkan ragam ilmu dari para panelis di spesial panel. Diketahui, dalam setiap sesi, narasumbernya merupakan tokoh yang profesional, tentunya masih orang-orang pesantren. Diantaranya ada Kiai Rumadi sebagai tenaga ahli utama kantor staf presiden, ada Kiai Ni’am, Kiai Muqsith, dan masih banyak yang lain juga.

Tidak hanya menjadi penyimak para panelis, ia percaya diri mendatangi langsung beberapa panelis untuk memperkenalkan diri secara khusus. Ia berpikir kesempatan seperti itu harus benar-benar dimanfaatkan untuk menjalin silaturahim secara pribadi maupun kelembagaan.

“Waktu bertemu orang-orang penting itu, jarang sekali, khususnya bagi kami. Jadi, sayang sekali jika di kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Apalagi jauh-jauh dari Madura ke Jakarta. Kami percaya diri menghadap mereka, menyapa langsung, dan memperkenalkan diri, meminta foto, bahkan terlibat percakapan yang lebih panjang. Alhamdulillah dengan beberapa panelis, kami memperkenalkan diri secara khusus bahwa dari Annuqayah Guluk-Guluk Madura,” curahnya.

“Dari beberapa panelis, sudah mengenal Annuqayah, hanya saja dengan sebutan ‘Guluk-Guluk’. Jadi kalau kami menyebut Annuqayah, terasa asing atau berusaha menebak-nebak saja, kalau kami sebut dari Guluk-Guluk. Sontak seketika banyak orang mengetahuinya,” imbuhnya.

Kegiatan yang diselenggarakan tiga hari ini membuat panelis yang akrab dipanggil Fa, memiliki kesan tersendiri dalam pelaksanaan Mu’tamad. Menurutnya, mungkin karena vibesnya pesantren. Meskipun dilaksanakan di hotel, kesan pesantrennya itu tetap kuat.

“Awalnya kegiatan ini bakal dilaksanakan di salah satu pondok pesantren di Jakarta, tapi karena beberapa kendala kata pak Waryono, Direktur Pendis, dipindah ke hotel. Seakan-akan hotel rasa pesantren. Mungkin ini yang membuat kami cukup ekploratif untuk lebih percaya diri dalam semua sesi. Baik formal maupun santai, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Karena kali pertama bisa ikut Mu’tamad ini. Kesannya benar-benar masih segar begitu,” ucap alumni Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk Sumenep.

Berangkat dari kepercayaan diri, ia membuktikan dengan Hal tersebut dibuktikan dengan memberikan kesan dan rekomendasi di acara penutupan di hadapan seluruh peserta Mu’tamad 2022. Beberapa rekomendasi yang disampaikan antara lain.

  1. Memediasi panelis dari kalangan kiai sepuh dalam bentuk halaqah khusus, mengingat panelis yang lolos call for paper juga teridiri dari kiai-kiai sepuh, sebagai bentuk takzim generasi muda pesantren kepada mereka.
  2. Memproyeksikan rencana tidak lanjut (RTL) untuk pesantren dari hasil diskusi masing-masing panel, selain merevisi paper untuk dibukukan.
  3. Pagelaran bazar karya santri dari seluruh pesantren Indonesia di Mu’tamad selanjutnya.
  4. Rekomendasi yang barangkali akan direspon adalah Mu’tamad bisa dilaksanakan di Sumenep, Madura dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada. Rekomendasi terakhir ini ia sampaikan dengan sedikit humor.

Di Jakarta, Fa tidak hanya menghadiri Mu’tamad tapi hadir pada Kongres Aksara Pegon yang diresmikan oleh Menteri Agama di Harris Vertu Hotel Harmoni Jakarta. Malam ahad mengikuti Puncak Hari Santri di JIEXPO Convention Centre and Theatre Jakarta Utara. Turut hadir Menteri BUMN Bapak Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Uno, dan masih banyak tokoh-tokoh lain yang hadir malam itu. Juga dimeriahkan oleh Gus Azmi dengan grup Syubbanul Muslimin.

Ia berharap pengalaman ini bisa memantik semangat para santri Annuqayah untuk terus berpartisipasi dalam event-event nasional, terlebih yang diinisiasi oleh negara. Dirinya menegaskan, HSN membuktikan bahwa santri punya peran besar dalam membangun NKRI.

Menurutnya, jika ada ruang untuk mendeklarasikan peran santri, jangan disia-siakan. Ia pesan yang disampaikan Menteri Agama bahwa HSN menjadi simbol pengakuan negara atas perjuangan para santri terdahulu, dan tugas santri adalah melanjutkan perjuangan itu dengan mengambil peran di bidang apapun dalam kenegaraan. Sebab sejatinya santri itu multi talenta, asal ngajinya tekun.

“Mu’tamad ini menjadi salah satu ruang peran itu. Tentunya Annuqayah punya ruang di sini untuk menunjukkan pada dunia bahwa santri bisa hadir dalam seluruh ruang yang ada,” tutur Faizatin.

Sementara itu, KH Muhammad Shalahuddin A Warits selaku Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa memberikan tanggapan atas keikutsertaan salah satu santrinya.

“Kalangan muda-mudi, khususnya dari pesantren, manakala diberi kesempatan tentu akan berusaha maksimal dan menunjukkan amanah ilmiahnya. Melalui Mu’tamad, kami bersyukur salah seorang santri kembali menunjukkan sumbangsihnya untuk kemajuan pemikiran pendidikan keagamaan di Indonesia,” pungkasnya.

Editor: Firdausi

- Advertisement -
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep. Assalamualaikum warahmatullahi...

Asilah Bahtsul Masail NU Sumenep: Permainan Capit Boneka dan Dilema Seorang Nelayan

0
Batuan, NU Online Sumenep Bahtsul Masail dan Konsolidasi Organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep akan kembali digelar pada Minggu (13/6/2021) mendatang di Majelis Wakil...
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x