Image Slider

Kajian Riyadusshalihin PRNU Lenteng Timur: Bersegera dalam Melakukan Kebaikan

Lenteng, NU Online Sumenep

Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Lenteng Timur kembali menggelar kajian bulanan kitab Riyadusshalihin pada Ahad, 20 Juli 2025. Bertempat di masjid setempat, kajian kali ini mengangkat tema penting: bersegera dalam melakukan kebaikan.

Kiai Khairul Muttaqin, Katib PRNU Lenteng Timur, membuka kajian dengan membacakan dua ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar pembahasan, yakni QS. Al-Baqarah (2): 148 dan QS. Ali Imran (3): 133. Kedua ayat tersebut menekankan pentingnya berlomba-lomba dalam amal saleh dan bersegera menuju ampunan Allah dan surga.

“Sebagian mufassir memaknai ‘al-khairat’ sebagai salat berjamaah, namun sebagian lainnya mengartikannya sebagai segala bentuk kebaikan,” jelas Ustaz Khairul.

Ia menyoroti fenomena sehari-hari: jika ada panggilan di ponsel, orang cepat menjawab, tetapi saat panggilan azan berkumandang, justru sering diabaikan. Padahal waktu salat memang fleksibel (muwassa’), tapi bukan berarti boleh diakhirkan hingga mepet waktu atau bahkan lewat batas (mudayyaq).

Menunda salat sah-sah saja, lanjutnya, selama tidak keluar dari waktunya. Namun jika seseorang biasa salat dalam lima menit, lalu memaksakan dua menit karena khawatir habis waktu, itu termasuk kategori mengakhirkan salat.

“Apalagi jika sebagian rakaat masuk ke waktu salat berikutnya. Itu bukan hanya lalai, tapi bisa berdosa,” tegasnya.

Khusus bagi petani, guru, pelajar, atau buruh yang menunda salat karena pekerjaan, hal tersebut diperbolehkan selama bukan bermaksud mengabaikan kewajiban. Namun tetap, waktu terbaik salat adalah di awal waktu dan, bila memungkinkan, dilakukan secara berjamaah di rumah atau masjid.

Kiai Muttaqin juga mengingatkan para imam agar memperhatikan kondisi makmum saat memimpin salat. Ia mencontohkan kisah sahabat Muadz bin Jabal yang ditegur Rasulullah SAW karena membaca surat terlalu panjang saat menjadi imam salat isya’ di kampungnya, hingga membuat salah satu makmum keluar dari jamaah.

“Mengimami salat harus dengan ritme yang tepat. Jangan terlalu cepat, tapi jangan pula terlalu lama,” ujarnya.

Dalam sesi kajian hadits, Ustaz Khairul membahas empat hadits dari bab ke-10 kitab Riyadusshalihin, yang seluruhnya mengarah pada satu pesan inti: jangan menunda kebaikan.

Hadits pertama menekankan pentingnya langsung bertindak ketika ingin berbuat baik, karena ajal tidak menunggu waktu. Hadits kedua mengisahkan Rasulullah SAW yang tergesa-gesa keluar masjid untuk menyedekahkan emas pemberian orang agar tidak tertahan dan menjadi penghalang di akhirat.

Hadits ketiga bercerita tentang sahabat yang menyedekahkan seluruh hartanya sebelum turun ke medan perang Uhud setelah dijanjikan surga oleh Nabi. Sedangkan hadits keempat memuat sabda Nabi bahwa sedekah terbaik adalah saat seseorang masih sehat dan sedang berada dalam kondisi “naik daun”, bukan menunggu ajal mendekat.

Sebagai penutup, Kiai Muttaqin membacakan QS. Al-Munafiqun (63): 10 yang menegaskan pentingnya bersegera dalam bersedekah sebelum ajal datang.

“Ayat ini bukan menunjukkan bahwa sedekah lebih utama dari salat. Tapi karena salat adalah ibadah personal (qashir), sedangkan sedekah bersifat sosial (muta’addi),” jelasnya.

Melalui kajian ini, PRNU Lenteng Timur ingin membangun kesadaran jamaah bahwa menunda-nunda kebaikan adalah kerugian besar. Salat dan sedekah sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, selama masih ada waktu dan kesempatan.

Kontributor: Ahmad Mawardi Imron

Editor: Ibnu Abbas

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga