Batang-Batang, NU Online Sumenep
Pengasuh Pondok Pesantren At-Ta’awun Sumenep, Kiai Fathorrahman menyampaikan, untuk mengetahui pengaruh seorang tokoh bukan dilihat ketika ia masih hidup, tetapi dapat diketahui ketika sudah wafat.
“Untuk itu, besarnya pesantren bukan karena pengasuhnya tetapi berkat aliran doa para muassis pesantren,” ujarnya saat Haul Akbar 4 Muassis dan Masyayikh Pondok Pesantren At-Ta’awun Desa Legung Barat, Batang-Batang, Sumenep, Kamis (15/09/2022).
Dirinya pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jamaah yang hadir dan berbagai pihak yang telah meluangkan waktu untuk membantu kesuksesan acara tersebut.
“Atas nama keluarga besar Pesantren At-Ta’awun kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga semuanya diberikan kebahagiaan oleh Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat,” kata Kiai Fathor.
Kemudian ia memaparkan cerita KH Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukerejo Situbondo yang pernah mengatakan, untuk mengetahui pengaruh seseorang dapat dilihat ketika sudah wafat menghadap Allah SWT.
“Kata Kiai Azaim semasa hidup ayahandanya, KH As’ad Syamsul Arifin pernah mengatakan di depan santrinya, bahwa banyaknya santri yang mondok merupakan aliran doa dari para pendahulunya. Kemudian, Kiai Fawaid juga bilang demikian dan Kiai Azaim pun mengatakan hal yang sama,” jelasnya.
Jadi, lanjut Kiai Fathor, pembangunan pondok, masjid, dan hal lain yang berhubungan dengan pesantren diberi kemudahan dan kelancaran oleh allah SWT semua murni atas doa dan tirakat muassis Pesantren At-Ta’awun.
“Maka kami selalu meminta doa dan dukungan kepada masyarakat, karena semuanya ini milik masyarakat. Tanpa dukungan dari masyarakat, pondok dan lembaga tidak akan berjalan dengan baik. Semoga kebaikan jamaah sekalian dibalas dengan yang lebih besar dan tetap bersama, tidak hanya di dunia tetapi juga diakhirat,” pungkasnya
Diketahui, acara tersebut juga diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Habib Musthofa Bin Idrus Al-Khirid dari Kota Batu.
Editor: A. Habiburrahman