Oleh: Amrullah
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan sunnah memiliki signifikansi yang mendalam untuk dikaji. Di dalamnya terkandung pelajaran berharga dan hikmah yang menjadi sumber nutrisi bagi jiwa serta cahaya penuntun dalam kehidupan. Perempuan memainkan peran yang sangat vital dalam perjalanan hidup manusia. Melalui pembacaan kisah-kisah mereka yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan hadits, kita dapat menggali pelajaran berharga dan hikmah yang mendalam.
Dalam lintasan sejarah, perempuan memiliki kedudukan yang signifikan. Mereka merupakan setengah bagian yang melengkapi laki-laki, hadir dalam berbagai peran sebagai ibu, istri, anak, dan saudari. Mereka adalah mitra sejajar laki-laki dalam menjalani kehidupan. Baik perempuan maupun laki-laki berasal dari sumber yang sama dan memiliki tujuan yang sejalan dalam penciptaan serta pengabdian kepada Sang Pencipta.
Mempelajari perjalanan hidup perempuan-perempuan salehah sepanjang sejarah, meskipun mereka hidup di zaman, budaya, dan lingkungan yang berbeda, akan mengungkap satu benang merah yang menyatukan mereka: komitmen terhadap Islam. Di bawah panji Islam, agama yang dipilihkan Allah sebagai jalan hidup bagi seluruh hamba-Nya, mereka berjalan di jalur yang sama. Islam ibarat pohon yang akarnya menghujam kuat ke dalam tanah, sementara cabang-cabangnya terus tumbuh menjulang.
Al-Qur’an dan sunnah menjadi sumber utama yang menghimpun gambaran inspiratif dan teladan sejati bagi perempuan salehah—sesuatu yang tidak dapat ditawarkan oleh selain keduanya. Kisah-kisah perempuan salehah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan sunnah memuat panduan yang sempurna dan menjadi cermin nilai-nilai luhur bagi mereka yang ingin menapaki jalan kebaikan.
Kisah dua istri Nabi Ismail mengandung pelajaran berharga tentang nilai-nilai munakahah (pernikahan) yang Islami. Ketika Nabi Ismail menikah dengan istri pertamanya, Nabi Ibrahim, ayahnya, datang berkunjung saat Nabi Ismail tidak berada di rumah. Dalam kunjungan itu, Nabi Ibrahim bertanya kepada menantunya tentang keadaan rumah tangga mereka. Sang istri mengeluh, “Keadaan kami buruk, penuh penderitaan, dan kesulitan.” Mendengar hal itu, Nabi Ibrahim memberikan pesan kepada Nabi Ismail melalui istrinya, menyampaikan salam dan menyarankan untuk mengganti ambang pintu rumah.
Ketika Nabi Ismail pulang, istrinya menceritakan pertemuan tersebut. Nabi Ismail pun memahami pesan itu sebagai perintah dari ayahnya untuk menceraikan istrinya. Ia kemudian mematuhi nasihat tersebut dan meminta istrinya kembali kepada keluarganya.
Setelah peristiwa itu, Nabi Ismail menikah lagi. Ketika Nabi Ibrahim kembali berkunjung di lain waktu, ia bertemu dengan istri kedua Nabi Ismail. Ketika ditanya tentang keadaan rumah tangganya, istri tersebut memuji Allah dan menjawab bahwa kondisi mereka baik dan penuh kemudahan. Mendengar jawaban yang penuh syukur itu, Nabi Ibrahim mendoakan keberkahan untuk keluarga mereka dan berpesan kepada Nabi Ismail agar mempertahankan “ambang pintu” rumahnya, sebagai simbol istri yang salihah.
Kisah ini menggambarkan ciri-ciri perempuan salihah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 34, yaitu perempuan yang patuh kepada Allah, menjaga kehormatan diri, dan mendukung kehidupan rumah tangga dengan sikap syukur dan tawakal. Melalui perjalanannya, Nabi Ismail mencapai posisi yang diridhai di sisi Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 54-55.
