Gapura, NU Online Sumenep
Komunitas Semenjak merupakan komunitas yang merangkul para penulis dan penyair muda di wilayah Gapura dan Batang-Batang. Komunitas ini beberapa kali melakukan rutinitas yang ditempatkan di rumah anggota dengan mengkaji isu isu kesusastraan masa kini.
Momentum liburan panjang selepas hari raya Idul Fitri dimanfaatkan oleh Komunitas Semenjak untuk melaksanakan halal bi halal dan bincang santai bersama dengan Sofyan RH. Zaid dan Arya Helmi di Warung Kopi Cafe in sebelah barat Indomart Kecamatan Gapura pada Ahad malam (31/05/2021).
Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan fatihah bersama yang dipimpin oleh Ketua Lesbumi Gapura, Abdullah Mamber. Selain tawasul kepada diri sendiri, khususan fatihah ini juga dihadiahkan kepada penyair dan Budayawan Sumenep D. Zawawi Imron yang saat ini menjalani perawatan kesembuhan penyakitnya di salah satu Rumah Sakit di Sumenep.
Sofyan RH Zaid memantik teman teman penulis dan penyair muda dari Komunitas Semenjak dengan penyampaian tentang sisi positif dan negatif dalam mengikuti Komunitas Sastra serta pengaruhnya dalam proses kreatif di dunia kepenyairan.
Penyair yang terkenal dengan Pagar Kenabian tersebut mengungkapkan sisi negatif bagi seorang penulis dalam mengikuti sebuah komunitas sastra.
Ia mengatakan jika seorang penulis berada dalam satu komunitas maka karya yang lahir akan cenderung seragam dari segi tema tema yang ditulis, gaya penyampaian puisinya, karakter dan lain sebagainya.
Pria asal Batang Batang Sumenep ini menambahkan bahwa terkadang banyak para penulis yang mengikuti Komunitas merasa dirinya sudah menjadi penyair, karena berkumpul dengan para seniornya yang dianggap menjadi penyair.
Ia juga menegaskan jika seorang penulis yang sibuk mengikuti komunitas sastra, terkadang menghilangkan kefokusannya dalam menulis. Ia mengibaratkan bahwa proses kreatif dalam menulis itu harusnya di kamar, sedangkan berkomunitas itu diberanda. Tetapi, ia memang mengakui bahwa penulis besar rata rata memang dibesarkan di sebuah Komunitas Sastra.
“Jika kalian mau berlari lebih cepat maka harus berlari sendiri, kalau ingin lebih jauh harus berlari dengan bersama,” ungkapnya dengan perbandingan dan pertimbangan pertimbanganya kepada hadirin.
Akan tetapi, ia juga menyampaikan sisi positif berkomunitas yaitu seorang penulis akan memiliki gairah kepenulisan ketika berada dalam komunitas, sehingga bisa menjaga atmosfer proses kepenulisannya.
Pewarta : Abdul Warits