Pragaan, NU Online Sumenep
Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud menjelaskan, tidak semua jamaah pengajian menerima ilmu yang disampaikan oleh penceramah. Pernyataan itu disampaikan di acara pengajian umum dalam rangka Haflatul Imtihan Madrasah Nurul Anwar dan Hari Jadi Pondok Pesantren Al-Muqri Assalafi lil Banin Prenduan, Pragaan, Rabu (25/05/2022) di halaman pesantren setempat.
Penceramah asal Kraksaan, Probolinggo itu menyebutkan tanda-tanda seorang jamaah pengajian menerima ilmu agama. Pertama, setelah mengikuti pengajian individu tersebut ingin bertaubat atau merasa rendah diri.
“Kedua, semangat beribadah atau menjaga ibadah yang ia lakukan setiap waktu. Ketiga, cinta kepada kebaikan dan orang-orang baik, atau suka pada acara-acara yang positif,” terangnya pada audien yang di live di kanal Youtube Pondok Pesantren Al-Muqri Assalafi Official.
Dengan demikian, lanjutnya, ia mengimbau pada jamaah agar tidak putus asa terhadap seluruh kesalahan yang dilakukannya, karena setan selalu berupaya untuk mendudukkan umat Nabi pada jalan yang salah sehingga tidak berkenan berjalan di jalan Allah.
“Kami tegaskan, seseorang akan menyadari kesalahannya dan berubah menjadi hamba yang lebih baik, pasti akan menapaki beberapa tahapan,” tandasnya.