spot_img
Categories:

Waketum PBNU: Ulama dan Umara Penentu Kemajuan Bangsa

- Advertisement -

Gapura, NU Online Sumenep

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, bahwa ulama dan umara adalah penentu kemajuan bangsa. Karena sejatinya keduanya adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Penekanan itu diungkapkan Kiai Zulfa saat mengisi ceramah agama dalam acara NU Sumenep Bershalawat dan Rokat Dhisa yang digelar kerja sama Pengurus Ranting NU dan Pemdes Gapura Tengah, Gapura, Sumenep, Senin (3/10/2022).

“Bagaimana bangsa ini akan baik dan maju, bila ulama dan umaranya tidak benar. Umara atau pemimpin ini diberikan wewenang atau kekuasaan untuk mengatur tatanan kehidupan agar lebih baik. Sedang ulama memiliki peran penting dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Dzurriyah Syeikh Muhammad Nawawi Banten itu menambahkan, saat ini tidak jarang para pemimpin, di berbagai jenjang, mulai dari pusat hingga desa, untuk bisa dipilih oleh rakyat sebagai pemimpin harus bermain dengan politik uang.

“Akhirnya ketika terpilih, bukan malah berpikir bagaimana memakmurkan dan mensejahterakan rakyat, melainkan berpikir bagaimana bisa balik modal,” imbuhnya.

Untuk itu, menurut Kiai Zulfa, peran ulama sangat penting. Mengingat, para ulama memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan dan membimbing para pemimpin tersebut agar tetap berada di jalan yang benar.

“Tapi kenapa praktik politik uang ini masih tetap merajalela? Karena ulamanya juga ikut-ikutan berpolitik. Tidak diperbaiki. Bahkan keseringan mengajukan proposal,” terang Kiai Zulfa disertai tawa jamaah.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali disebutkan, bahwa ulama bagaikan garam. Ia yang akan menggarami segala jenis makanan dengan takaran yang pas, sehingga terasa lebih nikmat.

“Bagaimana peran garam? Garam ini kan masuk di segala jenis makanan. Bahkan garam inilah yang membuat segala jenis makanan enak. Begitu pula ulama, harus hadir di segala sektor kehidupan sosial dalam rangka memperbaiki segala sesuatu yang tidak baik,” jelasnya.

Menurut Kiai Zulfa, pada prinsipnya ulama dan umara adalah penentu baik buruknya bangsa. Sehingga keberadaan ulama harus mampu mengontrol dan membimbing para pemimpin agar amanah.

“Karena dengan begitu bangsa ini akan menjadi lebih baik,” katanya.

Dirinya pun mengajak kepada para pemimpin untuk senantiasa dekat dan cinta dengan ulama. Salah satunya dengan selalu bersinergi dengan Nahdlatul Ulama, sebagai organisasi yang tetap istiqamah berada di jalur perjuangan bersama para ulama.

“Sebab jalur perjuangan Nahdlatul Ulama sangat jelas. Sanad keilmuan dan amaliyahnya juga jelas. Didirikan oleh para wali Allah,” pungkasnya.

Editor: Moh. Khoirus Shadiqin

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
A. Habiburrahman
A. Habiburrahman
Read, Write, and Imagine
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...