spot_img

LAZISNU Sumenep bakal Wujudkan Impian Nenek Hotipah Miliki Rumah Layak Huni

- Advertisement -

Guluk-Guluk, NU Online Sumenep
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sumenep melakukan Turun ke Bawah (Turba) ke kediaman Nenek Hotipah di Dusun Brakas Daja, Desa Guluk-Guluk, Kecamantan Guluk-Guluk.

Turba tersebut dilakukan atas instruksi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep untuk melakukan survei kediaman ibu Hotipah yang tidak layak huni.

Nenek kelahiran 01 Juli 1959 ini tinggal bersama saudaranya di rumah gedek yang kondisinya bolong-bolong. Lantainya rumah alamiah, yakni berlantai tanah, genteng yang bocor, kayu yang mulai lapuk, dan dapurnya ada di ruangan rumah tersebut, tepatna di sebelah tempat tidurnya.

- Advertisement -

Setiap malam mereka berdua kedinginan. Di musim penghujan, lantai rumahnya becek. Sesekali tidur di luar rumah karena di dalam becek. Kadang mereka memilih tidur di luar karena asap dapur mengepul di dalam rumahnya.

Untuk sampai ke kediamannya, kurang lebih 500 meter dari Pondok Pesantren Attarbiyah. Dari pesantren tersebut, pengurus melewati jalan setapak, jalan yang licin, jalan bebatuan, melewati sawah warga dan jalan yang berimbun.

Hotipah seorang perawan tua. Adiknya pernah menikah tapi cerai mati. Mereka hidup sebatangkara dan tidak pernah mendapatkan banyak bantuan dari pemerintah, dan baru kali ini setelah viral di Medsos pemerintah turun ke lokasi.

Profesi Hotipah adalah petani yang hasil panennya tidak sama dengan petani lainnya. Mereka berdua bisa survive melalui hasil taninya. Bila ada haflatul imtihan di pesantren Attarbiyah, mereka mencoba berjualan rujak. Artinya, pekerjaan sampingan itu dilakukan hanya setahun sekali.

Saat dikunjungi LAZISNU
Hotipah bangga dengan kedatangan pengurus NU, bahkan mereka berharap hidup mati bersama kiai. Ketika ditawarkan untuk pindah tempat, mereka bersikukuh untuk bertahan di rumah tersebut. Karena menurut orang Madura, tanah sangkol harus ditempati dan dirawat walaupun rumah ibu Hotimah hanya sendirian (tidak memiliki tetangga).

“Kelak jika ajal menjemput, hanya menginginkan ditahlilkan di tanah ini,” kata Hotipah, Selasa (23/4/2024).

- Advertisement -

Ketua NU Care – LAZISNU Sumenep Kiai Quraisy Makki mengatakan, rencana bedah rumah layak huni dikonsep semi permanen. Untuk merealisasikannya, beliau sengaja melibatkan tokoh masyarakat (kiai), Pengurus Ranting NU Guluk-Guluk, Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Guluk-Guluk untuk bermusywarah mengenai rencana bedah rumah tersebut.

Dari hasil musyawarah tersebut, dibentuklah panitia lokal yang terdiri dari PRNU Guluk-Guluk, Badan Otonom NU, Tokoh Masyarakat dan Pemerinth Desa setempat.

Kiai Quraisy sapaannya mengatakan, setelah Turba bersama pengurus Ranting NU. Ternyata struktur tanahnya bergerak, dan akses jalannya tidak bisa dilalui roda empat. Artinya, saat mendatangkan bahan material bagunan, bahan tersebut harus diangkat pakai argo dan digotong menggunakan tenaga manusia.

“Berdasarkan struktur tanah, akses ke lokasi dan kondisi obyektif, penerima manfaat memilih untuk membedah semi permanen tapi layak untuk ditempati,” ucapnya.

Di lokasi, ada ketersediaan sandang dan pangan. Jika kegiatan ini bisa partisipatif, kolaboratif dan berbasis bahan lokal, pihaknya menghitung biaya bedah rumah maximal menghabis biayah 10 juta.

- Advertisement -

“Inilah pentingnya kita turba sehingga bisa menakar kebutuhan dan akses jalan. Maka perlu melibatkan para pihak untuk mempermudah pengadaan bahan dan material yang dibutuhkan sehingga tidak harus mengadakan bahan dari luar secara keseluruhan,” terangnya.

“Hal-hal teknis kami pasrahkan pada panitia lokal termasuk penentuan kepala tukang dan pengadaan bahan,” tandasnya.

Editor: Ibnu Abbas

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

5
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...