spot_img

Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama’ di NU Kota Sumenep, Berikut Rangkaian Acaranya

- Advertisement -

Kota, NU Online Sumenep

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kota Sumenep mengadakan Kegiatan rutinan Lailatul Ijtima’ di Ranting NU Paberasan di rumah Ustadz Ahmad Mistari, Musholla Hidayatul Yaqin pada Sabtu (21/01/2023).

Acara ini diawali dengan tawassul dan pembacaan tahlil yang dikhususkan kepada para ulama dan pendiri NU yang dipimpin oleh K Sahiruddin, dihadiri oleh sekitar 200 jamaah yang terdiri dari masyarakat setempat, termasuk Kepala Desa Paberasan, Rois Syuriah PCNU kabupaten Sumenep, Rois Syuriah MWCNU Kota Sumenep, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kota Sumenep, pengurus dan perwakilan dari Lembaga serta Banom MWCNU setempat, pengurus ranting NU se-Kecamatan Kota, Banser, dan kader penggerak NU.

Pada acara ini juga dilangsungkan santunan kepada 30 anak yatim dan kaum duafa yang digagas oleh LAZISNU Kota Sumenep

Ketua Tanfidziyah MWCNU Kota Sumenep, KHR Taufikurrahman Syakoer dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak atas terlaksananya acara Bahtsul Masail yang diadakan sebelum acara ini.

“Alhamdulillah kemarin acara Bahtsul Masail berjalan dengan lancar dan terima kasih kepada semuanya,” ungkapnya.

Selain itu, beliau juga menyampaikan tentang pemberangkatan ke acara puncak acara 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo juga perihal rencana turba ke ranting-ranting untuk memonitor pendistribusian kotak infaq dan penghimpunan Koin Peduli Umat (KPU) agar penyebarannya terus dimasifkan.

“Dan semoga kita semua tetap kompak tetap Istiqomah dalam kegiatan Lailatul Ijtima’ sekaligus pembubaran panitia Bahtsul Masail kali ini,” pungkasnya.

Selanjutnya, Mauidzatul Hasanah disampaikan Rois Syuriah PCNU Kabupaten Sumenep, KH. Hafidzi Syarbini. Dalam mauidzahnya, Kiai Hafidzi mengupas tentang sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 1926 atau 1 abad yang lalu. Di balik berdirinya NU, juga ada peran Kiai Madura, yaitu KH Kholil Bangkalan. Namun tak banyak yang mengetahui perihal itu.

“Sebelum NU berdiri, Kiai Kholil tiba-tiba memanggil KH As’ad Syamsul Arifin. Dia diminta sang guru mengantarkan sebuah tongkat pada KH Hasyim Asyari di Tebuireng. Pada akhir tahun itu, K As’ad dipanggil lagi, kali ini mengantarkan tasbih. Menurut Kiai As’ad, ketika menerima dua benda itu, KH Hasyim Asyari memberi reaksi yang berbeda. Saat menerima tongkat KH Hasyim Asyari langsung berujar bahwa dengan tongkat itu hatinya makin mantap untuk mendirikan organisasi bernama Nahdlatul Ulama’ dan tongkat itu disebut sebagai tongkatnya Nabi Musa. Sementara ketika menerima tasbih, KH Hasyim Asyari berujar bahwa yang melawan ulama akan hancur karena tasbih itu untuk berdzikir,” paparnya.

KH. Hafidzi Syarbini juga menyampaikan bahwa Ranting adalah struktur organisasi yang paling bawah dan merupakan struktur yang lebih khusus daripada struktur di atasnya (MWCNU dan PCNU). Karena itu, posisi Ranting lebih kuat daripada struktur yang ada di atasnya.

“Bangunan struktur Ranting ini menjadi penopang utama dari organisasi Nahdlatul Ulama. Jika topangan utama ini runtuh, maka organisasi Nahdlatul Ulama bisa goyah. Layaknya organ tumbuhan, Ranting merupakan akar organisasi,” pungkasnya.

Di acara ini, Ketua LAZISNU Kota Sumenep ustadz Lamri berkesempatan melaporkan keuangan di tahun 2022.

“Untuk pemasukan koin peduli umat dari ranting-ranting dan kotak infaq dari toko, cafe, dan warung sebesar Rp. 339.873.417 dan pengeluaran untuk santunan anak yatim dan mustadh’afiin sekaligus untuk kegiatan-kegiatan hari besar Islam sebesar Rp. 154.283.000, sehingga sisa uang sebesar Rp. 185.590.417,” tegasnya.

Selanjutnya acara ditutup dengan doa oleh Habib Jakfar.

Pewarta: M Nurul Purnomo
Editor: A Warits Rovi

- Advertisement -
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep. Assalamualaikum warahmatullahi...

Asilah Bahtsul Masail NU Sumenep: Permainan Capit Boneka dan Dilema Seorang Nelayan

0
Batuan, NU Online Sumenep Bahtsul Masail dan Konsolidasi Organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep akan kembali digelar pada Minggu (13/6/2021) mendatang di Majelis Wakil...
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x