Batuputih, NU Online Sumenep
KH A Pandji Taufiq, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep menegaskan, kegiatan ke-NU-an semestinya didukung dengan gerakan swadaya warga. Ajakan ini berlaku pada segenap pengurus NU untuk mentradisikannya dengan model bekerja sambil beramal.
Dalam sambutannya di acara Bahtsul Masail dan Konsolidasi PCNU Sumenep yang dipusatkan di masjid At-Taqwa Gedang-Gedang, Batuputih, Ahad (12/03/2023), mengajak kepada masyarakat untuk beramal dalam setiap kegiatan ke-NU-an, baik sifatnya diniyah dan ijtimaiyah.
Acara Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dan Tasyakuran 1 Abad NU yang digelar di Gapura kemarin sengaja dirancang agar menjadi konsolidasi antara strukltur dan kultur. Baginya, kegiatan tersebut hakikatnya ingin meneruskan sebuah tradisi yang sejak dulu mengakar lama di akar rumput.
Animo pengurus dan masyarakat hadir ke acara tasyakuran ini tidak ada keperluan elektabilitas, tetapi memperjuangkan, memelihara dan menyiarkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
“Dengan demikian, kegiatan tasyakuran kemarin hakikatnya dilkasanakan oleh masyarakat. Kami selaku pengurus mengajak pada pengurus untuk mengetuk tularkan pada ranting dan anak ranting. Bukan zamanya lagi pengurus memubuat proposal. Saatnya menggunakan uang kas dan kekuatan warga. Mari kita gotong royong sekaligus beramal. Pasalnya kearifan lokal yang ada yakni Bha Rebbha dengan buah, beras, dan lainnya masih melekat di pedesaan,” terangnya.
Dilanjutkan, yang diupayakan oleh PCNU adalah uang kas organisasi tidak dibuat dana operasional, tapi digunakan untuk program masyarakat. Persoalan konsumsi, kata dia, menggunakan kekuatan warga.
“Jika kita berpartisipasi di acara ke-NU-an seakan-anak beragama,” tandasnya.