spot_img
Categories:

Ragam Persiapan di Bulan Sya’ban

- Advertisement -

Oleh: Lukmanul Hakim
Tidak terasa, saat ini telah memasuki bulan Sya’ban 1443 H. Ini berarti masih tersisa waktu selama kurang dari satu bulan lagi sampai pada bulan Ramadlan. Tak terasa sudah satu bulan lamanya kaum muslimin telah banyak bermunajat seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadlan.” (HR. Baihaqi).

- Advertisement -

Hadits di atas merupakan doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada kaum muslimin ketika telah sampai di bulan Rajab dan Sya’ban. Di sisi lain, dapat diambil pemahaman bahwa kita dianjurkan mempersiapkan segala sesuatu, baik fisik dan rohani, untuk menyambut bulan yang penuh karunia dan ampunan sehingga segala limpahan pahala dan kebaikan yang terkandung di dalamnya didapatkan secara maksimal.

Tentunya, untuk dapat memanen pahala yang sangat besar di bulan Ramadlan yang penuh berkah nanti, mulai sekarang persiapan demi persiapan harus mulai dipikirkan dengan matang. Contohlah para sahabat, mereka sudah terbiasa mempersiapkan diri jauh sebelum Ramadlan datang, yaitu 6 bulan sebelum bulan Ramadlan. Padahal kesibukan mereka sebagai pengemban dakwah Islam tentu tidak bisa dianggap sebelah mata.

Bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadlan. Karena diapit oleh dua bulan mulia ini, Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal seharusnya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.

Cara mempersiapkan rohani yaitu bisa dengan mulai mempelajari hal-hal penting yang perlu diamalkan selama bulan tersebut. Mari kembali mengkaji fiqhus-shiyam, yaitu fikih berpuasa yang benar dan sesuai ajaran. Secara fisik, kita juga harus mempersiapkan diri di bulan ini dengan melatih diri memperbanyak ibadah, khususnya puasa. Itulah salah satu hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

Artinya: “Saya sama sekali belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” (HR. Muslim: 1156).

- Advertisement -

Di bulan Sya’ban ini, juga terdapat malam nishfu sya’ban, yaitu malam pertengahan bulan Sya’ban. Terlepas dari kuat tidaknya dalil mengenai amalan pada malam tersebut, malam itu bisa kita jadikan waktu untuk mengingat kembali akan persiapan-persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadlan yang penuh ampunan. Sebagian ulama membolehkan untuk menggunakan hadits dhaif dengan syarat tidak dhaif sekali, ada penguat dari sumber dalil yang lain, dan berkaitan dengan masalah fadhailul a’mal (keutaman perbuatan).

Seperti namanya, selain sebagai nama bulan, Sya’ban juga berasal dari patahan kata sya’bun yang berarti memiliki cabang dan sya’b yang bermakna masyarakat sosial atau berkelompok. Nama ini disesuaikan dengan tradisi bangsa Arab yang berkelompok mencari nafkah pada bulan itu. Sya’ban termasuk bulan yang dimuliakan oleh Rasulullah SAW selain bulan yang empat, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Salah satu pemuliaan Rasulullah SAW terhadap bulan Sya’ban ini adalah beliau banyak berpuasa pada bulan ini. Dengan kata lain bisa kita tarik suatu hikmah yakni bagaimana dalam bulan Sya’ban ini kita bisa bersosialisasi diri dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat, dalam arti yang luas. Sebagian ulama mengatakan tentang menyambut bulan Ramadlan dalam kitab Lathaaiful Ma’arif:

السنة مثل الشجرة و شهر رجب أيام توريقها و شعبان أيام تفريعها و رمضان أيام قطفها و المؤمنون قطافها جدير بمن سود صحيفته بالذنوب أن يبيضها بالتوبة في هذا الشهر و بمن ضيع عمره في البطالة أن يغتنم فيه ما بقي من العمر

Artinya: “Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Sya’ban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadlan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. Oleh karena itu, mereka yang menghitamkan catatan amal mereka hendaklah bergegas memutihkannya dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.” (Lathaaiful Ma’arif, hal 120).

- Advertisement -

Berikut ini secara singkat persiapan yang dapat dilakukan oleh Nahdliyyin dan Nahdliyyat untuk mengisi amalan-amalan shalih di bulan Sya’ban.

