spot_img
Categories:

Khutbah Gerhana Bulan Total: Keagungan Allah Sang Pencipta

- Advertisement -

Fenomena alam Gerhana Bulan Total merupakan satu pertanda kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan jagad raya untuk dimanfaatkan dengan baik oleh setiap penduduk bumi, yakni manusia.

Nanti malam, tepat pada Rabu, (26/5/2021) akan terjadi Gerhana Bulan Total di sejumlah daerah di Indonesia. Karenanya, setiap manusia senantiasa memanfaatkan momentum fenomena alam tersebut untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sebagai bentuk rasa syukur atas segala penciptaan-Nya.

Sebagaimana lazim dikalangan umat Islam khususnya warga NU, setiap terjadi gerhana, baik matahari maupun bulan, melaksanakan Shalat Sunnah disertai dengan Khutbah Gerhana.

- Advertisement -

Berikut ini naskah Khutbah Gerhana Bulan Total yang disiapkan NU Online Sumenep dengan merujuk pada Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

 

Jamaah Shalat Gerhana Bulan yang Berbahagia

Setiap orang di antara kita terutama yang hadir dalam majelis shalat Gerhana Bulan ini mengimani bahwa alam semesta ini beserta segenap isinya diciptakan Allah SWT. Baik dalam struktur makrokosmos yang mewujud sebagai galaksi, gugusan bintang–gemintang hingga sistem keplanetan atau tata surya. Maupun dalam struktur mikrokosmos yang melingkupi molekul hingga atom beserta partikel–partikel ultrarenik lainnya.

- Advertisement -

Semuanya yang ada di dalam semesta raya adalah makhluk Allah dan tak satu pun yang lepas dari Sunnatullah. Inilah makna Alloh sebagai Rabbul ‘âlamîn, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh
keberadaan : al–Khâliqu kulla syaî’, pencipta segala sesuatu.

Alloh SWT menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai ayat atau tanda akan keberadaan–Nya. Telah lazim kita dengar istilah ayat qauliyyah dan ayat kauniyyah. Ayat quliyyah merujuk pada ayat–ayat berupa firman Allah dalam wujud al–Qur’an, sedangkan ayat kauniyyh kedua mengacu pada ayat berupa ciptaan Allah SWT secara umum mencakup alam semesta beserta segenap isinya, termasuk diri manusia sendiri.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ

Artinya: Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat [41]:53 )

- Advertisement -

Peristiwa Gerhana Bulan yang sedang terjadi dan disaksikan pada saat ini, sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda atau ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati momen–momen indah tersebut. Dan kita juga bersyukur pada saat ini memiliki pengetahuan ilmu falak yang lebih baik dalam Gerhana Bulan. Ilmu falak menunjukkan Gerhana Bulan terjadi akibat kesejajaran Matahari, Bulan dan Bumi dari perspektif tiga–dimensi dengan Bumi berada di tengah–tengah keduanya.

Kesejajaran tersebut merupakan implikasi dari pergerakan Bulan mengelilingi Bumi. Lalu baik Bumi dan Bulan secara bersama–sama bergerak mengelilingi Matahari. Dan Matahari beserta segenap bagian tata surya kita mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti yang mengagumkan. Matahari dan segenap tata surya kita membutuhkan waktu 220–225 juta tahun guna menyelesaikan sekali putaran mengelilingi pusat Bima Sakti. Galaksi Bima Sakti kita adalah salah satu galaksi terbesar dalam semesta raya, berisikan tak kurang dari 400 milyar bintang. Segenap bintang tersebut berputar mengelilingi pusat galaksi yang berisikan benda langit sangat berat dengan bobot 4 juta kali lipat Matahari kita. Baik Bulan, Bumi, Matahari dan bintang–bintang dalam galaksi Bima Sakti bergerak secara teratur mengikuti Sunnatullah.

Shalat Gerhana Bulan merupakan shalat sunah yang sangat dianjurkan dan mulai disyariatkan pada Jumadal Akhirah 5 H menurut pendapat yang kuat. Pada saat itu terjadi peristiwa Gerhana Bulan Sebagian pada Sabtu 15 Jumadal Akhirah 5 H yang bertepatan dengan 17 Mei 626 M. Gerhana Bulan tersebut bisa disaksikan dari kota Madinah pada dinihari meski hanya dalam sebagian fase saja. Data hisab menunjukkan gerhana mungkin dapat teramati selama maksimum 123 menit, dimulai dari awal fase gerhana sebagian pada pukul 03:31 hingga terbitnya Matahari pada pukul 05:34. Diperhitungkan pula bahwa 23 menit sebelum Bulan terbenam (Matahari terbit), Gerhana Bulan mencapai pertengahannya dengan 95 % permukaan cakram Bulan tak nampak (tertutupi umbra Bumi) sehingga menampakkan bentuk sabit besar.

Jamaah shalat Gerhana Bulan yang berbahagia,

Jika kita sering mendengar anjuran mengucapkan tasbih “subhânallâh” (Mahasuci Allah) kala berdecak kagum, maka sesungguhnya itu adalah manifestasi bahwa segala sesuatu yang menakjubkan harus dikembalikan pada keagungan dan kekuasaan Allah. Kita dianjurkan seketika mengingat Alloh dan menyucikannya dari godaan keindahan lain selain–Nya. Bahkan, Alloh sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada–Nya.

Dalam Suarat al-Hadid ayat 1 disebutkan:

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Sementara dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Jamaah shalat Gerhana Bulan yang berbahagia,

Apa konsekuensi lanjutan saat kita mengimani, menyucikan dan mengagungkan Allah? Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah diri ini di hadapan AllahAlloh. Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Alloh berbanding lurus dengan menurunnya sikap takabur, angkuh atas kelebihan–kelebihan diri dalam aspek apapun.

Keagungan Allah SWT yang dinyatakan dalam ayat–ayat kauniyah–Nya tersebut seharusnya mengarahkan kita pada ketakberdayaan diri. Sehingga memunculkan sikap merasa bersalah dan bergairah memperbanyak istighfar. Dalam peristiwa Gerhana Bulan ini pula kita dianjurkan untuk menyujudkan seluruh kebanggaan dan keagungan di luar Allah, sebab pada hakikatnya semuanya hanyalah tanda. Momen Gerhana Bulan juga menjadi wahana guna memperbanyak permohonan ampun, tobat, kembali kepada Alloh sebagai muasal dan muara segala keberadaan.

Semoga fenomena Gerhana Bulan kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah SWT, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita. Wallohu a’lam

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas
Pemimpin Redaksi NU Online Sumenep
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

5
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...