Lenteng, NU Online Sumenep
Berbuka puasa tidak bisa lepas dari yang namanya kuliner tradisional. Satu di antaranya adalah kesegaran Es Dawet. Minuman khas tradisional ini selalu menjadi buruan untuk melepas dahaga selepas adzan Maghrib dikumandangkan. Terlebih varian rasa manis gula arennya yang sekarang banyak dipadukan dengan susu.
Melihat hasil kebun di sekitar rumahnya, Ahmad Ridwan, berinisiatif untuk memanfaatkan sebagai lahan bisnis kuliner. Warga Jalan Bindara Saod, Desa Lembung Barat, Kecamatan Lenteng ini berinsiatif dan berinovasi menciptakan dawet tradisional. Namun dengan rasa dawet yang tidak biasa.
“Lebih variatif dan modern. Kami ingin minuman tradisional ini memiliki kesan modern,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh NU Online Sumenep, Rabu (06/04/2022) di rumahnya, Desa Lembung Barat, Lenteng.
“Dawet adalah satu dari sekian banyak minuman tradisional di Indonesia. Dawet pernah saja dibosani oleh sebagian masyarakat dengan produknya yang itu-itu saja,” tambah pria yang merintis usahanya itu pada 2021.
Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk ini menjelaskan, saat ini dawet mulai banyak diinovasikan sehingga tidak akan hilang ditelan perubahan.
“Dawet yang awalnya hanya minuman biasa dengan santan putih dan pemanis dari gula merah atau sirup, kini mulai diubah perpaduannya dengan susu,” jelasnya.
Menurutnya, susu yang lebih pas dan lezat di setiap mulut telah menghipnotis sebagian pengusaha untuk mencoba hal baru ini. “Perubahan ini bukan tanpa dasar. Susu termasuk susu UHT diminati banyak orang. Sudah ada banyak cafe atau tempat lainnya yang juga menyediakan produk minuman dari susu yang khas ini,” terangnya.
Dirinya juga menegaskan, perubahan dari santan ke susu juga dinilai lebih baik secara kesehatan. Manfaat susu lebih banyak daripada santan.
“Belum lagi ditambah gula merah yang penuh khasiat. Susu menjadi lebih segar. Susu juga menyediakan kebutuhan gizi manusia,” ungkapnya.
Untuk membuat dawet dari campuran susu atau minuman ini menjadi lebih sehat, lanjutnya, tidak perlu banyak bahan yang membuat ribet.
“Cukup siapkan dawet atau agar-agar sebagai tambahannya, lalu siapkan susu UHT seperti Ultramilk, Frisian Flag, atau sejenisnya yang warna putih. Terakhir siapkan larutan gula merah dan es batu. Kemudian tinggal campurkan semua bahan dalam satu gelas,” tutur Ridwan.
“Sangat mudah bukan proses pembuatannya dan bahan-bahan yang diperlukan juga mudah didapatkan dengan harga terjangkau,” sambung dia.
Dirinya juga berharap, Nahdliyin tidak ada salahnya untuk membuat minuman segar dan sehat seperti hasil produknya. “Hitung-hitung daripada jajan di luar dan kurang higienis, maka lebih baik untuk coba buat sendiri,” pungkasnya.
Editor : Firdausi
