Pragaan, NU Online Sumenep
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Integratif Posko III Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), yakni terapi bekam gratis dengan tema ‘Back to Sunnah, Back to Nature, Kamis (17/9/2021) di balai Desa Pragaan Laok.
Ketua Posko III KKN Integratif Instika, Maulana Asyraf mengutarakan bahwa, kegiatan ini bekerja sama dengan mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) Politeknik Negeri Madura dan KKN Universitas Islam Jember.
“Untuk meningkatkan tubuh warga NU, kami sengaja memberikan terobosan baru dalam program ini. Karena saat ini masih dalam suasana pandemi,” ujarnya.
Tak hanya itu, dirinya bersyukur walaupun animo masyarakat kurang begitu responsif.
“Alhamdulillah, seluruh perangkat desa dan sebagian masyarakat mendatangi posko kami untuk dibekam. Kami juga menjelaskan pada warga tentang manfaat bekam sehingga mereka tidak takut dan menerima program kami,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Sya’rani menjelaskan, bekam akan merileksasi otot-otot yang tegang dan pusing. Terutama bagi warga yang memiliki riwayat hipertensi dan stroke.
“Sirkulasi darah semakin lancar. Jika diibaratkan sepeda motor lama tidak ganti oli. Nah oli bekas itu yang akan dikeluarkan oleh kami. Darah ini enam bulan satu kali memang otomatis diperbaharui oleh jantung. Tetapi darah yang kotor tetap, terutama bagi laki-laki yang beda dengan perempuan (tidak haid). Jalan keluarnya adalah lewat donor darah atau bekam untuk mengeluarkan darah kotor tersebut. Untuk perempuan, alangkah baiknya juga ikut serta dalam pendonoran darah atau pembekaman. Bahkan bisa menghindari penyakit kurap, kudis, korengan, jerawatan, dan penyakit kulit lainnya,” ungkap mahasiswa Akper Poltera Madura.
Dijelaskan pula oleh Wahyu, mahasiswa Akper Poltera Madura, terapi ini menggunakan alat bekam yang kini sudah didesain lebih modern sesuai anjuran medis. Bekam sendiri mempunyai tiga model pembekaman, yaitu bekam basah yang prosesnya dengan pelukaan titik bekam (sesuai keluhan penyakit) menggunakan alkohol dan jarum, kemudian meletakkan Cup di titik tersebut, lalu angin di cup tersebut disedot menggunakan alat tarik kop angin. Setelah itu ditunggu selama 30-45 menit untuk prosesnya. Setelah itu cup dibuka, dan darah kotor yang keluar dibersihkan.
“Untuk bekam kering, prosesnya sama seperti bekam basah akan tetapi tidak dikeluarkan darah kotornya. Sedangkan bekam luncur, prosesnya sama dengan bekam kering, bedanya Cup dijadikan sebagai kerokan menggunakan alat bantu minyak zaitun. Bagi warga yang takut suntikan jarum bisa menggunakan model bekam kering atau bekam luncur,” pungkasnya.