spot_img
Categories:

Menyelisik Kriteria Wanita Shalihah

- Advertisement -

Oleh: Lukmanul Hakim
Seorang lelaki yang shalih tentunya berharap memiliki pendamping hidup yang juga shalihah, taat pada Allah SWT, mampu membahagiakan suami, kasih sayang, dan cinta pada anak-anaknya. Wanita yang memiliki berbagai pujian, cerdas, serta mampu mendampingi suami dan anak-anaknya menuju surga.

Salah seorang sahabat Nabi yang bernama Aktsam bin Shairi radhiyallah ‘anhu pernah berwasiat kepada kaumnya, diantaranya ia mengatakan, “Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah SWT dan menyambung tali silaturahim. Dengan keduanya akar (keimanan) akan selalu tegak dan cabangnya tak akan bengkok. Hati-hati kalian, jangan sampai dengan wanita yang dungu, karena hidup bersamanya adalah kenistaan.” (Ma’rifatus Shahabah karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani, 3/385).

Wanita yang dungu dan melalaikan petunjuk-Nya hanya akan membuat repot suami, mereka sukar dididik dan diarahkan kepada kebenaran. Karena sosok istri akan sangat menentukan warna anak di masa depan. Kriteria istri yang shalihah, akan taat pada Allah SWT, selalu memotivasi suami untuk menghadapi jalan ketakwaan dalam berbagai kondisi, dan ia akan menguatkan diri ketika menghadapi berbagai rintangan hidup.

Cantik Lahir Batin, Mungkinkah?

Sebuah anugerah besar ketika seorang suami memiliki istri yang cantik secara fisik, memiliki hati yang bersih, serta membuat pasangannya bahagia. Ketika Allah SWT mentakdirkan kita dengan keadaan lahir yang biasa-biasa saja bersyukurlah karena nilai utama seorang insan terletak pada hati dan kebaikan amal. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian.” (Shahih Muslim juz 4 hal. 1987 no. 2564).

Seorang pria sah-sah saja mengidamkan calon istri yang cantik, kaya, memiliki nasab baik, hafal Al-Qur’an, dan berbagai kriteria ideal lainnya. Tapi barometer utamanya tetap menjadi faktor agama karena titik utama sekaligus modal berharga untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Nasihat Syaikh Ibnu Al-Utsaimin tentang pernikahan. Beliau mengatakan, “Tujuan menikah itu adalah untuk bersenang-senang dengan istri, membangun keluarga yang shalihah dan masyarakat yang selamat.”

Atas dasar hal itu, maka wanita yang layak dinikahi adalah yang bisa mewujudkan dua tujuan tersebut, yaitu wanita yang memiliki kecantikan lahir dan kesempurnaan fisik, karena apabila seorang wanita itu cantik parasnya dan baik tutur katanya, hati akan terbuka, dada akan terasa lapang, dan jiwa akan merasa senang sehingga akan terwujud firman Allah SWT:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21).

Adapun kecantikan batin adalah kesempurnaan agama dan akhlak. Semakin taat seorang wanita dalam agama dan semakin sempurna akhlaknya, maka akan semakin dicintai oleh jiwa. Wanita yang taat beragama, melaksanakan perintah Allah SWT dan menjaga hak-hak suami, hak ranjang, anak-anak maupun hartanya, membantu suami dalam menaati Allah SWT, jika suami lupa ia akan mengingatkannya dan apabila suami malas ia memompa semangatnya dan apabila suami marah ia akan berusaha membuatnya tenang. Apabila mungkin untuk mendapatkan wanita yang cantik lahir dan batinnya maka inilah kesempurnaan dan kebahagiaan. (Az-Zawaj, hal. 8).

*) Mahasiswa Prodi PAI Program Pascasarjana Instika Guluk-Guluk, Kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Dewan Redaksi Jurnal Pentas Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Guluk-Guluk, Pengurus Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lembung Barat, dan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk Tahun 2014-2021.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...