Ganding, NU Online Sumenep
Suksesnya pelaksanaan Haul Akbar Aghung Dharma dan Silaturahim Bani Abdillah ke-39 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurud Dhalam Ganding mendapat apresiasi sejumlah pihak yang datang dari berbagai Kota di Indonesia, Ahad (24/05/33).
Kegiatan yang digelar setiap tahun itu merupakan agenda rutin untuk menjaga hubungan kekeluargaan keturunan Aghung Abdillah yang diketahui merupakan salah satu Pertemuan Bani Tertua di Indonesia.
KH Umar Syaifuddin Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember yang datang bersama ratusan anggota keluarga dari Jawa merasa gembira mengingat pertemuan yang berlangsung di Madura berjalan dengan sukses.
Tokoh yang akrab disapa Kiai Umar tersebut berharap kegiatan serupa bisa terus dijaga serta mendapatkan barakah para Wali Allah, utamanya para leluhur yang berasal dari Dharma Bilapora, Ganding.
“Mudah-mudahan semua keluarga dari Bani Abdillah mendapat barakah, khususnya yang ada Dharma baik itu Bujuk Aghung Abdillah, Aghung Mayor, Aghung Abbas, Aghung Nasir, Aghung Sumi dan sebagainya,” doanya.
Tokoh Kharismatik asal Jember itu meyakini keberkahan yang didapat melalui pertemuan keluarga berkat adanya doa dan barakah para leluhur sehingga ikatan kekeluargaan dari berbagai daerah bisa terus dijaga.
“Kami yakin berkat doa beliau, insya Allah pertemuan ini akan semakin makmur kedepannya,” ucapnya.
Sementara itu, Raedu Basha yang dikenal sebagai Budayawan Nasional yang juga merupakan keturunan Bani Abdillah. Ia menjelaskan bahwa hikmah pertemuan Bani bisa mengingatkan dari mana asal mereka sehingga hal itu penting agar ikatan persaudaraan tidak pupus.
“Banyak hikmah yang didapat melalui pertemuan ini misalnya orang akan tahu dari mana asal-usulnya dan ini penting sekali supaya tidak pupus tali persaudaraan,” kata budayawan pesantren ini.
Kiai asal pesantren Darussalam Bilapora, Ganding itu menyebut para keluarga dari Jawa-Madura semakin erat mempertemukan keturunan Aghung Dharma.
“Berkumpulnya para keturunan Aghung Dharma yang berasal dari Desa Bilapora ini sukses luar biasa mempererat para tamu dari Jawa Madura,” imbuh Lora Badrus Sholeh.
Raedu Basha juga mengajak anggota keluarga Bani Abdillah untuk meneladani sosok Aghung Sumi, seorang perempuan yang memiliki tekad dan kegigihan tinggi sebagai insan pendidik.
“Beliau seorang perempuan pengajar yang melahirkan banyak ulama di Nusantara,” tuturnya.
Bagi penulis buku Hadrah Kyai dan Hadrah Nyai ini, sosok Aghung Sumi mengajarkan kepada masyarakat bahwa mendidik dan mengajar bukan hanya tugas seorang laki-laki. Karena mencari dan menyampaikan Ilmu merupakan hak dan tugas semua insan, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjaga peradaban.
Ulama sepuh seperti KH Abd Muqsith Idris dari pesantren Annuqayah dan KH Moh Sa’duddin dari pesantren Sumber Payung, hingga pesantren Al-Badri Kotok Kalisat Jember dan pesantren Mathalbul Ulum Jember juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Tidak hanya itu, sejumlah kiai muda seperti Lora Muhammad dari pesantren Bahrul Ulum Gebang, Lora Miftahul Khoir dari pesantren Al-Mujttaqin Patrang, Lora Badrus Sholeh dan Lora Baqis dari pesantren Darussalam Bilapora.
Diketahui, pertemuan tahunan Bani Abdillah sudah berjalan sejak 1984 secara itsiqamah selama 38 Tahun dan ke-39 berlangsung di pesantren Nurud Dhalam Ganding.