Guluk-Guluk, NU Online Sumenep
Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Guluk-Guluk, Sumenep melakukan tambal sulam akses jalan yang berlubang menuju kompleks pondok pesantren. Pekerjaan tambal sulam dengan aspal tersebut mulai dikerjakan sejak Senin (30/05/2022).
Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, Ainurrohman mengatakan, bahwa kegiatan tersebut dilakukan karena jalan menuju pesantren banyak yang berlubang dan membahayakan pengendara. Selain itu, juga ada keluhan dari wali santri saat mengunjungi putra-putrinya ke pesantren.
“Ya, memang ada keluhan dari masyarakat dan wali santri ketika mengunjungi putra-putrinya, karena banyak lubang di jalan menuju area pesantren,” kata alumni Madrasah Aliyah (MA) 1 Annuqayah Guluk-Guluk itu.
Ia menyebutkan, bahwa pendanaan perbaikan jalan itu menggunakan anggaran dari pondok pesantren. “Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kecelakaan akibat jalan yang berlubang tersebut,” tuturnya.
Mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk ini menegaskan, pihaknya berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat dan wali santri agar nyaman dan mendapatkan infrastruktur yang layak.
“Tidak hanya jalan di sebelah timur pondok. Ke depan, semua jalan berlubang yang menjadi akses menuju pesantren akan kami perbaiki,” ujar alumni Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1 Annuqayah itu.
Guru Madrasah Diniyah Baramij Al-Tarbiyah wa Al-Ta’lim (MD. BTT) Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Guluk-Guluk ini berharap masyarakat dan wali santri bisa bersabar, karena memang untuk saat ini anggaran pesantren terbatas.
“Jalan-jalan yang sifatnya sering dilewati masyarakat dan wali santri kondisinya rusak parah, itu akan menjadi prioritas kami,” tandas santri asal Kecamatan Pasongsongan itu.
Sementara Ahmad Hendriyadi, salah satu wali santri memuji langkah yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren dalam memperbaiki jalan tersebut. “Kami dukung lah, jangan sampai ada korban akibat jalan berlubang,” pungkasnya saat mengunjungi putranya.
Editor: A Habiburrahman