Ganding, NU Online Sumenep
Di bulan Shafar, masyarakat khususnya di Pulau Jawa dan Madura memiliki tradisi berbagi Tajin Sappar kepada famili atau tetangga dekat. Tradisi yang menurut beberapa kalangan merupakan peninggalan Sunan Kalijaga terus lestari hingga kini.
Pelestarian tradisi tersebut salah satunya dilakukan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Ganding, Ahad (18/09/2022). Pembuatan kudapan khas yang terdiri dari tajin atau jenang berwarna merah atau coklat muda dan warna putih di tengah dengan bertabur bubur itu dibuat secara bersama-sama kader Fatayat NU Ganding.
Ketua PAC Fatayat NU Ganding, Nyai Hj Atiqah Halim mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk pelestarian tradisi bersedekah yang sudah sejak dulu berkembang dan lestari di masyarakat.
“Dulu hantaran Tajin Sappar dilakukan dari rumah ke rumah. Sekarang kami juga ingin meneladaninya,” ujarnya pada Senin (19/09/2022).
Dirinya menyebutkan, tajin yang dibuat tersebut dibagi-bagikan kepada tokoh masyarakat, pengurus NU, lembaga, dan banom NU Ganding. Selain itu, juga dibagikan ke jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Sumenep, serta Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Anak Ranting (PAR) Fatayat NU di Kecamatan Ganding.
“Hal ini sebagai wasilah untuk menjalin silaturahmi dan bersedekah kepada elemen masyarakat atas nama Fatayat NU Ganding,” ungkapnya.
Diketahui, kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama. Mulai dari tahap pembuatan Tajin Sappar yang dipusatkan di kediaman Fatimatul Ghufroniyah, bendahara PAC Fatayat NU Ganding.
Selain itu, proses pengantaran ke penerima juga dilakukan secara serentak dan bersama-sama. Sementara alat dan bahan dalam pembuatan Tajin Sappar diperoleh atas donasi dari hamba Allah dan swadaya.
Editor: Ibnu Abbas