Hari Raya Idul Adha tahun ini diperkirakan akan beda, baik antara Indonesia dan Arab Saudi maupun antar sesama umat Islam di Indonesia sendiri. Perbedaan antara Indonesia dan Arab Saudi disebabkan faktor geografis, sedangkan perbedaan di internal Indonesia sendiri disebabkan faktor fikih.
Berikut perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha yang disebabkan oleh perbedaan geografis antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Ijtima akhir Dzul Qa’dah 1444 terjadi pada Ahad, 18 Juni 2023 pukul 11.40 WIB, yaitu pukul 07:40 waktu Saudi. Matahari terbenam di Indonesia (sebagai contoh; Sumenep) pada pukul 17.17 dan umur hilal 5 jam 37 menit, sehingga tingginya 0° 24′ (toposentris).
Dengan ketinggian yang kritis itu, hilal tidak mungkin bisa dirukyat, sehingga Senin, 19 Juni 2023 dihukumi sebagai hari ke-30 dari bulan sebelumnya, dan 1 Dzul Hijjah jatuh pada hari Selasa, 20 Juni 2023, dan Idul Adha jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023.
Sedangkan di Arab Saudi, matahari terbenam pada pukul 19. 05 waktu Saudi, atau 23.05 WIB, dan umur hilal sudah 11 jam 25 menit. Karena umurnya sudah tua maka posisinya juga tinggi, yaitu 4° 50′ (toposentris) dan sangat mungkin dirukyat, sehingga Senin 19 Juni 2023 sudah menjadi hari pertama bagi bulan Dzulhijjah, dan Idul Adha di sana jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023.
Adapun perbedaan yang terjadi di antara sesama umat Islam di Indonesia sendiri disebabkan oleh faktor fikih, yaitu antara penganut rukyatul hilal dan wujudul hilal.
Penganut rukyatul hilal akan berlebaran pada hari Kamis, 29 Juni 2023 sebagaimana di atas dengan alasan “hilal tidak dapat dirukyat”, sedangkan penganut wujudul hilal akan berlebaran pada hari Rabu, 28 Juni 2023 dengan alasan “hilal sudah wujud, bukan karena ikut Saudi”.
Lalu bagaimana dengan puasa Arafah? Puasa Arafah tetap dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah waktu setempat, bukan ikut Saudi. Karena puasa itu adalah puasa Arafah, bukan puasa wuquf. Selain itu, kalau muslim Indonesia berpuasa Arafah pada hari Selasa, 27 Juni 2023 karena ikut Saudi, berarti “yang ikut mendahului yang diikuti”. Karena muslim Saudi memulai puasa Arafah pada hari Selasa, 27 Juni pada pukul 04.07 waktu Saudi, atau pukul 08.07 WIB dan berbuka pada pukul 19.08 waktu Saudi, atau 23:08 WIB.
Sedangkan muslim Indonesia (Sumenep) memulai puasa pada pukul 04.12 WIB, atau 00.12 waktu Saudi, dan berbuka pada pukul 17.21 WIB, atau 13:21 waktu Saudi. Kalau muslim Indonesia berpuasa Arafah mengikuti puasa Arafah-nya Saudi, maka yang mengikuti lebih awal 4 jam daripada yang diikuti. Dan itu tidak logis.
Semoga tulisan ini bisa mengantarkan kita menjadi muslim yang ilmunya diamalkan dan amalnya didasarkan pada ilmu. Wallahu a’lam.
Editor: Firdausi