spot_img
Categories:

Transformasi Konstruksi Jam’iyah Menuju Abad Kedua

- Advertisement -

Hasil survei menyatakan bahwa 39 persen populasi muslim di Indonesia mengaku anggota NU, lebih 50 persen berafiliasi pada NU, dan sekitar 70 persen menempatkan NU pada top of mind sehingga fatwa-fatwa NU menjadi pegangan dalam situasi tertentu dan mengharuskannya menentukan sikap. (hal. 73)

Data tersebut menunjukkan bahwa NU memikul tanggung jawab besar dalam mengukir wajah bangsa yang majemuk ini. Beban ini wajib menjadi subyek dan tindakan agar kepengurusan dari tingkat pusat hingga anak ranting terbangun struktur organisasi yang governance dan benar-benar nyata keberadaannya di tengah-tengah masyarakat.

Dalam buku ini, KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan gagasan besar pada pengurus agar tidak membiarkan sebuah problem. Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden RI Ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengajak kepada pengurus untuk menentukan arah dinamika masyarakat. Yang menjadi pembeda dengan buku-buku yang lain, penulis membongkar sejarah Islam di tengah dunia yang mulai berubah. Pemetakan itu diurai lewat perubahan tata politik dunia, demografi, standar norma, dan globalisasi.

- Advertisement -

Di lembar pertama tertulis ‘Tajdid Jam’iyyah untuk Khidmah Millenial’. Artinya, gagasan penulis yang tertuang dalam buku ini memberikan penjelasan secara gamblang pada pengurus NU untuk berjuang membangun kepastian agar keberadaan jam’iyah benar-bernar bermakna dan bermanfaat. Jika dipelajari gagasan ini lebih dalam, maka pengurus akan memahami kedudukannya, akan melakukan gerakan yang dinamis, memahami kepentingannya, memahami tujuannya, memabangun strategi, dan menetapkan target dan agenda.

Jika ditelaah lebih jauh, yang diperjuangkan Gus Yahya dalam kepemimpinannya kali ini, persis dengan perjuangan muassis pendahulu. Penulis memaknai kelahiran NU, cita-cita NU, dan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini semua dijelaskan karena NU dilahirkan mengusung cita-cita peradaban yang ingin mewujudkan tata dunia yang harmonis, adil berdasarkan akhlakul karimah, dan penghormatan terhadap kesetaraan martabat antara sesama manusia.

Strategi yang dibangun muassis, kata penulis, hakikatnya berwujud pada pemberdayaan jamaah sebagai kekuatan kultur agar merawat nilai-nilai luhur dan NKRI sebagai titik tolak sosial-politik untuk terlibat dalam pergulatan antarbangsa. Untuk meraih itu semua, buku ini menegaskan, seluruh elemen NU harus siap menghadapi tantangan dan mampu mengendalikan politik praktis. Pengurus tak harus sibuk memilah dan memilih mana yang warga NU dan yang bukan. Semestinya melibatkan diri dalam pemecahan masalah yang nyata di lingkungan masyarakat.

Pada Bab III, penulis mengajak untuk mengenali jati diri dan kehendak jam’iyah diniyah dan ijtimaiyah. Dengan model khidmah yang inklusif, pengurus tidak berkutat lagi pada permasalahan keagamaan saja. Namun hal itu harus diimbangi dengan menaruh perhatian yang besar pada masalah sosial-ekonomi dan menyangkut hajat hidup masyarakat. Sebagaimana dalam penelitiannya bahwa ketimpangan dalam wawasan pengabdian berakar pada seluk-beluk kewargaan.

Bagi penulis, konstruksi organisasi yang ada saat ini belum cukup mengalami penyesuaian sehingga formatnya relatif tidak berubah sejak tahun 1952. Format yang ideal bagi konstruksi organisasi adalah format pemerintahan dengan fungsi utama, penyediaan pelayanan bagi warga, menetapkan dan menerapkan regulasi agar pelayanan dapat diakses secara adil dan transparan, dan mobilasasi sumberdaya-sumberdaya serta redistribusinya bagi instrumen organisasi dan warga.

