spot_img
Categories:

Mendidik Anak, Orang Tua-Lembaga Pendidikan Didorong Bersinergi

- Advertisement -

Gapura, NU Online Sumenep

Pendakwah KH Muhammad Al Faiz Sa’di mendorong agar orang tua bersinergi atau bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam mendidik anak. Hal demikian penting karena sejatinya tugas utama mendidik anak dilakukan orang tua, bukan lembaga pendidikan.

Penegasan ini disampaikan saat ceramah dalam acara Haflatul Imtihan dan Hari Ulang Tahun ke-63 Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur, Gapura, Sumenep, Kamis (13/06/2024) malam.

- Advertisement -

“Sejatinya, tugas utama mendidik anak ini ada di orang tua. Bukan lembaga (pendidikan). Sehingga perlu ada kerja sama antara orangtua dan lembaga,” ujar Kiai Faiz, sapaan lekatnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Jalaluddin Al Rumi, Jatisari, Jenggawa, Jember ini lantas menyebut bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi kepada ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, anak juga dididik agar memiliki adab atau akhlak yang baik.

Sebab itu, orang tua harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pondok pesantren, untuk mendukung proses belajar anak. Seperti halnya orang tua harus mendukung penuh program kegiatan, peraturan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan di lembaga pendidikan dalam rangka mendidik anak.

“Padahal programnya sudah jelas, aturan-aturannya sudah jelas, adab atau akhlak yang harus dilakukan di pondok pesantren sudah jelas. Tapi terkadang yang melanggar bukan santri, melainkan orang tuanya. Dan ini adalah gejala umum yang sering ditemukan di pesantren,” ungkapnya.

Selain itu, kata Dai Internasional PBNU ini, orang tua hendaknya juga memposisikan anak sebagai sesuatu yang amat berharga. Ia menilai, banyak ditemukan orang tua yang kurang memperhatikan proses belajar anak di sekolah maupun pesantren.

“Ini banyak kita temukan. Yang penting sudah mendaftar, sudah bayar, selesai. Para orang tua santri jarang berterima kasih menjalin silaturrahim kepada para guru dan kiai yang sudah mendidik anak-anaknya,” tegasnya.

- Advertisement -

Hal demikian terjadi, menurut Kiai Faiz, bukan karena orang tua tidak menghargai posisi guru di sekolah atau kiai di pesantren yang telah mendidik anaknya. Tetapi karena orang tua tidak memposisikan anak sebagai sesuatu yang amat berharga.

“Apalagi guru dan kiai di pesantren sebenarnya tidak butuh penghargaan dari siapa pun. Tetapi orang tua harus memposisikan anak sebagai sesuatu yang berharga dengan cara menjaga hubungan baik dengan para guru dan kiai yang telah mendidik anaknya,” terangnya. 

Ia pun mengajak kepada para orang tua untuk senantiasa isiqamah mendoakan anak-anaknya. Sembari terus mendampingi dan mengontrol di setiap perkembangan belajar anak di sekolah maupun pesantren. Hal ini merupakan wujud lain daripada sinergi orang tua dengan lembaga pendidikan.

“Anak yang bermasalah bisa jadi akan menjadi jalan menuju Allah, dengan didoakan secara sungguh-sungguh agar masalah yang dihadapinya bisa teratasi,” ungkapnya.

Sebagai orang tua, menurut Kiai Faiz, hendaknya tidak berhenti belajar. Bahkan kepada anak sendiri pun, orang tua harus banyak belajar. Hal ini sebagaimana yang disampaikan para ulama bahwa untuk menjadi kekasih Allah SWT, belajarlah kepada anak.

- Advertisement -

“Mereka yang masih kecil, yang suka main, itu sebenarnya banyak memberikan pelajaran penting kepada kita. Anak kecil itu ya kalau bertengkar cepat berdamai, tidak pernah mengeluh dan meratapi nasib,” tandasnya.

Editor: A Habiburrahman

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas
Pemimpin Redaksi NU Online Sumenep
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Rekomendasi

TerkaitBaca Juga

TrendingSepekan!

TerbaruUpdate!

Urutan Wali Nikah Dalam Islam

4
Rubrik Lensa Fikih diasuh oleh Kiai Muhammad Bahrul Widad. Beliau adalah Katib Syuriyah PCNU Sumenep, sekaligus Pengasuh PP. Al-Bustan II, Longos, Gapura, Sumenep.   Assalamualaikum warahmatullahi...

Keputusan Bahtsul Masail NU Sumenep: Hukum Capit Boneka Haram

0
Mengingat bahwa permainan sebagaimana deskripsi di atas sudah memenuhi unsur perjudian (yaitu adanya faktor untung-rugi bagi salah satu pihak yang terlibat), sehingga dihukumi haram, maka apapun jenis transaksi antara konsumen dengan pemilik koin adalah haram karena ada pensyaratan judi.
Sumber gambar: Tribunnews.com

Khutbah Idul Adha Bahasa Madura: Sajhârâ Tellasan Reajâ

0
# Khutbah Pertama اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ أَكْبَرُ - اللهُ...

Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Hakekat Tellasan

0
# Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ (٩×) لَآ إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، اَللهُ أَكْبَرُ مَا...