spot_img
Categories:

Yuk, Intip Kriteria Suami Shalih

- Advertisement -

Oleh: Lukmanul Hakim

Setiap wanita tentunya berharap dapat bersanding dengan pria yang paham agama, sabar, romantis, perhatian pada istri, dan berbagai kriteria ideal lainnya. Lelaki yang memiliki banyak kelebihan, keunggulan harta, sifat mulia, dan menarik wajahnya sekaligus ikhwan yang ittibaus sunnah. Sebuah obsesi yang sah-sah saja dan manusiawi.

Namun, sebagai manusia biasa, juga perlu bersikap realistis bahwa tidak ada pria sempurna tanpa cacat dan cela. Di sinilah kebesaran jiwa dan sikap positif perlu ditanamkan dalam dada bahwa pria itu juga manusia biasa yang mempunyai sisi kelemahan di samping kelebihan.

- Advertisement -

Tatkala Allah SWT menakdirkan untuk mempersandingkan wanita dengan pria yang kurang romantis, kaku, tidak ‘care’, dan berbagai kekurangan menurut sudut pandang wanita, yakinlah dalam mengarungi bahtera rumah tangganya tetap bisa meraih kebahagiaan.

Jangan terlalu mendramatisasi perasaan negatif, namun berupaya mencari celah kebaikannya. Di sisi lain, para wanita pun sejatinya memiliki hal yang sama sebagaimana kaum pria. Di sinilah dalam institusi sakral rumah tangga, masing-masing individu saling melengkapi dan menutupi atau memaklumi sisi-sisi negatif. Dengan menjadikan standar akhlak dan agama sebagai barometer utama agar rumah tangga barakah.

Sosok suami shalih lagi sejati adalah figur yang dapat memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Sebagai pemimpin rumah tangga yang menjaga keluarganya dari api neraka, mengajak pada ketaatan untuk mentauhidkan Allah SWT. Dari itu, Allah SWT berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).

Adapun tafsir ayat di atas sebagai berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ajarkanlah agama kepada keluarga kalian dan ajarkan pula adab-adab Islam.”

- Advertisement -

Qatadah rahimahullah berkata, “Suruh keluarga kalian untuk taat kepada Allah SWT, cegah mereka dari berbuat maksiat. Hendaklah mereka melaksanakan perintah Allah SWT dan bantulah mereka. Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiat, maka cegah dan laranglah mereka.”

Ibnu Jafir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Ajarkanlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah yang (hal ini) dapat menyelamatkan diri mereka dari api neraka.”

Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir, “Wajib atas kalian untuk mengajarkan anak-anak kita agama Islam, serta mengajarkan kebaikan dan adab-adab Islam.” (Tafsir ath-Thabari (XII/156-157), Tafsir Ibnu Katsir (IV/412-413), dan Tafsir Fathul Qodir (V/253)).

Demikianlah figur suami shalih yang harus membawa anak istrinya pada ketakwaan kepada Allah SWT. Suami yang mendidik akidah keluarganya, mengajarkan adab, dan akhlak islami. Pria istimewa yang menanamkan kecintaan untuk selalu beribadah hanya kepada Allah SWT, pria yang gemar mengingatkan keluarga beramal shalih. Sosok mulia yang mampu menjadi panutan dalam kebaikan dan keshalihan.

Demikianlah betapa lelaki shalih akan mampu menjadikan rumah tangganya barakah. Lelaki shalih yang bersanding dengan wanita shalihah, Insyaallah bahtera pernikahan akan mendapatkan naungan, ridla, dan rahmat Allah SWT. Sungguh membahagiakan hati ketika cinta dan kasih sayang yang dibangun di atas pondasi iman kepada Allah SWT dan meneladani sunnah-sunnah Rasul-Nya terwujud dalam biduk rumah tangga.

- Advertisement -

Sejoli yang menikah dengan tujuan menjaga kesucian diri akan diberi pertolongan Allah SWT dan Allah SWT bakal menegakkan dan mengokohkan mahligai pernikahan yang dibangun karena cinta kepada-Nya. Menikah dengan pria shalih adalah anugerah dan nikmat-Nya yang patut disyukuri. Sosok suami idaman adalah pemberian Allah SWT untuk wanita-wanita perindu surga.

Sebuah wasiat indah bagi para pasutri, “Apabila seorang hamba menikah terpenuhilah separuh agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuhnya lagi.” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath dan al-Hakim dalam al-Mustadrak. Dishahihkan al-Bani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 623).

*) Mahasiswa Prodi PAI Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk, Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Dewan Redaksi Jurnal Pentas Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Pengurus Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lembung Barat, dan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk Tahun 2014-2021.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...