Dungkek, NU Online Sumenep
Nahdliyin di Kecamatan Dungkek, khususnya yang tinggal di pesisir, memiliki makanan khas, yakni sate kerang. Makanan ini bisa dibilang musiman, karena hanya ada pada saat musim kerang, yaitu pada saat musim hujan. Biasanya, kerang-kerang bermunculan di batu-batu dan pasir hanya pada saat musim hujan.
Bintu Assyathie, salah satu warga Dungkek menjelaskan, jenis kerang yang bisa dijadikan sate adalah jenis lokan atau keong yang di daerah setempat disebut Ce’e, Pakkopak, Talembhu, Binga, dan sejenisnya.
“Adapun bahan-bahan yang perlu dipersiapkan antara lain; kerang, tusuk sate, kecap manis, bawang putih, bawang merah, lada, garam, micin, dan minyak goreng,” papar Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura saat diinterview reporter NU Online Sumenep, Ahad (22/01/2023).
Proses pembuatannya, lanjutnya, diawali mencuci bersih kerang yang sudah tersedia, lalu direbus. Setelah itu, dipisah dari cangkangnya dan dibasuh lagi sampai bersih dari pasir. Sedangkan bumbunya adalah bawang putih, bawang merah, garam dan micin yang dihaluskan lalu dicampur dengan kecap manis dan sedikit minyak goreng. Kerang yang dipotong ditusuk satu per satu, kata dia, dilumuri dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Kemudian dipanggang menggunakan teflon atau alat pemanggang dengan api sedang.
Perempuan yang juga penulis ini mengutarakan, varian rasa sate kerang terdiri dari rasa original dan rasa dower.
“Untuk varian rasa ada rasa original seperti resep di atas. Ada juga rasa dower, dengan menambahkan cabai merah keriting dan cabai rawit,” tuturnya.
Ditanya tentang warung penjual sate kerang, Bintu Assyathie mengaku belum ada warung khusus yang menjual makanan ini. Apabila ada yang minat, bisa membelinya langsung ke masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai, khususnya Pesisir Totale.
“Ini sebenarnya bisa dijadikan ide jualan. Namun untuk saat ini, jika ada orang yang minat dan ingin makan sate kerang, maka berkunjunglah pada ke sini. Lebih tepatnya pesisir Totale yang terletak di Desa Lapa Laok, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep,” pungkasnya.
Editor: Firdausi