Ambunten, NU Online Sumenep
Pasar ikan mudah dijumpai oleh warga, khususnya di daerah Pesisir dan Pantura Madura. Salah satu pasar ikan yang terkenal adalah pasar ikan di Desa Ambunten Timur, Ambunten, Sumenep.
Secara geografis, pasar tersebut terletak di paling ujung utara di Kecamatan Ambunten yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Jika ingin membeli ikan laut yang harganya murah, warga di sana berbondong-bondong mendatangi sebuah titik strategis yang ditandai sebuah gudang yang pernah menjadi tempat pelelangan ikan.
Berdasarkan data, bangunan itu beroperasi sebelum tahun 1986. Namun, pada tahun 1986 gudang itu ambruk dan tidak bisa beroperasi kembali seperti sediakala.
Berhubung tempat tersebut roboh, Junaidi selaku warga di sana mengatakan, tempat pelelangan ikan pindah ke tepi pantai, tepatnya di sekitar gudang yang ambruk.
“Sampai saat ini gudang tersebut belum dibangun kembali,” tutur Kepala Urusan Perencanaan dan Pembangunan Desa Ambunten Timur itu.
Di saat yang sama, Danil Makarim selaku peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Integratif Posko 56 Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk berkunjung ke pasar tersebut guna mengamati beberapa aktivitas masyarakat di Desa Ambunten Timur, khususnya di bidang ekonomi.
Diketahuinya, pasar itu dimulai sejak jam 04.30 WIB dan berkahir jam 07.00 WIB. Karena saat ba’da Subuh, banyak kapal nelayan menepi di bibir pantai dan membawa hasil tangkapannya ke sanak famili yang sedang menunggu di pinggir pantai.
Aktivitas sehari-hari itu terjadi antara para nelayan dan para tengkulak ikan dari berbagai daerah di luar Desa Ambunten Timur, juga sebagian masyarakat.
“Hasil tangkapan para nelayan berupa ikan tongkol, tenggiri, bawal, dorang, kerapu, kakap merah, pari dan kepiting. Namun, yang menjadi tangkapan utama adalah ikan tongkol atau cakalan. Hasil tangkapan hari ini akan dijual ke tengkulak dan didistribusikan ke luar Desa Ambunten Timur,” ujarnya saat dikonfirmasi NU Online Sumenep, Jum’at (29/07/2022).
Disebutkan, kisaran harga yang ada di pasar lelang, mulai dari 5.000 rupiah hingga 50.000. Naik dan turunnya harga ikan disesuaikan dengan hasil tangkapan para nelayan.
“Untuk saat ini harga masih terbilang sangat murah yang berkisar 5.000 -25.000 per ekor, karena kondisi laut dan hasil tangkapan para nelayan masih stabil,” ungkap mahasiswa Fakultas Tarbiyah Instika itu.
“Proses jual ikan di tempat pelelangan ikan, dijual per ekor, tidak dijual per kilo. Berbeda dengan tempat pelelangan ikan di desa-desa lain,” imbuhnya.
Selain itu, peserta KKN Posko 56 yang lainnya, yakni Moh Manshur mengutarakan bahwa, selain mengobservasi, dirinya bersama teman-temannya merasa senang. Pasalnya pasar tersebut letaknya di pinggir pantai.
Baginya, desiran ombak di pagi hari, pasir lembut, dan udara yang segar, memberikan panorama khas bagi para pengunjung. Hanya saja, para penjual kurang menjaga kebersihan pantai.
“Kunjungan pertama ini, kami bisa menghibur diri dengan bermain air dan mengabadikan diri di tepi pantai pakai smartphone sambil menunggu sunrise,” ungkapnya.
Pewarta : Ach Warid

