spot_img
Categories:

Dalil Amaliyah Saat Khatam Al-Qur’an

- Advertisement -

Di bulan Ramadhan, seluruh umat Islam di penjuru dunia meramaikan masjid, mushala, dan rumahnya dengan mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebut saja di Sumenep, antar masjid saling bersahut-sahutan tadarus Al-Qur’an melalui Toa.

Menyikapi amaliyah tersebut, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin menjelaskan dalil-dalil amaliyah saat khatam Al-Qur’an melalui akun Facebooknya yang diunggah pada Senin (8/4/2025).

Beliau menjelaskan, amaliyah Ramadhan dengan mengkhatamkan Al-Qur’an sudah dijalani oleh para sahabat. Salah satu Imam di bidang ilmu qiraah, Ibnu Jazari, menjelaskan.

- Advertisement -

وروى عن الخلفاء الأربعة وكان يختم القرآن كل ست ليال وفي رمضان كل ليلتين

Artinya: Diriwayatkan para Khulafaur Rasyidin khatam al-Quran setiap 6 malam. Jika di bulan Ramadhan khatam setiap 2 malam (Ghayat al-Nihayah 1/74)

Dikuatkan pula dengan rujukan lain yang menjelaskan bahwa saat Nabi Muhammad SAW khatam Qur’an, beliau mengumpulkan keluarga dan berdoa.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَتَمَ جَمَعَ أَهْلَهُ وَدَعَا (رواه ابو نعيم)

Artinya: Anas berkata bahwa jika Nabi khatam Al-Quran maka Nabi mengumpulkan keluarganya dan berdoa (HR Abu Nuaim)

Kemudian Sahabat Anas sendiri mempraktikkan dengan cara berikut.

- Advertisement -

كَانَ أَنَسٌ إِذَا خَتَمَ الْقُرْآنَ جَمَعَ وَلَدَهُ وَأَهْلَ بَيْتِهِ فَدَعَا لَهُمْ (رواه الدارمى)

Artinya: Jika Anas mengkhatamkan al-Quran, maka beliau mengumpulkan anaknya dan keluarganya, lalu berdoa untuk mereka (HR. al-Darimi)

Saat Membaca Ayat Sajadah

Di dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat Sajadah, ditandai dengan “sajadah”. Kemudian ia mengutarakan, ia biasa membaca Tasbih sebanyak 3 kali. Ternyata lebih didahulukan Sujud Sajadah seperti hadis berikut.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُولُ يَا وَيْلَهُ – وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ يَا وَيْلِى – أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ ». (رواه مسلم)

- Advertisement -

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Jika manusia membaca ayat Sajdah lalu sujud, maka syetan menyingkir seraya menangis dan berkata: “Celaka diriku. Manusia diperintah sujud, lalu ia bersujud, maka baginya adalah surga. Dan aku diperintah bersujud, namun aku membangkan, maka neraka lah bagiku” (HR. Muslim)

Saat membaca Qur’an di mobil, karena tidak memungkinkan sujud sajadah, Kiai Ma’ruf Khozin membaca Tasbih 3 kali seperti dijelaskan oleh ulama Syafi’iyah.

فَإِنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ التَّطَهُّرِ أَوْ مِنْ فِعْلِهَا لِشُغْلِهِ قَالَ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ قِيَاسًا عَلَى مَا قَالَهُ بَعْضُهُمْ مِنْ سَنِّ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ لِحَدَثٍ أَوْ شُغْلٍ وَيَنْبَغِي أَنْ يُقَالَ مِثْلُ ذَلِكَ فِي سَجْدَةِ الشُّكْرِ أَيْضًا ع ش حواشي الشرواني – (ج 2 / ص 216)

Artinya: “Jika tidak memungkinkan dari berwudhu’ atau melakukan sujud Sajadah karena sibuk, maka membaca Tasbih, Hamdalah, Tahlil dan Hauqalah. Dikiyaskan dengan pendapat sebagian ulama yang menganjurkan bacaan tersebut bagi orang yang tidak memungkinkan melakukan salat Tahiyat Masjid, karena hadas atau sibuk.” (Hawasyai al-Syarwani, 2/216)

Baca Takbir Setelah Surat Adh-Dhuha

Sudah menjadi kelaziman di kalangan santri saat khataman, mulai Surat Adh-Dhuha membaca Takbir, baik saat dirinya ikut Dzikrul Ghofilin, undangan khataman Al-Qur’an dan sebagainya. Sumber riwayatnya adalah.

