spot_img

Tokoh NU Di Giliraja, Ajak Nahdliyin Tidak Terpengaruh Pada Pujian

- Advertisement -

Giliraja, NU Online Sumenep

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tidak akan berhenti sebelum bergantinya bulan. Seluruh nahdliyin memiliki cara yang bebeda, hingga menjadi ciri khasnya masing-masing di setiap daerah.

Seperti halnya Pengurus Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Banbaru Giliraja memperingati kelahiran Nabi bersama para aparatur desa, tokoh masyarakat, jajaran dewan guru, dan seluruh siswa-siswi di kawasan tersebut, Senin (16/11/2020).

K. Abd Ghanie mengutarakan bahwa bulan Rabi’ul Awal merupakan bulan yang dinanti-nanti nahdliyin demi mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas diutusnya Muhammad sebagai penutup para Nabi.

Pengasuh Pondok Pesantren Attaqwa Desa Jate tersebut menerangkan bahwa diantara bukti kecintaan nahdliyin sebagai ummatnya adalah mengikuti sunnah Nabi baik berupa perkataan dan tindakan yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat yang sama, Edy Sunaidi menyatakan dalam sambutannya bahwa setiap Peringatan Hari Besar Islam di Pesantren Nurul Huda, panitia mengupayakan mengundang penceramah dari kalangan alumni. Tujuannya agar silaturahmi antara alumni dengan santri terus terjaga. Nilai positif lainnya adalah bisa memberi motivasi kepada santri agar terus berjuang li i’lai kalimatillah.

Waka Kesiswaan MTs Nurul Huda Banbaru tersebut mengajak kepada seluruh siswa agar rajin belajar dan jangan sampai menyalahgunakan niat.

“Kita menuntut ilmu di madrasah untuk diamalkan, bukan sekadar mengharap ijazah semata,” harapnya.

Selanjutnya, ia menganalogikakan seseorang thalabul ilm sama halnya dengan orang yang sedang menanam jagung.

“Kalau kita menanam jagung, pasti ada rumput disebelahnya. Namun jika jika kita menanam rumput, tidak mungkin tumbuh jagung,” ungkapnya saat melontarkan pasemon pada mustami’in.

Demikian juga dengan belajar. Kalau kita belajar hanya ingin tahu atau sekadar bisa mengerjakan soal ujian, maka setelah ujian selesai, ilmu yang diperoleh akan hilang. Tetapi jika diniatkan sungguh-sungguh dan kelak diamalkannya, maka ilmu pengetahuan tersebut akan abadi.

Di kesempatan yang berbeda, K. Abd. Hafidh Yahya memberikan amanah dan nasihat kepada semua siswa dan dewan guru agar tidak bosan mempelajari sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW mulai dari kandungan hingga wafat.

“Bagaimana mungkin kita akan cinta dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad, jikalau tidak pernah belajar tentang sejarah perjalanan hidupnya di Makkah hingga hijrah dan wafat di Madinah,” sargasnya.

Dalam amanahnya, Pengasuh Pesantren Nurul Huda tersebut juga meminta pada siswa dan jajaran astaidz wal astidzah untuk belajar ikhlas dan memperbaiki niat dalam berbagai bidang, terutama saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ataupun di bidang keagamaan.

“Jangan terpengaruh oleh pujian dan cacian. Karena yang merusak keikhlasan kita adalah pujian dan cacian,” pungkasnya.

Kontributor: Kurdianto
Editor: Firdausi

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
A. Habiburrahman
A. Habiburrahman
Read, Write, and Imagine
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...