Gapura, NU Online Sumenep
Adanya kampung NU, Apa yang menjadi kekhasan masyarakat terdahulu, dihidupkan kembali (atta’wun bil birri, at-tasamuh), adanya keharmonisan dan khidmat untuk jam’iyah.
Pernyataan ini disampaikan Kiai Mahmudi Zain saat menjelaskan indikator dan manfaat program kampung NU, Jum’at (16/09/2022). Acara ini diiniasi oleh pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Gapura yang dipusatkan di aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat.
Dijelaskan, kampung NU adalah jam’iyyatu Nahdlatil Ulama kasyartin thoyyibah. Pertama ashluha tsabitun, organisasinya harus kuat, berjalan baik dan datanya kongkrit.
“Di dalamnya ada Tupoksi jelas di organisasi dan paham setiap person akan Tupoksi tersebut. Pilih data di desa yang tidak masuk NU. Cari data anak yatim yang riil, gunakan juga data di Lazisnu. Bangun sinergi, semua lembaga include dalam kampung NU. Siapa dan apa yang bisa disumbangkan untuk kampung NU. Bagi peran dan Korpnya tetap MWCNU,” terangnya.
Kedua, wa Far’uha fissama’. Artinya, warganya berdaya, guyub, dan bernuansa Ahlussunnah wal Jamaah. Ketiga, tu’tii ukulaha kulla hinin. Maksudnya, programnya berkelanjutan dan tidak muluk-muluk (ada musyawarah tentang warga). Harus punya planning memprogram kegiatan. Harus ada dampak bagi warga.
“Ketiga, bi idzni rabbiha. Niat dan komitmen tulus karena Allah melalui NU. NU sebagai wasilah perantara mengabdi,” ucapnya.
Selain itu, disebutkan oleh Kiai Mahmudi tentang kriteria kampung NU. Yakni, pengurus harus cerdas bukan printar, masyarakat tidak mudah ditipu dan sejenisnya. Adanya amaliyah Aswaja dan guyub, masyarakat selalu bekerja sama, bahu membahu, dan gotong royong.
Dirinya menegaskan, kampung sebagai miniatur pemberdayaan warga dan masyarakat secara kaffah harus disetting dengan 4 konsep di atas yang memiliki dzurriyah atau ada kesanggupan dan kesediaan keluarga NU. Masing-masing individu ber-Aswaja dan isinya lebih prioritas daripada organisasi saja.
Adapun struktur kampung NU sebagai berikut. Koordinator MWCNU. Wakil semua lembaga dan Banom serta tim pilot projek tiap kampung NU.
Tak hanya itu, strategi kampung NU berangkat dari maklumat oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Musthofa yang menargetkan agar pengurus memiliki data base, punya data orang miskin dan yatim, punya data masjid dan mushala serta adanya pertemuan dengan ranting bersama aparatur desa dalam forum warga.
“Tim media yang digawangi LTNNU harus mendata beberapa hal yang penting dan mendokumentasikan dalam video pendek,” pungkasnya.
Editor : Ibnu Abbas