Image Slider

Menjadikan Hati Nurani Sebagai Pusat Kebahagiaan yang Sejati

Oleh: Abdul Warits*

Dalam kehidupan dunia seseorang tidak akan terlepas di dalam mencari kehidupan yang bahagia, tentram dan sejahtera. Meski sejatinya, kebahagaiaan  setiap manusia sangat beragam karena berkaitan dengan perasaan yang ada dalam tiap diri masing-masing. Sebut saja seseorang memperoleh kebahagiaan ketika dirinya dianugerahi keluarga yang sakinah, harta yang barokah, atau prestasi-prestasi yang gemilang. Benarkah hal tersebut adalah kebahagiaan yang hakiki?

Mari kita baca sejenak buku terjemahan berjudul “Proses Kebahagiaan” (Kimiya’us Sa’adah) yang diterbitkan oleh Penerbit Qaf Media Kreatifa dan diterjemahkan oleh KH A Musthofa Bisri. Dalam pengantarnya, Gus Mus mengatakan buku ini dilengkapi dengan catatan, komentar dan keterangan beberapa ulama antara lain dari Universitas Al-Azhar, Kairo yang pernah membahas risalah kecil Imam Al-Ghazali ini. (hlm. 05)

Sebagaimana jamak diketahui, buku ini merupakan salah satu bagian dari karya besar Imam Al-Ghazali. Di dalam buku ini membahas tentang jalan menemukan kebahagiaan sejati dan mengupas masalah batin manusia serta hati sebagai pusat dan sumber kebahagiaan lahir-batin. Bagi Al-Ghazali, kebahagiaan bukan sekadar perasaan senang, tetapi kondisi jiwa yang selaras dengan kebenaran, fitrah, dan kedekatan kepada Allah. Menurut Imam Ghazali, hati manusia memiliki implikasi yang luas sekali dengan berbagai aspek dalam proses kebahagiaan.

Di dalam buku ini, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa titik tolak keabsahan atau kesempurnaan semua amal terletak di dalam hati. Bukti iman tumbuh melalui hati. Karenanya, kuat dan lemahnya keyakinan seseorang dipengaruhi oleh kejernihan hati. Akan tetapi, Imam al-Ghazali di dalam buku ini tidak secara langsung membahas tentang kiat dan cara menjernihkan hati tetapi Imam Al-ghazali memulai pembahasan di dalam buku ini dari pengenalan diri secara utuh, esensial dan hakiki agar manusia tahu apa dan siapa sebenarnya dirinya, dari mana ia datang ke dunia fana ini, untuk apa diciptakan, serta dengan cara apa dia mendapatkan kebahagiaan dan kesengsaraan. (hlm. 11)

Istilah kimia kebahagiaan di dalam buku ini maksudnya adalah mengubah materi seperti logam-logam, bagaimana mengubahnya menjadi emas. Oleh karena itu, kimia kebahagiaan maksudnya bagaimana mengubah keadaan kita menjadi bahagia (mengenal Allah atau makrifatullah). Imam Ghazali menyebutkan tiga hal yang harus dilakukan oleh manusia di dalam memproses kebahagiaan menuju Allah. Pertama, Mujahadah yaitu perjuangan batin melawan nafsu, angkara murka dan hal hal lain yang mengotori hati dan mengamalkan amalan amalan yang mendekatkan kepada tujuan: makrifatullah, pengenalan terhadap Allah dan Musyahadah, menyaksikan hadirat Allah. (hlm. 27).

Selain itu, cara pertama yang bisa ditempuh dengan cara mengenal diri sendiri adalah membersihkan diri dari perilaku yang tercela dan sifat kebinatangan serta menjadikan sifat-sifat malaikat sebagai busana atau hiasan. Maksunya sifat-sifat kekurangan ditanggalkan dan segala sifat kesempurnaan dikenakan sebagaimana diperintahkan di dalam Al-Quran agar kembali dari dunia yang fana ini menuju kepada Allah. (hlm.31).

Maksud lain mengenal diri sendiri bahwa di dalam diri manusia terdapat berbagai karakter antara lain karakter hewan, karakter binatang buas, dan karakter malaikat. Sedangkan ruh adalah hakikat primer di dalam diri manusia. Sedangkan yang lain bersifat sekunder. Meski masing-masing karakter yang disebutkan di atas memiliki kebutuhan makanan dan kebahagiaannya sendiri-sendiri. Kebahagiaan hewan terletak pada makan, minum, tidur dan kawin (bersenggama). Kebahagiaan binatang buas terletak pada terkaman sedangkan kebahagiaan setan terletak pada tipu daya, kejahatan, dan pengelabuan. Tetapi, kebahagiaan malaikat terletak pada musyahadah (persaksian) kepada keindahan hadirat ketuhanan. (hlm. 39). 

Argumentasi spiritual Al-Ghazali menjelaskan bahwa manusia memiliki potensi ruhani yang harus disucikan. Kebahagiaan lahir dari mengenal diri dan Tuhannya. Mengenal diri maka harus sadar bahwa di dalam diri manusia terdapat dua hal yaitu hati dan ruh. Menurut Imam Al-Ghazali ruh itu adalah asal manusia, sedangkan raga manusia mengikutinya. Karenanya,  kedekatan kepada Allah merupakan  sebab bagi Al-Ghazali, tujuan tertinggi manusia adalah mengenal Allah seterang-terangnya.

Identitas Buku
Judul : Proses Kebahagiaan
Penulis : Imam Al-Ghazali  
Penerbit : Qaf Media Kreatifa    
Cetakan : Oktober, 2022
Tebal : 146 halaman
ISBN : 978-602-5547-56-0

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga