Image Slider

Dari Nabi ke Kita: Menguji Kesahihan Islam yang Kita Pahami dan Amalkan

Oleh: Amrullah

“Al-Isnād min ad-Dīn. Walau lā al-isnād, laqāla man syā’a mā syā’a. Sanad adalah bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, niscaya setiap orang akan berkata sesuka hatinya.”
Ibnu al-Mubārak (w. 181 H)

Ilmu dan ajaran Islam yang kita anut hari ini tidak hadir secara tiba-tiba, melainkan diwariskan melalui proses periwayatan yang bersambung langsung kepada Rasulullah ﷺ. Para sahabat meriwayatkan sabda, perbuatan, dan persetujuan Nabi kepada para tabiin, lalu diteruskan kepada generasi-generasi sesudahnya. Rantai transmisi ini berlangsung terus hingga masa kodifikasi, menjadikannya sistem yang terjaga dan dapat dilacak hingga ke sumber utamanya.

Namun, bagaimana kita memastikan keotentikan sebuah riwayat? Apa mekanisme yang menjamin kebenarannya, bebas dari distorsi, bias pribadi, atau kepentingan ideologis dan politik sang perawi? Bagaimana para ulama menyaring dan menguji riwayat yang tampak bertentangan dengan akal sehat atau realitas historis?

Untuk menguji validitas dan keabsahan keyakinan serta praktik beragama dalam Islam, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ‘Ulūm al-Ḥadīth (ilmu-ilmu hadis). Ilmu ini berperan penting dalam menelusuri aspek-aspek kritis dalam hadis, seperti sanad (rantai periwayatan), rāwī (perawi), dan matn (isi atau teks hadis), sehingga dapat diketahui tingkat kredibilitasnya. Hadis yang terbukti sahih kemudian dapat diamalkan dan dijadikan sebagai rujukan hukum dalam Islam.

Dalam rangka memverifikasi validitas ajaran agama yang dianut, diperlukan tiga metode utama. Pertama, dimulai dari verifikasi terhadap rāwī, yakni individu-individu yang meriwayatkan hadis. Verifikasi ini mencakup penilaian integritas, kapasitas intelektual, dan pemahaman mereka terhadap isi hadis. Salah satu metode yang paling masyhur dalam menilai kualifikasi perawi adalah ilmu al-Jarḥ wa at-Ta‘dīl, yaitu disiplin yang mencatat nama-nama perawi beserta kondisi dan kredibilitas mereka, dengan tujuan memberikan informasi yang komprehensif kepada para ahli hadis tentang keabsahan periwayatan.

Selanjutnya, aspek penting lainnya adalah pemahaman perawi terhadap hadis yang diriwayatkannya. Hal ini menjadi krusial terutama ketika perawi tidak meriwayatkan hadis secara verbatim (lafzhi), melainkan menggunakan redaksinya sendiri (bi al-ma‘nā). Untuk memastikan bahwa makna hadis tidak mengalami distorsi, diperlukan keahlian dan ketelitian dalam memahami substansi hadis. Upaya besar dalam hal ini telah banyak dilakukan oleh para ahli fikih, khususnya dari kalangan mazhab Hanafiyyah, yang sangat menekankan pentingnya pemahaman perawi dalam menjaga orisinalitas makna hadis.

Kedua, proses periwayatan hadis memiliki urgensi yang sangat tinggi dalam menentukan otentisitas sebuah riwayat. Ketiga, aspek yang tak kalah penting adalah substansi atau isi riwayat (matn). Muncul pertanyaan yang sering diajukan: apakah setiap riwayat yang disampaikan dapat diterima begitu saja? Jawabannya tentu tidak. Tidak semua riwayat yang disampaikan, meskipun berasal dari individu yang dikenal jujur, dapat langsung dianggap valid.

Oleh karena itu, diperlukan proses verifikasi dan analisis yang ketat oleh para ahli yang kompeten di bidangnya. Mereka bertugas melakukan pengecekan secara metodologis terhadap sanad, perawi, dan matan hadis. Melalui kajian kritis tersebut, para ulama kemudian dapat menyimpulkan status riwayat tersebut secara tepat—apakah dapat diterima sebagai dalil yang sahih atau harus ditolak karena mengandung kelemahan tertentu.

Buku ini hadir dengan paparan yang ringkas dan padat, menyuguhkan penjelasan metodologis yang telah dibangun dan diwariskan oleh para ulama selama berabad-abad. Di dalamnya termuat kaidah-kaidah ilmiah yang digunakan untuk meneliti sanad (rantai perawi) dan matan (isi riwayat), disertai analogi logis yang memudahkan pembaca dalam memahami sistem verifikasi hadis.

Prof. Alaa mengajak pembaca menelusuri jejak intelektual para ulama klasik: bagaimana mereka menghimpun data riwayat, menelaah integritas perawi, menafsirkan makna hadis, serta menguji kesahihannya. Meskipun mereka kerap berbeda pendapat, perbedaan itu lahir dari kedalaman penelitian dan kesungguhan ilmiah yang luar biasa. Keseluruhan warisan ini adalah cermin dari dinamika keilmuan berbasis kritik, diskusi, dan verifikasi.

Buku ini mengajak kita merenungi kembali proses ilmiah di balik otentisitas ajaran Islam yang kita yakini hari ini, sekaligus menjadi panduan dalam memahami bagaimana umat ini menjaga keaslian agama dari generasi ke generasi.

Identitas Buku
Judul : Bagaimana Agama ini sampai kepada kita? Mengerti Cara Menguji Kesahihan Islam yang kita pahami dan kita amalkan
Penulis : Muhammad Ali Utsman Mujahid
Penerbit : Qaf
Cetakan : Agustus 2025
Tebal : 154 halaman
ISBN : 978-623-1056-41-2

ADVERTISIMENT

sosial mediaFollow!

16,985FansSuka
5,481PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan

Rekomendasi

TerkaitBaca Juga!

TrendingViral!

TerbaruBaca Juga