Pasongsongan, NU Online Sumenep
Pagelaran Gamelan Macopat menggema di acara peresmian Gedung KH Abdul Wahab Hasbullah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pasongsongan, Ahad (14/05/2023).
Salah satu seni musik tradisional Madura ini juga sekaligus menyambut kedatangan para tamu undangan. Baik dari jajaran Syuriah dan Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Forkopimka Pasongsongan, Lembaga dan Badan Otonom NU serta tokoh masyarakat setempat.
Gamelan Macopat ini merupakan bagian dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU MWCNU Pasongsongan. Beranggotakan sekitar kurang lebih 30 orang. Terdiri dari 14 orang penabuh gamelan dan 7 orang pembaca Macopat.
Ketua Lesbumi MWCNU Pasongsongan, Ahmad Jasimul Ahya’ menuturkan, Gamelan Macopat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari dakwah Islam di masa lampau. Melalui seni musik, sebagaimana yang dilakukan Walisongo, terbukti ampuh meng-Islamkan masyarakat Nusantara, tak terkecuali di Madura.
“Ini upaya kita untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya. Bahkan tak hanya melestarikan, melainkan juga menghadirkan dalam acara-acara resmi ke-NU-an. Sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial kebudayaan masyarakat,” ujarnya kepada NU Online Sumenep.
Kegiatan peresmian ini pun terbilang unik dan langka. Pasalnya, sang pembawa acara membuka sekaligus memandu jalannya acara sembari diiringi tabuhan gamelan. Layaknya pagelaran acara resmi kenegaraan nan megah.
Tak hanya itu, pembawa acara pun menggunakan bahasa lokal Madura. Seolah menghaturkan pesan tersirat, bahwa Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan sangat menjaga baik tradisi lokal. Memadukannya dengan nilai-nilai keagamaan sebagai ruh kehidupan sosial masyarakat.
Diketahui, hingga berita ini ditayangkan, acara peresmian Gedung KH Abdul Wahab Hasbullah MWCNU Pasongsongan masih berlangsung.
Editor: A. Habiburrahman