spot_img
Categories:

Harlah Ke-19 NU Online, Ini Refleksi Ketua LTNNU Sumenep

- Advertisement -

Batuan, NU Online Sumenep

NU Online sebagai media Nahdlatul Ulama kini memasuki usia ke-19 tahun. Sejumlah kalangan menyampaikan refleksi bergabung di media keislaman nomor satu di Indonesia tersebut. Salah satunya ialah Firdausi, Ketua Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sumenep

Ia menuturkan, awal mula berkhidmat di NU Online bermula dari momen melepas kangen pada senior Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Jawa Timur, Gus Abdullah Hafidi yang sering memintanya untuk mengawal seluruh kegiatan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan dan badan otonomnya.

“Ia meminta kami untuk merekam dan mencatat kegiatan-kegiatan ke-NU-an, baik yang sifatnya diniyah ataupun ijtimaiyah. Kala itu kami tidak tahu, untuk apa ia meminta kami mencatat semua rentetan acara di lapangan,” katanya saat dikonfirmasi oleh NU Online Sumenep, Selasa (12/07/2022).

Wakil Sekretaris MWCNU Pragaan ini menambahkan, semenjak tulisannya naik di NU Online, ia menyadari bahwa kegiatan sekecil apapun harus terekspos di media resmi NU.

“Pelan-pelan kami memulainya, walaupun kualitas tulisan yang amatiran. Selain itu, kami pun mengikuti langkahnya untuk menjadi pegiat media sosial dan mengikuti Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU),” tambahnya.

Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk ini mengutarakan, sejak itulah ia menemukan hal-hal di luar nalar. “Artinya, rijalul ghaib benar-benar membersamai para kader yang benar-benar berkhidmat. Bahkan kami pun dikenalkan pada dzurriyah ‘Ghuruna ghuru’, yakni dzurriyah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan,” lanjut alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura ini.

Berikutnya, ia juga dikenalkan dengan Syaifullah Ibnu Nawawi yang saat itu masih menjadi Redaktur NU Online Pusat. “Walaupun nama kami tidak dicatut sebagai pewarta, kami legowo. Bagi kami, kegiatan NU di Sumenep harus tersorot media resmi NU,” terang alumni Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

Lantas, ia mengungkapkan, rasa penasarannya agar ia meliput seluruh kegiatan NU di Sumenep. “Padahal saat itu, kami belum mengenal banyak jajaran kiai se-Kabupaten Sumenep. Paling kami kenal sama kiai-kiai Pondok Pesantren Annuqayah di Guluk-Guluk dan kiai-kiai di Kecamatan Pragaan,” ungkapnya.

Secara bertahap, Syaifullah Ibnu Nawawi membimbingnya secara virtual. “Walaupun kami disibukkan dengan aktivitas negara (mencari nafkah keluarga), kami berbohong pada beliau. Di tengah sawah, di tempat kami berdagang, dan di saat kami mengabdi pada pesantren, kami menjadi mustami’ dan santri Literasi Digital. Maaf senior, baru terbuka hari ini,” terangnya.

Di tahun berikutnya, Syaifullah Ibnu Nawawi merintis sub domain di tingkat wilayah. “Sejak itu pula kami membersamainya dalam mengisi konten di wilayah atau NU Online Jatim. Akhirnya, jawaban beliau terjawab. Maksudnya, kami mulai dikenal kiai-kiai NU se-Sumenep. Bahkan para kiai mendorong kami untuk istiqamah mengawal kegiatan NU hingga ke kepulauan. Maklum, saat itu hanya kami sendirian yang sering turun gunung,” kenangnya.

Di tahun berikutnya, ia juga kenal dengan beberapa kader muda NU yang energik. “Sebut saja A Habiburrahman, Ach Khalilurrahman, dan lainnya. Beban yang ada di pundak perlahan berkurang. Berkat anak muda tersebut, kegiatan yang sulit dijangkau oleh kami bisa dieksekusi oleh mereka,” tandasnya.

Keanehan

Menurutnya, walaupun badan kurang fit, perut keroncongan, dan tangki motor tipis, ia pun tetap go to TKP. “Istri dan anak kami tinggalkan sejenak guna mensyiarkan NU di kancah dunia maya. Bahkan kami dikatakan oleh seorang tokoh. ‘Gileh, kok bisa keluarga dikesampingkan’,” jelasnya.

“Alhamdulillah, walaupun kami jarang membersamai anak. Si sulung sering dapat peringkat 1 di kelasnya. Bahkan kami dan keluarga tak pernah kelaparan. Kami hanya meyakini bahwa muassis tidak tidur,” lanjutnya.

Ucapan Selamat Harlah Ke-19 NU Online

Kini, media yang sering membantunya dalam berdakwah digital sudah memasuki usia ke-19. “Met molang areh ke-19 NU Online. Mohon maaf, kami kontributor apa adanya. Tak mengharap apapun. Kami hanya mengharap berkah saja,” pungkasnya.

Editor : Ach Khalilurrahman

- Advertisement -
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep. Assalamualaikum warahmatullahi...

Asilah Bahtsul Masail NU Sumenep: Permainan Capit Boneka dan Dilema Seorang Nelayan

0
Batuan, NU Online Sumenep Bahtsul Masail dan Konsolidasi Organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep akan kembali digelar pada Minggu (13/6/2021) mendatang di Majelis Wakil...
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x