spot_img
Categories:

Ngalap Berkah, Santri di Annuqayah Istiqamah Suguhkan Kopi pada Kiai dan Dosen

- Advertisement -

Guluk-Guluk, NU Online Sumenep 

Banyak cara yang dilakukan santri untuk mendapatkan barakah dari guru. Salah satunya dicontohkan oleh Imam Tabroni, santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa Guluk-Guluk, Sumenep yang istiqamah menyuguhkan kopi ataupun teh kepada dosen ataupun guru saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Ia menjelaskan latar belakangnya, saat itu melihat salah satu dosen ataupun guru yang mengajar di kelas sedang kecapekan atau terlihat lelah. Sejak itulah ia bermusyawarah dengan pengurus kelas untuk menyuguhkan minuman hangat.

“Kami memulainya sejak semester II hingga sekarang. Hari ini kami bisa berinovasi. Artinya, tidak hanya menyuguhkan kopi saja, tetapi menyuguhkan teh menakala ada sebagian dosen dan guru yang tidak suka pada kopi. Misalnya, KH A Hanif Hasan yang suka pada wedang jahe hangat. Kami pun menyuguhkannya,” ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Sumenep di posko kunjungan tamu, Selasa (14/06/2022).

Selain KBM, lanjutnya, ia pernah menyuguhkan kopi pada Kiai M Faizi saat mengajar kitab kuning. Dicertiakan, awalnya menolak, karena baginya merepotkan. Namun pada akhirnya, sang kiai menghargai racikan kopinya.

“Awalnya kami sumbangan bersama teman-teman kelas, tetapi lambat laun kami menggunakan uang pribadi. Sejak itulah kami tidak meminta sumbangan lagi pada teman, bahkan orang tua pun mensupport dengan membelikan termos,” ungkap pria kelahiran Desa Aeng Anyar, Kepulauan Giligenting, Sumenep.

Tabroni menegaskan, semuanya yang ia lakukan untuk ngalap berkah. Dirinya menyadari bahwa, tidak semua ilmu yang ia terima di kelas, bisa ditangkap 100 persen. Setidaknya layanan ini bisa mendapat berkah dan ilmu yang bermanfaat.

“Walaupun kiriman uang orang tua cukup, kami bisa memberikan layanan pada kiai ataupun dosen. Untuk mengantisipasi kekurangan, kami rajin menabung. Terkadang ada teman yang mensupport, seperti memberi pinjaman cangkir. Jika tidak sempat memasak air hangat, kami membeli air hangat di kantin plus meminjam cangkirnya,” tutur putra pasangan Busidin dan Fatimah itu.

Menu Layanan Kiai dan Dosen

Imam Tabroni mengutarakan, sebelum membuat kopi, ia menyodorkan daftar menu layanan dosen. Artinya, minuman yang disajikan memiliki varian rasa yang berbeda. Pertama, kopi Mantul yang memadukan rasa pahit dan manis yang seimbang, sehingga membuat rasa Mantap Betul (Mantul).

“Jika meminum kopi ini, membuat suasana menjadi ceria, seakan tak memiliki dosa. Intinya, rasanya mantap betul,” ucapnya sambil tersenyum.

Kedua kopi Koleg. Jenis ini merupakan kopi yang memiliki cita rasa seperti koleg atau kolak. Kopi ini sangat cocok bagi mereka yang gemar pada rasa manis yang berlebihan. Namun kopi ini tidak ada tambahan pisang di dalamnya, sekedar kopi saja.

“Kami hanya memainkan takaran gula, sehingga rasanya manis, seakan-akan seperti kolak,” terangnya sambil tertawa.

Ketiga kopi jamu. Kopi ini khusus para dosen yang tidak suka gula. Jenis ini memiliki cita rasa kopi yang hakiki tanpa ada kehadiran gula. Kopi ini membuat suasana menjadi lebih fokus dan semangat. Cocok bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes.

Keempat sweet tea atau minuman teh asli dengan campuran gula 100 persen (full manis), atau 50 persen (manis), atau 20 persen (sedikit manis). Tabroni mengatakan bahwa, dirinya tidak memakai teh celup, tetapi menggunakan teh serbuk. Karena aromanya lebih menyengat.

Kelima hot tea, yaitu minuman teh asli dengan khasiat yang menyegarkan tubuh dari sensasi dan kehangatan. Hot tea tidak ada campuran gula. Cocok bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes.

“Keenam air hangat. Ini merupakan pilihan terakhir bagi mereka yang tidak menyukai teh dan kopi. Artinya, konsumen bisa membawa minuman sachet favorit dan bisa kami bantu dengan mengolahnya pakai air hangat yang disediakan. Paling sering, dosen dan kiai request Kopi Mantul,” kata mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk itu.

Selain minuman, Imam Tabroni juga memberikan layanan pijat relaksasi, bahu, punggung, lengan, dan lengkap. Dirinya sengaja memberi layanan tambahan, karena melihat salah satu dosen ataupun guru terlihat kecapekan.

“Jarang sekali kiai dan dosen meminta pijatan, karena beliau menjaga citranya. Kalau santri, sering memijatnya. Paling sering meminta pijat relaksasi yang difokuskan di area kepala. Semuanya kami berikan tanpa meminta tarif sepeserpun, termasuk memberikan layanan rokok lintingan secara cuma-cuma. Tembakaunya kami beli di Bakeong, Guluk-Guluk,” imbuhnya.

Dijelaskan pula, ia mengetahui teknik pijat saat menjadi pengurus Unit Kesehatan Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa. Kala itu dirinya telah mengikuti pelatihan khusus untuk menguasai ilmu tersebut. Titik tekan utama dari pelayanan ini, kepuasan adalah sebuah kebanggaan bagi dirinya.

“Semoga menjadi inspirasi pada santri lainnya. Mengabdi pada guru, maka akan mendapat keberkahan. Terkadang santri mengesampingkan hal ini. Padahal ini yang paling utama. Insyaallah setelah lulus, kami punya rencana untuk membuka kedai kopi dengan nama café alam,” harapnya.

- Advertisement -
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep. Assalamualaikum warahmatullahi...

Asilah Bahtsul Masail NU Sumenep: Permainan Capit Boneka dan Dilema Seorang Nelayan

0
Batuan, NU Online Sumenep Bahtsul Masail dan Konsolidasi Organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep akan kembali digelar pada Minggu (13/6/2021) mendatang di Majelis Wakil...
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x