Pragaan, NU Online Sumenep
Iring-iringan pawai taaruf dan karnaval budaya melintas di jalan raya Desa Sentol Daya, Pragaan, Sumenep, Selasa (28/06/2022). Aneka ragam atraksi dan kreativitas santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan ditampilkan dihadapan masyarakat.
Di ujung depan, ada sepasang harimau berjalan dengan gaya yang menyeramkan. Jika ada orang melintas di depannya, ia akan membuka mulut lebar-lebar, lalu menutupnya dengan cepat seolah hendak menerkam mangsa.
Harimau tersebut tentu saja bukan yang asli. Ia hanyalah macan tiruan yang kemudian oleh warga setempat disebut canmacanan. Mangsanya bukan daging, tetapi uang dalam berbagai macam bentuk dan nominal.
“Sudah menjadi tradisi di sini ketika pelaksanaan Haflatul Imtihan, pasti ada canmacanan yang mengiringi pawai dan karnaval. Tujuannya menarik perhatian warga agar mau berdonasi untuk pengembangan pesantren,” ujar Syamsuddin Ketua Panitia Haflah Imtihan.
Ketika ditanya tentang dana yang diperoleh, Syam menjawab, pada pawai hari pertama kemarin, terkumpul uang sebanyak Rp6.757.000. Untuk hari ini Rp6.704.000. Jadi secara keseluruhan ada Rp13.461.500.
Kiai Abd Hamid selaku Ketua Yayasan Nurul Ihsan Sentol Daya menjelaskan, uang yang dikumpulkan oleh canmacanan, diserahkan kepada Pengasuh dan Ketua Yayasan untuk dimaanfaatkan sesuai kebutuhan lembaga, seperti pembangunan, perbaikan sarana, dan kebutuhan penting lainnya.
“Uang macan tahun lalu digunakan untuk membangun asrama santri putra dan putri. Sedang pada Haflatul Imtihan kali ini, akan dimusyawarahkan di internal pengurus guna menentukan alokasi dananya,” terangnya.
Editor: Firdausi