ﻗﺎﻝ: ﻋﻜﺮﻣﺔ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﻗﺮﺃﺕ ﻋﻠﻰ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻗﺴﻄﻨﻄﻴﻦ، ﻓﻠﻤﺎ ﺑﻠﻐﺖ ﻭاﻟﻀﺤﻰ، ﻗﺎﻝ ﻟﻲ: «ﻛﺒﺮ ﻛﺒﺮ ﻋﻨﺪ ﺧﺎﺗﻤﺔ ﻛﻞ ﺳﻮﺭﺓ، ﺣﺘﻰ ﺗﺨﺘﻢ» ﻭﺃﺧﺒﺮﻩ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺃ ﻋﻠﻰ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﺃﺧﺒﺮﻩ ﻣﺠﺎﻫﺪ، ﺃﻥ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺃﻣﺮﻩ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﺃﺧﺒﺮﻩ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﺃﻥ ﺃﺑﻲ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﺃﻣﺮﻩ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺃﺧﺒﺮﻩ ﺃﺑﻲ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻣﺮﻩ ﺑﺬﻟﻚ

Artinya: Ikrimah bin Sulaiman membaca Al Qur’an kepada Ismail bin Abdullah. Setelah sampai surat Adh-Dhuha, ia berkata: “Baca takbir! Baca takbir! tiap selesai surat hingga khatam”. Ia menceritakan bahwa Imam Ibnu Katsir diperintah seperti itu oleh Mujahid. Mujahid diperintah seperti itu oleh Ibnu Abbas. Ibnu Abbas diperintah seperti itu oleh Ubay bin Kaab. Ubay diperintah seperti itu oleh Nabi shallahu alaihi wasallam (HR Al Hakim)

Setelah Khatam Kembali Ke Al-Baqarah

قَالَ الْجَزَرِيُّ فِي النِّهَايَةِ هُوَ الَّذِي يَخْتِمُ الْقُرْآنَ بِتِلَاوَتِهِ ثُمَّ يَفْتَتِحُ التِّلَاوَةَ مِنْ أَوَّلِهِ .. وَكَذَلِكَ قُرَّاءُ مَكَّةَ إِذَا خَتَمُوا الْقُرْآنَ اِبْتَدَءُوا وَقَرَءُوا الْفَاتِحَةَ وَخَمْسَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ الْبَقَرَةِ إِلَى { وَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ } (تحفة الاحوذي)

Artinya: “al-Jazari berkata dalam al-Nihayah: “Yang dimaksud adalah orang yang khatam al-Quran lalu mengawali kembali dari permulaan… Demikian yang dilakukan para imam ahli ilmu Qiraah di Makkah, jika mereka khatam al-Quran maka mereka membaca surat al-Fatihah dan 5 ayat dari surat al-Baqarah”

Ramadhan dan Al-Qur’an Adalah Sepasang Pemberi Syafaat di Hadapan Allah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ »

Artinya: “Puasa dan Quran akan memberi syafaat di hari kiamat. Puasa berkata: “Ya Allah, karena aku dia tidak makan dan minum”. Quran berkata: “Ya Allah, karena aku dia tidak tidur malam”. Keduanya meminta syafaat kepada Allah. Keduanya diterima syafaatnya (HR. Ahmad)

Di akhir penyampaiannya beliau, Kiai Ma’ruf Khozin berdoa, semoga amal ibadah di bulan Ramadhan diterima oleh Allah dan mendapat Syafaat dari Qur’an dan Ramadhan, serta dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan. Amin Yaa Rabbana

Penulis: Firdausi
Editor: Fahri Farghiz

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Redaksi
Redaksihttps://pcnusumenep.or.id
Website resmi Nahdlatul Ulama Sumenep, menyajikan informasi tentang Nahdlatul Ulama dan keislaman di seluruh Sumenep.
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

5
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...