Perbanyak Taubat

Bisa jadi dalam beribadah selama sebelas bulan ke belakang, seseorang sudah lupa dan banyak kekurangan di sana-sini. Baik ibadah puasa, sedekah, zakat, tilawah Al-Qur’an, ataupun amal shalih lainnya baik yang ritual maupun non ritual. Oleh karena itu, mari bertaubat, tingkatkan kuantitas dan kualitas amal dengan segera, tanpa menunggu waktu dan pikir panjang. Ingatkah dengan firman Allah SWT:

وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ

Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 133).

Allah akan selalu menerima taubat hamba-Nya. Anas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan, aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah SWT berfirman:

“Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke awan langit, kemudian engkau memohon ampun kepadaku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datangkan untukmu ampunan sepenuh bumi (pula).” (HR. At-Tirmidzi).

Setiap muslim wajib bertaubat kepada Allah SWT dari segala dosa dan maksiat di setiap waktu dan kesempatan sebelum ajal mendadak menjemputnya sehingga ia tak lagi memiliki kesempatan, lalu baru menyesal, meratapi atas kelengahannya. Dan sungguh, tak seorang pun meninggal kecuali ia menyesal. Jika dia orang baik, maka ia menyesal mengapa dia tidak memperbanyak kebaikannya, dan jika ia orang jahat maka ia menyesal mengapa ia tidak bertaubat, memohon ampun dan kembali kepada Allah.

Perbanyak Berpuasa Sunnah

Dari Aisyah berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156).

Dalam riwayat lain Aisyah berkata, “Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649).

Momentum untuk Meningkatkan Dakwah

Buang jauh-jauh pikiran seseorang akan memperoleh kebaikan yang berlipat ganda dari bulan suci nanti jika ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Akankah kita diam dengan adanya kedzaliman yang dilakukan oleh kaum non-muslim kepada kaum muslimin seperti sekulerisme, pluralisme, liberalisme, demokrasi, hedonisme, dan pemikiran dari luar Islam yang terus menerus menyebar serta menjangkiti sebagian kaum muslimin? Tidak. Sekali lagi tidak. Ingatlah firman Allah SWT:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 104).

Dengan dakwah yang dilakukan, berharap saudara sesama muslim juga dapat mempersiapkan Ramadlan dengan maksimal. Apakah rela dengan saudara sesama muslim jika menyia-nyiakan bulan Ramadlan nanti karena ketidak pahaman mereka.

Dengan mengharap pertolongan Allah SWT pula, dakwah menjadikan tidak ada lagi kaum muslimin mukalaf di bumi yang meninggalkan kewajiban berpuasa, tidak ada lagi kaum muslimin yang menghabiskan waktu siang di puasanya dengan berghibah, membuang waktu, dan mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.

Nantinya yang ada hanya kaum muslimin secara keseluruhan memegang teguh aqidah dan hukum Islam di setiap detik kehidupan yang dijalani. Beruntunglah mereka yang beriman yang beramal shalih, saling mengingatkan dalam kebaikan dan juga  kesabaran.

Dari hal itu, mari persiapkan diri dengan memperbanyak amal shalih di bulan Sya’ban ini, sebagai modal awal untuk mengarungi bulan Ramadlan yang akan datang sebentar lagi. Semangat dalam mencari ilmu, mengamalkan dan menyebarkannya, itu lebih baik jika kita mengetahui. Sebagaimana Firman Allah SWT:

وَلَوْ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ خَيْرٌ ۗ لَوْ كَا نُوْا يَعْلَمُوْن

Artinya: “Dan jika mereka beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, sekiranya mereka tahu.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 103).

Wahai kaum muslimin, bisa jadi selama sebelas bulan ke belakang kita sibuk dengan urusan masing-masing, kurang memperdulikan keluarga, kerabat dekat, tetangga dan teman ataupun secara sadar maupun tidak sengaja menyakiti hati mereka.

Oleh karena itu, sekarang, di bulan Sya’ban ini, detik ini juga, mari saling maaf-memaafkan antar sesama, eratkan silaturahim, kuatkan tali ukhuwah islamiyyah. Karena maaf-memaafkan, silaturahim, dan menyantuni jangan hanya dilakukan di momen Idul Fitri.

Cukupkanlah Rasulullah SAW menjadi suri teladan dalam menyambut bulan Ramadlan. Demikian pula potret amal ibadah para shahabat. Mereka sangat menanti bulan mulia itu dan menangis ketika harus berpisah dengannya.

Semoga Allah SWT memudahkan langkah dalam mempersiapkan Ramadlan yang tidak lama lagi datang dan kita bisa berjumpa kembali dengan bulan Ramadlan berikutnya.

*) Mahasiswa Prodi PAI Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk, Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Dewan Redaksi Jurnal Pentas Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Pengurus Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lembung Barat, dan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk Tahun 2014-2021.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...