Image Slider

Santri Annuqayah Sabet Juara 1 Lomba Munadzarah Tingkat Internasional

Guluk-Guluk, NU Online Sumenep

Kabar membanggakan kembali datang dari lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri Guluk-Guluk Sumenep.

Tim munadzarah/debat Bahasa Arab Lubangsa Putri (Lubri) sukses menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 1 dalam ajang Lomba Munadzarah/Debat Bahasa Arab dalam event “International Digital Humanities 2025” yang diselenggarakan secara daring Bulan September 2025 oleh Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat santri dalam menuntut ilmu dan mengembangkan kemampuan bahasa internasional tidak pernah padam, bahkan di tengah kesibukan kegiatan pesantren yang padat.

Salah satu anggota tim Ulfatul Aluf menjelaskan, proses menuju kemenangan bukanlah hal yang mudah. Mereka harus melewati berbagai tahapan, mulai dari belajar, latihan rutin, hingga bimbingan intensif bersama musyrifah.

“Sejak awal kami sudah mempersiapkan diri dengan belajar dan latihan debat hampir setiap hari. Musyrifah kami selalu menekankan pentingnya memahami argumen secara mendalam, bukan sekadar hafalan,” ujarnya kepada NU Online Sumenep, Ahad (05/10/2025).

Lomba debat tersebut digelar secara online. Panitia baru menentukan mosi satu hari sebelum perlombaan, tepatnya pada 7 September 2025, sementara posisi pro dan kontra diumumkan hanya 15 menit sebelum pertandingan dimulai.

“Kondisi itu membuat para peserta harus berpikir cepat, kreatif, dan tanggap dalam menyusun argumen,” lanjut Aluf.

Babak penyisihan dilaksanakan pada 8 September 2025, mempertemukan tim Lubri dengan tim dari Pondok Pesantren Al-Amin Putra.

“Dengan sistem penilaian gugur, pertandingan berlangsung sengit. Namun, berkat kekompakan dan ketenangan berpikir, tim Lubri berhasil unggul tipis satu poin dari lawannya,” kata anggota tim lain, Syati’ul Jannah.

Menurut Jannah, kemenangan di babak awal menjadi modal berharga untuk melangkah ke babak semifinal pada 19 September 2025, di mana tim Lubri berhadapan dengan tim dari Pondok Pesantren Nurul Jadid.

“Kali ini, tim Lubri tampil semakin solid dan berhasil mengungguli lawannya dengan selisih tiga poin,” tambahnya.

Pertandingan terakhir atau babak final mempertemukan tim Lubri dengan tim dari UIN Syarif Hidayatullah.

“Persaingan berlangsung ketat dan menegangkan. Namun dengan izin Allah SWT dan semangat pantang menyerah, tim Lubri akhirnya keluar sebagai Juara 1,” jelas Jannah.

“Kami benar-benar tidak menyangka bisa sampai di tahap ini. Semua karena kerja keras, doa guru, serta dukungan teman-teman. Alhamdulillah, perjuangan kami tidak sia-sia,” ungkap salah satu anggota tim dengan rasa haru, Khatimatul Husna.

Menariknya, di sela-sela dua babak lomba tersebut, tepatnya pada 11 September 2025, tim Lubri juga sempat mengikuti kompetisi Sukarabic di Yogyakarta. Kondisi itu membuat mereka harus pandai mengatur waktu dan strategi belajar.

“Di antara lomba penyisihan dan semifinal, kami harus membagi waktu untuk mempelajari dua mosi sekaligus, satu untuk Sukarabic dan satu lagi untuk event Digital Humanities. Jujur, kami sempat kelimpungan,” ungkapnya sambil tersenyum.

Meski begitu, padatnya jadwal tidak membuat semangat mereka surut. Justru, situasi tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk mengasah kedisiplinan dan manajemen waktu, dua hal yang juga sangat dijunjung dalam tradisi pesantren.

Bagi Husna, kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan baru untuk terus belajar dan berprestasi.

“Semoga kemenangan ini bisa menambah semangat kami untuk terus belajar, sehingga prestasi dalam debat Bahasa Inggris tidak berhenti di sini. Kami ingin terus mengharumkan nama Annuqayah secara umum dan Lubangsa secara khusus,” tutur Husna.

Tak hanya untuk diri sendiri, para peserta juga berharap agar pengalaman dan ilmu yang mereka dapat bisa menular kepada santri lainnya.

“Harapan kami, ilmu debat ini bisa bermanfaat bagi teman-teman santri lain. Prestasi ini bukan hanya milik kami, tapi juga milik seluruh tim debat Lubri. Apalagi, debat Bahasa baik Arab maupun Inggris mendapat perhatian khusus dari para pengasuh. Jadi kami ingin hasil ini menjadi motivasi bagi semua,” tambahnya.

Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Ustadzah Faizatin mengapresiasi capaian tersebut dan menegaskan bahwa kemenangan santri di bidang debat menunjukkan peran penting pesantren sebagai pusat kaderisasi intelektual dan moral.

“Santri tidak hanya diajarkan untuk menghafal dan memahami kitab, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis, berani menyampaikan pendapat dengan sopan, dan beradu argumen dengan adab. Inilah karakter yang ingin terus kami tanamkan,” tuturnya.

Dengan torehan prestasi ini, Lubri semakin membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan pesantren yang mampu melahirkan generasi santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global.

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga