spot_img
Categories:

Memetik Kesalehan Spiritual Muslim Jawa

- Advertisement -

Judul Buku   : Tasawuf Jawa (Kesalehan Spiritual Muslim Jawa)

Penulis           : Dr. Hj. Sri Harini, M.Ag

Penerbit         : Araska Publisher

- Advertisement -

Tahun Terbit  : Cetakan 1, Juli 2019

Tebal              : 284 Halaman

ISBN               : 978-623-7145-45-5

Peresensi       : Imam Tabroni *)

 

Kesemrawutan dunia semakin memuncak ketika dihadapkan dengan keinginan dan kebutuhan manusia yang seakan tiada habisnya. Dengan keinginan dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat ini, maka dirasa penting agar keinginan dan kebutuhan manusia tetap berada dalam tatanan moral dan etnik. Darinya, manusia tetap mempertahankan kehidupan harmoni seperti para leluhur terdahulu.

- Advertisement -

Tasawuf sendiri merupakan khazanah keilmuan yang sangat populer di kalangan umat Islam. Walaupun demikian, kelompok Islam puritan dan Islam formalistik memandang tasawuf sebagai gerakan bid’ah dan syirik karena cenderung memuja mistik. Sementara kelompok yang lain, memandang tasawuf sebagai bagian integral dalam Islam yang nilai-nilai esensinya sudah ada sejak zaman Nabi dan para sahabat (hlm. 03). Sifat tasawuf yang fleksibel membuatnya dapat bertemu dan berkolaborasi dengan tradisi lain, termasuk dengan tradisi Jawa. Peradaban Jawa yang dari dulu lebih kental terhadap hal-hal yang besifat batiniyah (hlm. 04). Maka, tidak berlebihan kiranya bahwa tasawuf Jawa sangat kaya.

Di dalam buku ini, Dr. Hj. Sri Harini, M.Ag mengupas dengan rapi tentang Tasawuf Jawa dan kesalehan spiritual muslim Jawa. Tidak hanya itu, sejarah kemunculan dan perkembangan tasawuf dan penyebaran tasawuf di tanah Jawa juga dipaparkan secara gamblang dan dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca. Apalagi dibarengi dengan pengaplikasian tasawuf yang dilakoni oleh muslim Jawa, menjadi lengkaplah buku ‘Tasawuf Jawa’ ini.

Ajaran tasawuf juga dikenal sebagai ajaran gerak sikap yang baik atau etika. Etika Jawa menekankan keharmonisan dan keselarasan pada setiap dimensi kehidupan, salah satunya dengan alam. Orang Jawa yang ideal adalah mereka yang melakukan kewajibannya terlebih dahulu daripada menuntut hak. Kerukunan pada orang Jawa lebih mengedepankan kerukunan sosial daripada kerukunan pribadi.  Dengan demikian, semakin besar lingkup komunitasnya, maka akan semakin mengecil kepentingan kelompok kecil yang ada di dalamnya (hlm. 168).

Selain itu, menurut Niels Mulder, konsep etika Jawa pada prinsipnya lebih diletakkan di atas ukuran pantas dan tidak pantas. Obyek etika Jawa di antaranya terdapat dalam pernyataan-pernyataan yang mengandung nilai-nilai moral. Franz Magnis Suseno sependapat dengan Hildred Geertz yang berpendapat, bahwa ada dua kaidah dasar yang paling menentukan sistem pergaulan manusia Jawa, yaitu; Pertama, bahwa dalam setiap situasi, manusia hendaknya bersikap sedemikian rupa sehingga tidak sampai menimbulkan konflik. Kedua, menuntut agar manusia dalam berbicara dan membawa diri, serta selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya (hlm. 170).

Oleh karenanya, kaidah pertama bisa dikatakan prinsip rukun atau damai, dan kaidah yang kedua dikatakan prinsip hormat. Dari kedua prinsip ini, interaksi muslim Jawa secara nyata digunakan dalam tingkah laku kesehariannya. Maka tidak heran manakala kita bertemu dengan orang Jawa yang sangat khas dengan tutur katanya yang halus dan sopan.

- Advertisement -

Dari hal ini, kita dapat meneladani orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita merasa sangat sulit dalam meneladani sufi-sufi terdahulu yang sampai lupa makan untuk mencari makna kehidupan dan makna lain. Maka, jangan sungkan-sungkan untuk meneladani orang-orang sekitar yang lebih mudah untuk kita ambil hikmah dalam kehidupan sehari-hari, apalagi keshalehan spiritual muslim Jawa.

Hal itu penting bagi kita untuk membaca dan menelaah buku Tasawuf Jawa ini, dengan pembahasan yang kaya akan definisi. Karena hal ini akan membuat kita paham betul terhadap tasawuf yang kemudian dikerucutkan kepada muslim Jawa agar memberikan gambaran bagaimana penerapan dari tasawuf itu sendiri. Maka lengkaplah Tasawuf Jawa ini. Selamat menyelami samudra Jawa yang penuh dengan mutiara hikmah.

 

*) Imam Tabroni, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk Sumenep Jawa Timur.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
A. Habiburrahman
A. Habiburrahman
Read, Write, and Imagine
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...