Nilai-nilai Islami dalam kisah rumah tangga Nabi Ismail memberikan teladan yang mendalam bagi umat Islam dalam membangun keluarga yang kokoh berdasarkan iman, syukur, dan ketaatan kepada Allah.
Seperti halnya kitab-kitab wahyu sebelumnya, Al-Qur’an juga memuat banyak kisah yang sarat nilai. Namun, yang membedakannya adalah perhatian khusus yang diberikan kepada cerita-cerita tentang perempuan. Al-Qur’an merekam dengan cermat berbagai potret kaum perempuan dan mengabadikan perjalanan hidup mereka sebagai pelajaran bagi umat manusia.
Hadis Nabi turut memperkaya narasi ini dengan mengenang banyak sosok perempuan dari masa lalu dalam sabda-sabdanya. Sebagian besar perempuan yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis adalah figur-figur beriman dan salehah, yang menjadi teladan ideal bagi perempuan dalam perspektif Islam.
Hal ini mencerminkan pandangan Al-Qur’an dan hadis terhadap posisi perempuan, sekaligus menunjukkan penghormatan Islam terhadap peran dan kontribusi mereka dalam kehidupan.
Buku ini menghadirkan kisah-kisah inspiratif perempuan yang diabadikan dalam Al-Qur’an, hadis, serta riwayat-riwayat klasik. Buku ini tidak hanya menggali hikmah yang tersembunyi dalam kisah-kisah tersebut tetapi juga merefleksikannya dalam konteks kehidupan kontemporer. Buku ini memuat beragam kisah penuh hikmah, di antaranya: kisah Asiyah Binti Muzahim, istri Firaun; karamah seorang perempuan salihah yang dikirimi makanan oleh Allah; keteguhan seorang istri yang setia mendampingi suami yang sakit; kecenderungan perempuan untuk berhias dalam batas syariat; hingga kisah seorang ibu yang secara tidak sadar mendoakan buruk bagi anaknya.
Selain itu, terdapat pula cerita dua perempuan yang berebut satu anak, perempuan yang mendidik anak-anaknya untuk berjihad, hingga kisah perempuan yang diteguhkan imannya melalui bayinya. Kisah-kisah teladan lainnya meliputi perjuangan Sayyidah Hajar bersama Nabi Ismail kecil di tengah gurun, perempuan yang kehilangan anaknya karena diterkam serigala, hingga Sarah, istri Nabi Ibrahim, yang dijaga Allah dari gangguan seorang raja.
Buku ini juga menyajikan cerita tentang perempuan yang menjaga kehormatannya dari sepupunya, seorang pelacur yang diampuni Allah karena memberi minum seekor anjing, dua istri Nabi Ismail dengan pelajaran rumah tangga mereka, dan hikmah dari kisah seguci emas serta menikah muda.
Selain itu, pembaca akan menemukan inspirasi dari perempuan tua yang berharap mendampingi Nabi Musa di surga, perempuan yang memberikan nasihat bijak kepada seorang alim, dan dampak buruk dari mengabaikan nasihat istri. Kisah tentang godaan yang memikat seorang lelaki, dampak minuman keras, serta peringatan menggetarkan dari seorang rahib perempuan tua juga turut melengkapi koleksi cerita penuh nilai ini.
Dengan memiliki buku ini, pembaca akan diajak menggali pelajaran berharga dari kisah-kisah teladan yang mampu menjadi panduan menuju kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengombinasikan narasi dan analisis maknanya, buku ini menawarkan bacaan yang tidak hanya menarik tetapi juga mendidik, menjadikannya relevan bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam peran perempuan dalam Islam.
Judul : Cerita Nabi tentang Wanita
Penulis : Ahmad Muhammad al-Syarqawi
Penerbit : Qaf
Cetakan : November 2024
Tebal : 276 halaman
ISBN : 978-623-6219-88-1