Image Slider

PRNU di Lenteng Ziarah ke Muassis NU Sumenep, Teladani Semangat Perjuangan

Lenteng, NU Online Sumenep

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Lembung Barat, Lenteng menziarahi makam Muassis NU Sumenep yaitu KH. Muhammad Ilyas Syarqawi dan makam pejuang kemerdekaan di Sumenep KH. Abdullah Sajjad, Jum’at (24/10/2025).

Ziarah makam Muassis NU Sumenep ini tidak sekadar ingin terus menghidupkan tradisi NU, lebih dari itu, para pengurus NU di Lembung Barat ingin menggali dan meneladani semangat perjuangan beliau dalam mendirikan dan membesarkan NU.

“Nilai dari ziarah itu yang kita harus ambil dan terapkan. Kalau hanya ziarah kan hanya ritual yang biasa dilakukan oleh warga NU. Cuma hari ini kita PRNU Lembung Barat tetap melakukan ritual ini, tapi lebih dari itu kita bisa mengambil nilai dari ritual itu, yaitu semangat perjuangan beliau-beliau ini,” kata Ketua PRNU Lembung Barat, K. Moh. Ilyas Naufal.

Dengan demikian, ada relevansi yang bisa langsung diambil selain pembacaan tahlil dan doa di balik tradisi ziarah yang kerap dilakukan oleh Warga NU itu.

“Muassis NU Sumenep telah mengajarkan banyak hal tentang perjuangan panjang dan tidak mudah saat mendirikan dan membesarkan NU,” tambahnya.

Semangat itu yang diwariskan oleh Muassis NU Sumenep kepada generasi-generasi NU sekarang, tentu dalam banyak lahan perjuangan.

“Kami ingin para pengurus tidak hanya memperingati Hari Santri secara seremonial, tetapi juga menghidupkan kembali ruh perjuangan para ulama, kiai, dan wali. Ziarah ini adalah cara kami menanamkan rasa syukur, tawaduk, dan semangat khidmah,” ujar Sekretaris PRNU Lembung Barat, Rusdiyanto.

Dalam setiap maqbarah, para pengurus melantunkan tahlil, yasin, serta doa bersama. Suasana hening penuh kekhusyukan menjadi momen reflektif, seolah menghubungkan batin generasi santri masa kini dengan jejak perjuangan ulama tempo dulu.

Di samping itu, menurut Katib PRNU Lembung Barat K. Marjuddin, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa perjuangan ulama terdahulu dilandasi ilmu, keikhlasan, dan cinta tanah air.

“Santri dulu tidak hanya belajar kitab, tapi juga berjuang menjaga martabat bangsa. Hari Santri menjadi momentum untuk menegaskan bahwa santri hari ini adalah penerus peradaban,” tuturnya.

Salah satu peserta ziarah, Khairul Hasan, mengungkapkan rasa haru dan kesan mendalam setelah mengikuti kegiatan tersebut.

“Rasanya beda ketika membaca kisah perjuangan ulama dengan langsung berdiri di depan maqbarah mereka. Ada getaran yang membuat saya ingin lebih sungguh-sungguh menuntut ilmu dan berkhidmah untuk agama dan negeri,” ucapnya penuh haru.

Ia juga menambahkan bahwa ziarah tidak semata-mata mencari berkah (tabarruk), tetapi juga sarana memperdalam rasa cinta kepada ulama dan menjaga sanad keilmuan.

“Santri yang tidak mengenal pendahulunya akan kehilangan arah. Dengan ziarah, sanad sejarah dan spiritualitas tersambung kembali,” pungkasnya.

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga