spot_img
Categories:

Puasa Tarwiyah dan Arafah: Euforia Memperbaiki Diri

- Advertisement -

Bulan Dzulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya peristiwa yang sangat penting, yakni Tarwiyah dan Arafah. Masyarakat muslim, baik di Indonesia maupun dunia, biasa menyambut peristiwa tersebut dengan melaksanakan ibadah puasa.

Berpuasa di hari Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan. Tentunya bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji di Baitullah. Adapun waktu pelaksananya yakni tanggal 8 Dzulhijjah untuk Puasa Tarwiyah dan 9 Dzulhijjah untuk Puasa Arafah.

Puasa Tarwiyah dan Arafat sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji yang menjalankan ibadah di Tanah Suci. Sehingga terdapat keutamaan dari dua ibadah puasa tersebut, yakni dihapuskannya dosa-dosa yang dilakukan selama dua tahun.

Hal itu didasarkan pada pernyataan dalam sebuah hadits riwayat Abu Syeikh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar tentang keutamaan Puasa Tarwiyah:

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya : “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Meski hadits ini dikatakan dlaif (kurang kuat riwayatnya), tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dlaif dalam kerangka fadlailul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Sementara keutamaan Puasa Arafah dijumpai dari hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya: Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR Muslim).

Keterangan lain menyebutkan bahwa orang yang berpuasa pada hari Arafah juga dibebaskan dari segala macam siksa neraka. Sebab, sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam haditsnya, bahwa Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibanding hari-hari lainnya.

“Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).

Keistimewaan Bulan Dzulhijjah tidak hanya terdapat pada dua hari itu, melainkan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah juga merupakan hari-hari yang istimewa. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas r.a:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

Artinya: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa. (HR Bukhari)

Oleh karena itu, adalah keputusan yang tepat bila dalam upaya memperbaiki diri salah satunya dengan melakukan ibadah puasa. Termasuk menyambut bahagia datangnya Idul Adha dengan puasa Tarwiyah dan Arafah. Sebab tak dapat dipungkiri, puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya.

Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (HR Bukhari Muslim).

Lantas bagaimana tata cara melakukan ibadah Puasa Tarwiyah dan Arafah? Pertama tentu diawali dengan niat. Kemudian melaksanakan puasa sebagaimana ibadah puasa pada umumnya.

Adapun niat Puasa Tarwiyah dan Arafah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya : Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Di tahun ini, 8 dan 9 Dzulhijjah 1443 Hijriyah bertepatan dengan 8 dan 9 Juli 2022 Masehi. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa penetapan awal Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia berbeda. Hal itu didasarkan pada perbedaan letak geografis semata. Maka umat Islam Indonesia hendaknya melaksanakan puasa sesuai dengan ketetapan pemerintah.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas
Pemimpin Redaksi NU Online Sumenep
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

3
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...