Pragaan, NU Online Sumenep
Kurang lebih satu bulan mahasiswa Sekolah Kerja Lapangan (SKL) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman (STIDAR) Ganding melakukan pengabdiannya. Kini saatnya mahasiswa yang bulan lalu dipasrahkan pada pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan telah usai melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penarikan mahasiswa tersebut digelar secara seremonial di auditorium MWCNU Pragaan lantai 2, Jum’at (15/1/2021).
Ustadz Khamsil Laili dalam sambutannya mengatakan, bahwa mengabdi di NU Pragaan dirasakan berbeda dengan SKL di tempat lain. Di Pragaan, mahasiswa benar-benar dididik dengan sungguh-sungguh. Karena kegiatan di NU Pragaan sangat padat, mulai dari pagi, siang, dan malam.
“Terimakasih, Kiai. Mahasiswa kami telah diajak terlibat langsung di berbagai kegiatan yang ada di NU Pragaan. Mulai dari menghadiri kumpulan Ranting NU, Lembaga, dan Badan Otonom NU,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Tak sampai disitu, ia merasa terharu ketika para mahasiswa ikut terlibat dalam program bedah rumah dluafa yang digerakkan oleh NU-Care Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadakah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pragaan.
“Dalam berita yang viral di pcnusumenep.or.id tersebut, para mahasiswa perannya berbeda-beda. Ada yang menggali pondasi bangunan, mengaduk bahan bangunan, hingga memasang genting. Bulu kuduk kami berdiri ketika melihat pengabdian mahasiswa pada masyarakat,” ungkapnya berkaca-kaca.
Dosen Fakultas Dakwah STIDAR Ganding tersebut menegaskan, bahwa mahasiswanya selama ini hanya belajar pada teori buku saat berada di bangku perkuliahan. Kini diajak merasakan langsung kehidupan nyata dengan praktik kerukunan hidup warga, bakti sosial dan kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya.
“NU Pragaan benar-benar telah menjawab harapan STIDAR. SKL di NU Pragaan benar-benar berbeda dengan yang lainnya,” pujinya, yang diikuti gemuruh tepuk tangan.
Mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Bluto tersebut menegaskan, di zaman 4.0 semakin mengikis kejujuran, kerukunan hidup, kegotong-royongan dan kohesifitas sosial. Problematika tersebut telah dijawab oleh NU Pragaan dengan bekal pengabdian yang luar biasa. Interaksi dengan warga itulah yang sangat berarti bagi mahasiswa, sehingga mereka peka terhadap dinamika kehidupan sosial.
“Dunia saat ini saling bersaing dan ingin mendapatkan cita-citanya sendiri, bukan cita-cita kebangsaan dan kemasyarakatan. SKL di Pragaan, mahasiswa kami diajak melebur dengan masyarakat. Semoga bekal perekat hidup sosial ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata nantinya,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, KH. Ahmad Junaidi Muarif dalam arahannya mendoakan agar yang didapatkan di Pragaan menjadi ilmu yang barakah. Ketua MWCNU Pragaan tersebut menyadari bahwa NU Pragaan banyak kekurangan.
“Maafkan kami, banyak harapan yang mungkin belum terpenuhi. Maafkan semua pendampingan yang kurang maksimal, atau fasilitas yang belum memuaskan,” ujarnya memulai sambutan.
Tenaga pendidik Pondok Pesantren Al-Ihsan Jaddung tersebut menjelaskan, bahwa solidaritas masyarakat Pragaan masih terbilang tinggi, terutama dalam merehab rumah dluafa. Sehingga mahasiswa dapat merasakan langsung suasana tersebut.
“Yang bermanfaat ambil, yang mengecewakan jangan simpan dalam hati, tutupi lubang-lubang kekurangan ini. Semoga menjadi ilmul hal yang barokah,” pintanya penuh nasehat.
Acara diparipurnai dengan serah terima cinderamata oleh STIDAR, MWCNU, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pragaan maupun Panitia di lapangan. Kemudian dipunngkasi dengan pembacaan doa oleh Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, yakni K. Ach Subairi Karim.