spot_img
Categories:

Panduan Bagi Konselor Pesantren

- Advertisement -

Ribuan pesantren tak pernah habis dikaji oleh beberapa peneliti dan ilmuwan. Karena pesantren candradimuka tempat penggemblengan generasi muda. Lembaga pendidikan Islam khas Indonesia yang lahir di tengah-tengah masyarakat, sampai detik ini menjadi pusat pendidikan yang berkembang pesat, dan memiliki keunikan tersendiri. Bahkan saat ini pesantren sudah dilengkapi dengan beragam fasilitas modern.

Berangkat dari beberapa problematika kehidupan di pesantren, mulai dari dinamika, kekhasan, tradisi, pengaruh kiai, dan kondisi psikologis santri sebagai salah satu elemen pesantren. Buku ini hadir dalam rangka menjawab tantangan psikologis yang dihadapi oleh pengelola pesantren. Karena pembaruan proses pelayanan pendidikan pesantren terus berkembang pesat. Yang mana di kemudian hari menimbulkan beberapa problem psikis pada santri.

Buku ini memuat delapan bab, yaitu perspektif konseling pesantren, kondisi psikologi santri, problem santri, potensi diri santri, konseling dan kearifan lokal pesantren, konselor pesantren, kiai sebagai patron, dan at-Tawazun konseling khas pesantren. Seluruh bab akan memberikan khazanah keilmuan kepada para konselor pesantren. Karena secara fenomenologis, di Abad Kontemporer, pesantren tak hanya mengajarkan masalah-masalah agama saja, tetapi menyajikan ilmu lain guna memperluas khazanah keilmuan santri dan kelak memberikan kemudahan saat mereka lulus. Wajar pesantren saat ini menggabungkan pendekatan konseling indigenous yang mengkompilasikan komponen budaya setempat dengan wacana teori sosial dan teori medan yang mewadahi subkultur dan kultur sebagai makrosistem dan supratisme. Baik dari proses pembentukan perilaku dan perkembangan psikologis santri.

- Advertisement -

Pesantren yang diyakini memberi dampak positif bagi perkembangan anak. Untuk itu, buku ini menegaskan bahwa, usia ideal santri mondok di pesantren adalah di usia selepas SD/MI, atau ketika anak masuk ke jenjang sekolah menengah, yaitu antara usia 12-13 tahun (awal peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa remaja). Sebab di usia yang ideal itu anak bisa dilatih mandiri dan tidak menganggap orang tua lebih dominan. Istilah ngetrennya adalah ‘Anak Mami’.

Dalam Bab Problem Santri, Kiai Zamzami Sabiq mengulas problem yang dihadapi oleh santri saat menetap di pesantren, seperti problem dengan diri sendiri, problem dengan orang tua, dan problem dengan lingkungan. Bahkan buku ini juga menjelaskan beberapa penyesuaian diri santri yang baru tinggal di pesantren. Untuk menghadapi perubahan ketika tinggal di pesantren, maka santri harus tau dan menaati aturan yang berbeda ketika di rumah dan di pesantren. Kemandirian dan jadwal kegiatan pesantren yang padat akan membentuk kepribadian santri secara berangsur-angsur.

Untuk mengatasi problem psikis santri, penulis memberikan tips ampuh agar santri baru cepat betah di pesantren, yaitu memiliki tekad yang kuat dan niat yang ikhlas; ingat perjuangan dan usaha orang tua di rumah; akrab dengan banyak teman; lebih dekat dengan ustadz, pengurus, dan santri senior; berdoa, mendoakan, dan minta didoakan. Selain itu, penulis juga memberi tips bagi pengurus pesantren, yaitu memberikan pendampingan; menyediakan jam khusus belajar privat; memfasilitasi dalam memilih lingkungan yang suportif; membuat kegiatan yang sifatnya menjalin keakraban; dan menjadi fasilitator serta mediator ketika ada masalah (hlm, 24-28).

Selain itu, buku ini mencoba mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan santri. Karena hakikatnya, kecerdasan tidak selalu mengarah pada ranah kognitif saja (intelektual) yang diukur dengan menggunakan beberap tes intelegensi yang sempit atau sekadar melihat prestasi yang ditampakkan oleh santri melalui ulangan maupun ujian. Menurutnya, kecerdasan juga menggambarkan di bidang seni, spasial, olahraga, berkomunikasi, dan cinta lingkungan. Tak hanya itu, santri bisa mengembangkan potensi dirinya di bidang matematika-logika, bahasa, musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial.

Guna menyikapi potensi yang dimiliki oleh santri, pada Bab Potensi Diri Santri, penulis memberikan tips, antara lain, menemukan talenta diri, mengembangkan talenta dan terus belajar, mendapatkan mentor yang tepat, membangun impian berdasarkan talenta yang dimilikinya, menyikapi kegagalan secara positif, bergabung di lingkungan yang tepat, dan mempraktikkan talenta yang dimilikinya.

Sebagai sebuah perspektif Islam, buku ini memperjelas tanggung jawab yang diemban oleh seorang konselor pesantren, yaitu alim, penuh kasih sayang, sabar, wara’ dan zuhud, ikhlas dan tawadhu’, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Jadi benang merahnya, konselor harus mas’uliyatul ilmi wal ma’rifah (tanggung jawab keilmuan dan pengetahuan), mas’uliyatus suluk (tanggung jawab mengawal tingkah laku yang dhahir), mas’uliyatul khuluq (tanggung jawab mengawal budi pekerti). Jika semua dimiliki, maka interaksi antara konselor dengan konseli dapat berlangsung dalam interaksi triadik. Maksudnya, santri mampu menjalankan beragam program pesantren yang padat, seperti ziarah, istighosah, i’tikaf, berjamaah, halaqah, musafahah, getol sowan pada kiai atau guru, riyadhah, dan memiliki selera humor yang tinggi.

- Advertisement -

Judul: Konseling Pesantren
Penulis: Zamzami Sabiq
Penerbit: Bintang Pustaka Madani
Cetakan: September 2021
Halaman: v+108
Pemesanan: +62 856-4806-6655
Peresensi: Firdausi, Ketua Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama
(LTN NU) Sumenep

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...