spot_img

Wakil Ketua NU Sumenep Ulas Makna Perdamaian

- Advertisement -

Pragaan, NU Online Sumenep
Ach Zubairi Karim, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengatakan, Rasulullah SAW mendirikan negara Madinah untuk mendamaikan umat. Karena di dalam praktiknya, warga Madinah bukan dari kalangan Islam saja, tetapi ada dari Yahudi dan Nasrani; kaum Muhajirin dan Ansor, sehingga lahirlah Piagam Madinah yang konon memiliki 47 pasal.

Pernyataan tersebut disampaikan di acara kajian Qanun Asasi NU, surat Al-Hujurat ayat 10. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Pragaan, Sumenep, Ahad (17/04/2022) malam di aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat.

“Yang dapat kita petik dari perdamaian dan persaudaraan itu, warga NU ditekankan pada 3 hal, yaitu amaliyah, fikrah dan harakah. Kenyataannya, amaliyah kita memiliki nilai rekonsiliasi sosial. Oleh sebabnya, NU didirikan bukan hanya paradigma berpikir, tetapi di bidang amaliyah memiliki nilai perdamaian dan persaudaraan, seperti tradisi maulidan, shalawatan, tahlilan dan sejenisnya,” terangnya.

- Advertisement -

Ternyata dalam banyak kajian dan penelitian, lanjutnya, selain menambah pahala, amaliyah NU bukan mengarah pada ritualitas keagamaan semata, tetapi rekonsiliasi sosial. Di mana agama ditempatkan untuk berada pada pondasi budaya. Sedangkan kebudayaan menjadi infrastruktur agama yang ditempatkan dalam sebuah tradisi kemasyarakatan.

“Di dunia nyata dan media sosial, ada sebagian oknum melakukan provokasi supaya terjadi konflik. Terkadang, konflik itu dihadapkan dengan narasi agama. Banyak orang bertikai di Medsos gara-gara perbedaan pendapat. Padahal itu ideologi politik yang dikonsolidasikan oleh kekuatan-kekuatan politik,” tuturnya Zubairi.

Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu memberikan contoh pada konflik di Timur Tengah. Ia mengutarakan, sejak tahun 2010 an, muncul pemberontakan dari akar rumput pada pemerintah.

“Berdasarkan informasi, bermula saat seseorang yang menyuarakan keadilan pada pemerintah. Namun tidak digubris, sehingga ia memilih mengakhiri diri di depan parlemen. Media menggorengnya begitu kencang, sehingga lahirlah pemberontakan di Tunisia. Fenomena ini melebar ke Libya, Mesir, dan Suriah. Saat ini perang saudara di Suriah tak terhentikan, kurang lebih 500 ribu orang yang wafat. Ini semua karena provokasi,” ungkapnya.

Secara kontekstual, sambungnya, fa ashlihu baina akhawaikum yang dilakukan oleh NU, mampu mengawinkan ekstrem kanan dan kiri. Posisi NU berada di tengah-tengah yang tawazun, tawasuth dan tasamuh. Dengan demikian, untuk mengkontekstualisasikan ayat ini, Muktamar ke-32 di Makasar memperjuangkan perdamaian dunia. Pasalnya, provokasi tidak hanya terjadi di tingkat regional, tetapi internasional. Wajar dalam tema Harlah ke-99 NU mengusung kemandirian NU dan perannya secara global.

“Sekarang NU sudah ada di berbagai negara. Ketika terjadi ketidkseimbangan antara pemikiran nasionalisme dan religius, maka digunakanlah pemikiran ke-NU-annya. Sebagaimana dalam Muktamar di Sulawesi yang menegaskan bahwa Indonesia bukan berdiri di atas agama, tetapi berdiri di atas negara dan bangsa,” ujarnya.

- Advertisement -

Menurut Zubairi menegaskan, fa ashlihu baina akhawaikum bukan terjadi karena faktor perselisihan antar individu dengan individu lainnya, tetapi NU meletakkan dasar kekuatan penyeimbang di dalam setiap konflik horizontal, baik yang terjadi di kehidupan nasional dan internasional. “Semoga bangsa ini dijauhkan dari konflik saudara ini,” doanya.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...