Kota, NU Online Sumenep
Majelis Dzikir Shalawat Alawiyah Al-Faqihiyyah gelar pertemuan rutin tahunan dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tersebut dipusatkan di depan Rumah Dinas Bupati Sumenep, Kamis (10/11/2022).
Acara yang juga menggelar Haul Akbar Habib Alwy bin Abu Bakar Bilfaqih ke-54 dan Habib Muhammad bin Syeikh bin Alwy Bilfaqih itu dihadiri sejumlah tokoh, diantaranya Habib Abdul Qadir bin Zaid Ba’abud dari Probolinggo, Habib Musthafa Jamal Alaydrus dari Surabaya dan Habib Haidar bin Abdullah Assegaf dari Bangkalan.
Dalam Tausiyahnya, Habib Musthafa Jamal Alaydrus menjelaskan pentingnya ilmu dan akhlak. Keduanya merupakan dua sisi keilmuan yang senantiasa menghiasi kehidupan manusia. Namun yang lebih ditekankan adalah bagaimana mendahulukan adab atau akhlak dari pada ilmu. Sebab ilmu tidak akan berguna bilamana akhlak atau prilaku seseorang tidak baik.
“Mari kita lihat bagaimana kehidupan para habaib dan para kiai terdahulu. Mereka tidak hanya alim ilmunya. Tetapi justru akhlaknya lebih tinggi. Orang alim tidak ada akhlaknya, percuma,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan tentang pentingnya akhlak. Ia menyandarkan pendapatnya pada Sayyidina Umar bin Khattab yang mengatakan akhlak yang perlu didahulukan dari pada ilmu.
“Bahkan adabnya ilmu atau adabnya orang yang belajar ilmu ini jauh lebih banyak dari ilmu itu sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, Habib Haidar bin Abdullah Assegaf menyebut bahwa salah satu kriteria seorang yang mukmin adalah senantiasa bergetar hati dan jiwanya bila mendengar nama Allah dan Rasul-Nya. Kemudian, merasa bahagia dan ingin turut serta dalam setiap majelis-majelis yang menjadi pengobat hati seperti majelis shalawat dan pengajian.
“Kita ini belum tentu berstatus sebagai mukmin. Sebab seorang yang mukmin adalah apabila mendengar panggilan nama Allah dan Rasul-Nya hatinya bergetar. Dan senantiasa senang mengikuti majelis-majelis, pengajian yang akan mengobati segala penyakit hati yang ada dalam diri kita. Inilah orang mukmin. Bila tidak begitu, maka orang tersebut bukan orang mukmin,” tegasnya.
Ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa senang mengikuti pengajian maupun majelis sebagai salah satu ikhtiar mengobati penyakit hati. Menurutnya, kesehatan batin juga tak kalah penting daripada kesehatan lahir.
“Bila badan ini sakit, segala makanan yang enak-enak akan terasa hambar. Sama halnya dengan sakit batin, tentu segala nasihat dan ajakaan kepada hal-hal yang baik tidak akan pernah diikuti,” pungkasnya.
Acara ini juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sumenep, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Habib Ali bin Alwy Bilfaqih dan para habaib lainnya.
Editor: Ibnu Abbas