Untuk mencapai format itu, tidak hanya transformasi struktur dan format manajemen, tetapi transformasi pola pikir dan mentalitas. Lewat transformasi pola pikir dan mentalitas akan mengubah 3 hal, antara lain: pola pikir tentang lingkup bidang khidmah dan jangkaun sasarannya; pola pikir tentang makna program; dan pola pikir tentang hubungan antartingkatan kepengurusan dalam melaksanakan program.

- Advertisement -

Tak heran dalam wawasan pengasuh Pondok Pesantren Radlatut Thalibin Leteh, Rembang ini, aktivisme NU seharusnya tidak hanya diarahkan untuk mengumpulkan dan memupuk keuntungan sendiri, tetapi diorientasikan pada kemaslahatan masyarakat secara keseluruhan. Operasionalisasi seperti ini menjadi jalan keluar, baik dari bahaya politisasi NU maupun bencana kematian organisasi.

Guna menyongsong abad kedua, penulis mengingatkan tentang tanggung jawab NU di masa depan semakin luas dan beragam menurut inklusivikasi khidmah dan kebangkitan dalam tiga jalur pergulatan, yakni kebangkitan intelektualitas, teknokrasi dan kewirausahaan.

Berangkat dari hal ini, beliau mengimbau pada pengampu program untuk memperhatikan kepentingan-kepentingan besar yang diikuti dengan rincian strategi. Untuk mencapai yang dikehendakinya adalah kesatuan nalar antara bentuk output dan dampak outcome. Karena di dalam bentangan yang beragam ini diperlukan pertimbangan spesifik yang tersambung dengan realitas lingkungan setempat. Wawasan inilah menjadi materi untuk disampaikan dalam pelatihan kader.

Gus Yahya meyakini, kebesaran NU adalah buah ruhani bukan duniawi. Kebesaran NU adalah anugerah Allah SWT sebagai pahala atas amal saleh yang istiqamah dari kader-kader yang mulia. Itulah yang disebut kader yang menyerahkan seluruh jiwa dan raga sepanjang hidup untuk khidmah kepada ilmu dan umat.

Sebagaimana dikatakan oleh Kiai Misbah Mustofa Bangilan Tuban (hal. 90), ada 3 gejala yang senantiasa melekat pada kiai-kiai saleh NU beserta kadernya, yaitu ilmu, ri’ayah (mengasuh dan membimbing umat), dan ikhlas. Ketiga gejala inilah yang disebut pecinta NU yang akan memberikan perubahan peradaban yang berkenaan dengan tata politik dunia, perubahan komposisi kependudukan, perubahan standar norma, dan perubahan karena globalisasi.

- Advertisement -

Diketahui, untuk menumbuhkan ghirah pembaca, buku ini juga menyuguhi beberapa foto ulama NU yang berdarah-darah menagakkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Mereka itu adalah Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KHR As’ad Syamsul Arifin, KH Abdurrahman Wahid, KH Ahmad Shiddiq, KH Ridwan Abdullah, KH Bisri Syansuri, KH Mustofa Bisri, KH Sahal Mahfudh, KH Zainuddin Jazuli Ploso, dan kiai lainnya. Tambah sakral lagi, terdapat foto Pandji NU, dokumentasi Muktamar NU dari masa ke masa serta beberapa tokoh pemerintah, seperti Sorekarno dan Soeharto.

Indetitas Buku
Judul: PBNU Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama
Penulis: KH Yahya Cholil Staquf
Penerbit: MataAir Publishing
Tahun Terbit: 2022
Tebal Buku: 148
ISBN: 978-602-74657-6-3

Peresensi: Firdausi, Ketua Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Semenep

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...