Guluk-Guluk, NU Online Sumenep
Himpunan Mahasiswa Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk Sumenep menggelar Bedah Film Psikologi “To My Star”, Kamis (29/7/2021) di Auditorium As-Syarqawi Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk.
Hadir dalam acara ini, Civitas Akademika, Dekan Fakultas, mahasiswi dari berbagai jurusan, dan beberapa undangan dari pengurus pondok pesantren. Tentu acara ini digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, serta membatasi kepesertaan guna menghindari kerumunan.
Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. Fathurrosyid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa film dengan kandungan makna yang mengarah pada psikologi, sangat penting ditonton. Sebab di dalamnya terdapat pesan-pesan moral. Yakni sinematerapi atau kesehatan mental.
“Bedah film psikologi ini harus dipertahankan. Lebih-lebih bila nanti bisa dikembangkan karena bagaimanapun pada saat menonton film pasti ada pesan moral yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah sinematerapi atau kesehatan mental,” tutur pria yang akrab disapa Pak Ocit itu.
Indikator lulusan Tasawuf Psikoterapi yakni menjadi terapis, atau orang yang memberi terapi. Karena itu, menurut beliau, sangat penting memiliki kesehatan mental. Dengan menyimak seksama film “To My Star” tentu bisa meluapkan emosi (rasa) setelahnya.
“Seperti pada saat sedih, kita tentu ikut berserdih dan seterusnya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari ada sebagian orang yang susah sekali dalam mengekspresikan emosionalnya,” imbuh beliau.
Lain dari pada itu, bedah film psikologi ini juga sebagai bentuk rasa syukur karena dalam film tersebut terdapat unsur edukatif. Meski di dalamnya juga sesekali ada adegan kontra intuisi untuk memantik emosional orang yang menonton. Bila sedih, maka akan ikut sedih pula.
“Kedepannya saya menginginkan bahwa kita tidak hanya menjadi penikmat film itu sendiri. Tetapi juga bagaimana kita berkontribusi dalam pembuatan film apalagi sekarang kecanggihan teknologi sangat mudah kita akses. Hal itu harus menjadi peluang untuk menciptakan karya. Karena saya melihat ada banyak potensi dan skill yang cukup mumpuni,” ungkap beliau.
Alumni Doktoral Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu juga mengimbau kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi, utamanya Fakultas Ushuluddin, untuk betul-betul memanfaatkan kecanggihan dunia digital sebaik mungkin. Mengembangkan diri dengan aktif di organisasi dan memanfaatkan kemajuan tekhnologi akan melahirkan karya yang inovatif, kreatif dan bermutu.
“Sehingga ketika kalian pulang ke masyarakat kalian memiliki bekal yang cukup,” tutur beliau.
Ketua Panitia Pelaksana, Fina Malia menambahkan bahwa bedah film perdana ini memang disajikan selain untuk menambah wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang psikologi juga untuk menajamkan analisis dari film yang ditayangkan.
“Jadi mahasiswi itu bisa refreshing dengan nonton film sekaligus bisa dapat ilmu. Mengembangkan imajinasi berpikirnya sehingga bisa mengoptimalkan daya tangkap dari sebuah tontonan,” pungkasnya.
Editor: Ibnu Abbas