spot_img
Categories:

Ummu Salamah, Seorang Janda yang Optimis

- Advertisement -

Oleh: Lukmanul Hakim
Rindu yang sulit diobati adalah merindukan suami yang telah meninggal. Kalimat-kalimat melankolis terucap, yang menunjukkan bahwa bagi seorang janda, suaminya memiliki kedudukan spesial dalam hidupnya.

Hingga ia merasa belum ada sosok lelaki yang sebaik suaminya. Juga kata-kata diplomatis seorang janda yang ditawari menikah, “Saya belum minat menikah lagi, ingin fokus mendidik anak, saya khawatir suami saya nanti tidak bisa menerima keadaan anak saya.”

Demikianlah sepintas curahan hati para janda yang kadang lebih didominasi dalam hal perasaan dan sering terkenang masa lalunya.

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

Artinya: “Tak ada seorang hamba (muslim) pun yang tertimpa musibah lalu ia berdoa: ‘Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya.’ Ummu Salamah berkata: Saat Abu Salamah wafat, aku berdoa sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah kepadaku, lalu Allah memberi ganti untukku yang lebih baik darinya, yakni Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.” (Muttafaq ‘Alaih).

Demikianlah, di akhir kisahnya Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha bersanding dengan Rasulullah SAW. Sungguh hatinya dipenuhi keimanan dan jiwanya diisi dengan kesabaran. Kesabaran membawa cinta yang membuatnya mulia di sisi Allah SWT.

Status janda tak membuat Ummu Salamah surut dalam perkara keimanan dan amal shalih, justru kondisi yang merupakan takdir terindah itu memacu semangatnya untuk optimis dan mampu melewati berbagai badai dengan meminta kemudahan pada Allah SWT.

Ujian hidup telah menaikkan level takwanya pada derajat yang tinggi. Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Manusia itu sama dalam akibat, lantas apabila turun cobaan akan terlihat perbedaan mereka.” (Shaidul Khathir, hal 216).

Seorang janda tak sepantasnya pesimis. Renungkanlah bahwa Allah SWT memiliki takdir terindah yang kadang tak terduga, seperti datangnya pria shalih yang ingin menikahi, atau anak-anak yang mampu menjadi penyejuk mata, rezeki yang barakah dan sebagainya yang semua itu harus disyukuri. Jangan mencemaskan masa depan yang belum tentu membuat kita menderita.

Selama seorang muslimah berkomitmen menjadi wanita shalihah niscaya rezeki suami shalih juga akan tiba, biidznillah. Perbaiki diri niscaya kehidupan akan bertabur kebahagiaan dunia akhirat.

Akan ada banyak pahala dalam kesabaran. Jangan cemaskan bisikan-bisikan setan yang menyurutkan langkah untuk menjadi wanita yang sabar. Menikah dengan banyak pertimbangan adalah keputusan yang bijak. Ketika memilih sendiri pun tak masalah, selama dia dalam ketaatan kepada Allah SWT. Dan kuncinya agar hidup lebih bahagia adalah bersabar dan berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Dan ketika anda menikah maka jangan pernah bandingkan pasangan anda dengan suami terdahulu.

Kesabaran akan membawa kecintaan pada pasangan, menumbuhkan kedekatan dan bersama-sama mewujudkan kebahagiaan rumah tangga. Umar bin Abdul Aziz berkata:

مَا أَنْعَمَ اللهُ عَلىَ عَبْدٍ نِعْمَةً فَاَنْتَزَعَهَامِنْهُ فَعَاضَ مَكَانَهَا الصَّبْرَ إِلَّاكاَنَ مَاعَوَّضَهُ خَيْرًا مِمَّا انْتَزَعَهُ

Artinya: “Allah tidak memberikan kenikmatan kepada seorang hamba-Nya dengan sesuatu kenikmatan, kemudian ia mengambil nikmat itu darinya, lantas orang itu bersabar menerimanya, maka apa yang digantikan oleh Allah itu lebih baik dari yang telah diambil-Nya.” (Tazkiyatun Nafs, hal: 112).

Semoga uraian di atas memotivasi para janda dan kaum muslimah untuk fokus beramal shalih dan tidak terpuruk pada kenangan masa lalu, sabar menerima takdir Allah SWT dan bermuamalah dengan baik pada pasangan dan anak-anaknya.

*) Mahasiswa Prodi PAI Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk, Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Dewan Redaksi Jurnal Pentas Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Pengurus Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lembung Barat, dan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk Tahun 2014-2021.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...