Ambunten, NU Online Sumenep
KH A Pandji Taufiq, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menginstruksikan untuk menyemarakkan dan mensyukuri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan mengibarkan bendera merah putih guna mengenang jasa para syuhada.
Pernyataan itu disampaikan saat acara Bahtsul Masail dan Konsolidasi Organisasi di Pondok Pesantren Dliyatut Thalibin Dusun Salegading, Desa Sogian, Ambunten, Sumenep, Ahad (04/08/2022).
“Kemerdekaan Indonesia dibayar dengan nyawa oleh para pendahulu. Kami mengharap pada seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dan Pengurus Ranting NU untuk menghelat khatmil Qur’an. Kalau tidak bisa, cukup dzikir bersama untuk mendoakan para pejuang. Karena kemerdekaan adalah anugerah dari Allah sehingga kita menyemai ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah yang tumbuh subur di Nusantara,” ujarnya.
Tak hanyalah itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur telah melakukan kick off 1 abad NU di halaman Tugu Pahlawan Surabaya. Sebaliknya,PCNU Sumenep telah membentuk kepanitiaan untuk menyambut seabad NU.
“Mari bergegas mengemas dan menyingsingkan lengan baju untuk siap-siap mensakralkan dan bermuhasabah di bulan Rajab 1444 H. Berdirinya NU tidak lepas dari peran pesantren yang menjadi input dari perjuangan fisik dan mendidik anak bangsa,” terangnya.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu menegaskan, PCNU Sumenep telah mengagas kegiatan yang tidak begitu besar, tetapi berarti. Yakni, merealisasikan layanan kesehatan gratis pada masyarakat. Kegiatan tersebut tidak bersifat seremonial. Tetapi yang ditampakkan pada warga adalah hal-hal yang konkrit.
“Kita bermimpi punya Rumah Sakit NU, karena tanahnya sudah ada. Berhubung masih belum berdiri secara fisik, layanan kesehatan bisa masuk ke desa-desa lewat Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) dan mendorong warga agar hidup sehat,” ungkapnya.
Tak sampai di situ, panitia akan mensosialisasikan kegiatan ini di komisi tanfidziyah nanti. Di sana akan ditentukan MWCNU manakah yang layak merintis layanan kesehatan gratis, seperti hal MWCNU Pragaan yang memiliki Klinik Pratama NU.
“Semakin banyak klinik berdiri di berbagai MWCNU, maka semakin dekat pula untuk mendirikan RSNU,” harap Kiai Pandji.
Diketahui, setiap kegiatan bahtsul masail, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) membuka stand layanan pengobatan medis dan non medis yang sangat sederhana.
“Tingginya warga yang datang ke stand itu menandakan bahwa kesehatan warga butuh diperhatikan oleh pengurus NU agar bisa mengatur pola hidup, pola makan dan pola pikir masyarakat lebih baik,” imbuhnya.
Kegiatan yang kedua, sambungnya Kiai Pandji, menghidupkan ranting dan anak ranting. Karena di setiap kampung punya komunitas keagamaan yang terpusat di masjid, mushala dan langgar. Oleh karena itu, panitia sepakat mengemas seabad NU dengan membuat kampung NU.
“Jika anak ranting kuat, maka ranting pun ikut kuat. Pasalnya ada konsolidasi antara ranting dan anak ranting. Ingat, jangan sampai masjidnya dimasuki oleh paham lain,” pungkasnya.